EUR/USD 1.086   |   USD/JPY 156.430   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.667   |   Gold 2,421.01/oz   |   Silver 32.26/oz   |   Wall Street 39,872.99   |   Nasdaq 16,794.87   |   IDX 7,186.04   |   Bitcoin 71,448.20   |   Ethereum 3,663.86   |   Litecoin 88.60   |   PT Formosa Ingredient Factory Tbk (BOBA) akan membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp5.7 miliar, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp300 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, Selasa (21/Mei), 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menyampaikan jadwal pembagian dividennya sebesar Rp1.4 triliun. Cum date dijadwalkan pada 28 Mei 2024, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,331, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,748 pada pukul 19:20 ET (23:20 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 39,923, 18 jam lalu, #Saham AS

Inflasi PCE Trengginas, Dolar AS Ngegas

Penulis

Laporan PCE mengonfirmasi bahwa tekanan inflasi AS lebih kuat daripada perkiraan, sehingga suportif bagi dolar AS menjelang rapat FOMC minggu depan.

Seputarforex - Dolar AS menguat dalam perdagangan hari Jumat (26/April) berkat dua kabar anyar yang fantastis. Pertama, laporan Belanja Konsumen Personal (PCE) mengonfirmasi bahwa tekanan inflasi AS lebih kuat daripada perkiraan. Kedua, bank sentral Jepang mengekspresikan sikap dovish yang melonjakkan USD/JPY sampai rekor multidekade baru. Indeks Dolar AS (DXY) kini pulih ke kisaran 106.00, kembali mendekati harga pembukaan awal pekan.

DXY Daily

Indeks Harga PCE Inti adalah salah satu instrumen pengukur inflasi yang dipantau oleh Federal Reserve AS. Untuk mencapai target inflasi 2%, data ini semestinya bertumbuh 0.2% dari bulan ke bulan. Namun, data terbaru menunjukkan pertumbuhannya 0.3% (m/m) pada bulan Maret 2024.

Pertumbuhan tahunan Indeks Harga PCE Inti juga tetap 2.8%, padahal konsensus sebelumnya mengharapkan perlambatan sampai 2.6%. Angka-angka tersebut membuat pasar semakin meragukan prospek penurunan suku bunga The Fed tahun ini, karena bank sentral kemungkinan harus mempertahankan suku bunga tinggi demi menekan inflasi.

"Waktu penurunan suku bunga (The Fed) kemungkinan akan ditunda semakin lama karena inflasi jasa kembali meningkat pada bulan lalu," kata Jeffrey Roach, kepala ekonom di LPL Financial, kepada Reuters, "Jika perekonomian (Amerika Serikat) melambat dan inflasi tetap tinggi, perdebatan mengenai stagflasi kemungkinan akan muncul kembali, (sehingga) berpotensi memicu volatilitas di pasar."

Laporan PCE memicu penurunan peluang dari 65% menjadi 60% untuk skenario pemangkasan suku bunga The Fed pada September 2024. Semakin banyak pelaku pasar mulai menggeser ekspektasi awal pemangkasan suku bunga ke bulan November 2024 dan bahkan kuartal pertama 2025.

Menjelang rapat FOMC pada tanggal 30 April-1 Mei mendatang, perubahan hawkish ini dapat menyokong greenback. Konsensus kini memperkirakan FOMC tak akan mengubah suku bunga The Fed dalam kesempatan tersebut, sembari terus menegaskan komitmen untuk mempertahankan suku bunga tinggi selama diperlukan.

300432
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.