Menu

Reli Dolar Mereda Pasca Bentrokan Israel-Iran

A Muttaqiena

Dolar AS tak bereaksi menghadapi kabar bentrokan Israel-Iran. Sejumlah pihak malah merasa lega atas minimnya tanda-tanda eskalasi konflik sejauh ini.

Seputarforex - Dolar AS masih mempertahankan posisi dekat level tertinggi multibulan, tetapi mengerem reli bullish-nya pada awal sesi New York hari Senin (15/April). Mata uang adidaya dunia tersebut masih tersokong oleh perubahan ekspektasi suku bunga The Fed baru-baru ini, tetapi Indeks Dolar AS (DXY) terkoreksi dari kisaran 106.00 ke 105.90-an saat berita ditulis.

Pada akhir pekan lalu, Iran melancarkan serangan ke sejumlah fasilitas militer Israel sebagai pembalasan atas penyerangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus. Iran kemudian mengatakan bahwa pihaknya sekarang "menganggap masalah tersebut sudah selesai".

Berbagai negara berupaya meredam tensi kedua kubu. Rusia menghimbau agar semua pihak menahan diri. John Kirby, Juru Bicara Gedung Putih, juga mengatakan bahwa "AS ingin melihat ketegangan mereda" meskipun respons Israel akan tetap tergantung pada pemerintahan PM Benjamin Netanyahu.

Pelaku pasar tak bereaksi kuat menghadapi kabar bentrokan Israel-Iran tersebut. Sejumlah pihak malah merasa lega atas minimnya tanda-tanda eskalasi konflik sejauh ini. Dolar AS masih berstatus sebagai safe haven favorit di tengah konflik, sehingga meredanya reli mata uang ini menandakan bahwa pasar tak memperkirakan adanya eskalasi dahsyat dalam waktu dekat.

"Ada tanda-tanda kelegaan di pasar setelah serangan rudal Iran terhadap Israel pada akhir pekan," kata Shaun Osborne, Kepala Strategi FX di Scotiabank, sebagaimana dilansir dari Reuters, "Untuk saat ini, konflik yang membara masih teratasi."

Pelaku pasar masih berfokus pada spekulasi seputar suku bunga The Fed. Rilis data inflasi AS pekan lalu telah memundurkan ekspektasi awal penurunan suku bunga The Fed dari Juni menjadi September 2024. Namun, pasar akan terus memantau data-data ekonomi AS dan pidato para petinggi The Fed untuk mencari konfirmasi tambahan.

"Ini adalah satu minggu yang sepi data, sehingga semua perhatian akan tertuju pada pidato The Fed di mana lebih dari setengah lusin anggota voting FOMC kemungkinan akan menekankan (pentingnya) kesabaran (dalam pengambilan kebijakan) setelah data CPI yang mengejutkan minggu lalu," ungkap Nicholas Chia, Pakar Strategi makro Asia di Standard Chartered Bank.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE