EUR/USD 1.086   |   USD/JPY 156.430   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.667   |   Gold 2,425.82/oz   |   Silver 32.45/oz   |   Wall Street 39,848.61   |   Nasdaq 16,794.87   |   IDX 7,186.04   |   Bitcoin 71,448.20   |   Ethereum 3,663.86   |   Litecoin 88.60   |   PT Formosa Ingredient Factory Tbk (BOBA) akan membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp5.7 miliar, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp300 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, Selasa (21/Mei), 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menyampaikan jadwal pembagian dividennya sebesar Rp1.4 triliun. Cum date dijadwalkan pada 28 Mei 2024, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,331, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,748 pada pukul 19:20 ET (23:20 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 39,923, 13 jam lalu, #Saham AS

Dua Kabar Baik Memantik Rebound GBP/USD

Penulis

Berita domestik Inggris mengerek GBP/USD di tengah sepinya rilis data ekonomi yang berdampak lebih tinggi dari negeri Paman Sam.

Seputarforex - Pound Sterling menampilkan kinerja ciamik dalam perdagangan hari Selasa (23/April), selaras dengan pemulihan data-data ekonomi Inggris. Duet GBP/USD mengalami rebound lebih dari 0.8% sampai level tertinggi pada 1.2450-an, sementara GBP/JPY menanjak lagi ke arah 193.00 dan EUR/GBP menjauh dari level tertingginya tahun ini.

GBPUSD Daily

Dua kabar baik mencuat dari Inggris hari ini, yakni pemulihan data aktivitas sektor jasa serta pernyataan Kepala Ekonom BoE yang bernada sedikit hawkish. Keduanya mampu mengerek GBP/USD di tengah sepinya rilis data ekonomi yang berdampak lebih tinggi dari negeri Paman Sam.

S&P Global melaporkan Indeks Manajer Pembelian (PMI) untuk sektor jasa Inggris mengalami kenaikan dari 53.1 menjadi 54.9 pada April 2024. Angka-angkanya melebihi estimasi konsensus, sekaligus mencetak rekor tertinggi dalam sebelas bulan terakhir.

Sektor jasa sangat dominan dalam perekonomian Inggris, sehingga pasar menyambut hangat kabar tersebut meskipun terjadi perlambatan pada sektor manufaktur dalam kurun waktu yang sama. Data membuktikan bahwa pemulihan ekonomi Inggris terus berlanjut. Selaras dengan itu, Bank of England (BoE) tak harus buru-buru memangkas suku bunganya.

"Aktivitas sektor swasta Inggris meningkat selama enam bulan berturut-turut pada bulan April karena pemulihan yang kuat dalam output sektor jasa membantu mengimbangi penurunan kecil dalam produksi manufaktur," ungkap S&P Global.

Pekan lalu, Gubernur BoE dan seorang deputinya mengatakan bahwa inflasi Inggris berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai target 2.0%. Pernyataan mereka telah memperkuat prospek penurunan suku bunga mulai Juni. Namun, jika tekanan inflasi Inggris kembali meningkat selaras dengan pemulihan ekonominya, BoE dapat menunda penurunan suku bunga hingga bulan Agustus.

Kepala Ekonom BoE, Huw Pill, hari ini juga menampik ekspektasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Dalam pidatonya di Chicago Booth di London, ia menegaskan bahwa "prospek kebijakan moneter Inggris pada kuartal mendatang TIDAK berubah secara substansial sejak awal Maret."

Para pakar kini memiliki pendapat berbeda-beda mengenai prospek pemangkasan suku bunga BoE pada Juni. Sebagian menilai BoE tetap akan menurunkan suku bunga pada Juni, sebagian yang lain menilai prospek penurunan pada Agustus justru lebih meyakinkan. Semua pihak akan terus memantau data-data mendatang untuk menemukan sinyal yang lebih jelas.

George Buckley, seorang ekonom Nomura, memaparkan, "PMI Inggris menggarisbawahi kuatnya aktivitas (ekonomi Inggris), dan harga output terus menurun, meskipun harga input meningkat tajam. Kami mempertahankan pandangan bahwa BoE kemungkinan akan melakukan pemangkasan hanya pada bulan Agustus."

Rob Wood, Economist di Pantheon Macroeconomics, tak sependapat. "Waktu penurunan suku bunga pertama yang dilakukan MPC (BoE) relatif independen terhadap data dalam pandangan kami. Atau dengan kata lain, halangan untuk penurunan suku bunga itu rendah. Data yang hanya meleset sedikit dan tanda-tanda persistensi inflasi ekstra yang pas-pasan tidak akan membuat MPC keluar dari jalurnya. Oleh karena itu, kami terus memperkirakan MPC akan menurunkan suku bunga bank pada bulan Juni, kemudian melakukannya lagi pada bulan September dan Desember," katanya.

300417
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.