Meski Turun Tipis, Harga Emas Masih Di Level Tertinggi 253 |
Pada pertemuan rutin bulan Januari kemarin, para anggota OPEC kembali membahas pemantapan pembatasan produksi para anggotanya dan rencana penyetabilan harga crude oil. Target pembatasan produksi mencapai 1.8 juta barrel/hari belum juga tercapai, hal ini dikarenakan memang tidak ada sanksi yang tegas dan jelas jika para anggota OPEC memproduksi lebih banyak dari kuota yang ditetapkan. Level harga 55-60 dollar/barrel merupakan level harga yang menarik bagi setiap produsen minyak bumi sehingga kebanyakan produsen mengambil kesempatan dan momentum tersebut untuk meningkatkan keuntungan produksi mereka.
Rilis data kemarin malam Crude Oil Inventories dari US Energy Information Administration merilis data yang cukup mengejutkan dibandingkan prediksi para ekonom yang cuma sebesar 1.1 juta barrel dan dirilis sebesar 8.5 juta barrel. US merupakan negara pengkonsumsi minyak bumi terbesar kedua setelah Cina. Stok yang melimpah tersebut membuat permintaan akan minyak bumi menurun sehingga pasar global kembali kebanjiran supply karena tidak terserap market dengan maksimal.
Selain itu, penyebab tetap banjir supply crude oil di pasar global dikarenakan aksi ambil moment dari para anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) yang mempunyai kemampuan memproduksi minyak bumi beramai-ramai menggenjot produksinya untuk mengejar peningkatan lapangan kerja sesuai intruksi Presiden Donald Trump (khusus perusahan-perusahan AS) dan mengejar peluang untung dengan maksimal.
Dalam kacamata investor, kondisi tersebut kurang menguntungkan untuk mempertahankan posisi beli crude oil, sehingga melepas posisi menjadi pilihan yang terbaik.
Secara teknikal, posisi perdagangan crude oil saat ini, masih membentuk pola ranging atau flat pada timeframe weekly. Jika mengutip kesimpulan pertemuan OPEC bahwa mereka berencana membentuk harga yang stabil akan menjadi dorongan bagi pergerakan harga untuk tetap bergerak dalam range terbatas atau flat.
Saat ulasan ini dibuat, harga sedang diperdagangkan pada level harga 53.52 dollar per barrel, dan harga sempat terpantul dari batas bawah area flat; besar kemungkinan harga akan kembali menuju middle area flat tersebut. Strategi yang dapat kita ambil yaitu membeli sedekat mungkin lower area flat di kisaran harga 53.06 dengan batasan resiko di bawah level harga 52.80. Atau jika harga berhasil menembus ke bawah lower area flat, kita ambil posisi jual dengan potensi profit sampai level harga 50.00 dollar per barrel.
Rino Purbono
Analyst – Alpari Research & Analysis Ltd
Rino Purbono merupakan seorang analis market asli Indonesia. Ia mempunyai pengalaman di dunia trading forex sejak tahun 2000. Ia pernah menulis buku mengenai forex market. Pernah menjadi trainer dan profesional edukasi forex market untuk broker lokal. Pernah menulis analisa market untuk media lokal bahkan nasional seperti Media Indonesia. Ia aktif memberikan rekomendasi teknikal analisis untuk client secara harian dan analisa mingguan khusus untuk komoditi emas.