EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,089.64   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 5 jam lalu, #Saham AS

Ulasan Saham 21 Juli: IHSG Rawan Profit Taking Oleh Investor Domestik

Penulis

Investor asing tercatat masih nyaman dengan kondisi tax amnesty namun investor domestik terlihat cukup spekulatif melihat ekspektasi BI rate, lalu dimana level IHSG jika terjadi koreksi? saham-saham apa saja yang terlihat baik secara EPS?

IHSG Dalam Catatan

Kinerja IHSG masih cukup solid dengan potensi mendekati level 5,300. Pada ulasan sebelumnya, saya mengulas bahwa IHSG bisa mencapai level 5,335. Volume beli investor asing masih cukup kuat dimana net buy year-to-date mencapai Rp 23 triliun.

Seluruh sektor mengalami kenaikan dimana saat ini sektor property, barang konsumsi dan aneka industri menjadi sektor yang sangat menopang kenaikan IHSG disamping sektor perbankan. Namun, secara teknikal patur diwaspadai karena RSI sudah jenuh beli di atas 78% dan akan ada tekanan profit taking sewaktu-waktu.

Jika melemah, IHSG berpeluang ke level 5,150 dan kemudian bertahan disekitar 5,085. Saat ini support IHSG sudah berada di sekitar level 5,150-an. IHSG pernah rally dari level terendahnya di awal tahun 2014 ketika itu berada di sekitar 4,175 dan menguat sampai mencapai level all time high di 5,500 pada tahun 2015 di bulan April.

Ulasan Saham 21 Juli: IHSG Rawan Profit Taking

 

Economy Update

Bank of England pada hari Rabu mengatakan bahwa bank sentral tidak melihat adanya bukti jelas perlambatan tajam akan terjadi pada perekonomian Inggris pasca keputusan Brexit, meski sekitar sepertiga perusahaan yang berdiskusi dengan bank sentral berencana untuk mengurangi perekrutan dan tingkat investasi.

International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook yang dirilis hari ini kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3.1% di tahun ini, dari proyeksi sebelumnya di bulan April sebesar 3.2%. IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan di 2017 menjadi 3.4% dibandingkan sebelumnya 3.5%.

 

Equity Comment

Ada berita positif yang akan menyasar hasil dari penyerapan tax amnesty, yakni dimana pemerintah memasukkan dana investasi realestat (DIRE) sebagai salah satu instrumen penyerap dana repatriasi pengampunan pajak. Agar instrumen itu mampu menarik minat investor, pemerintah berinisiatif menurunkan pajak-pajak terkait dengan DIRE yang selama ini dinilai kurang kompetitif ketimbang negara lain.

Dalam pengarahannya mengenai fasilitas biaya perolehan hak tanah dan bangunan (BPHTB) bagi penerbitan DIRE kepada sejumlah kepala daerah, hal ini kami lihat akan cukup berpengaruh dalam perluasan kinerja sektor properti di pasar saham, pendalaman likuditas serta rencana bisnis yang semakin melebar dinilai akan menguntungkan saham-saham sektor properti.

Emiten dengan harga saat ini berada diatas harga tertingginya selama satu tahun terakhir, GGRM, MYOR, BBCA, JPFA, GJTL, KKGI, PPRO, BSIM, FASW.

Emiten dengan harga saham berhasil memotong MA10 yakni; BSDE, TARA, DILD, ELSA, SIDO, BEKS, WINS.

Emiten yang memiliki pertumbuhan EPS (earning per share) paling baik, GWSA, JPFA, KIJA, CPIN, FASW, WSKT, BNGA, TCID.

Arsip Analisa By : Aditya Putra
268849
Penulis

Aditya Putra telah aktif di dunia saham selama lebih dari 6 tahun dan hingga saat ini masih menjadi seorang Equity Analyst di perusahaan sekuritas. Aditya menyukai Value Investing, selalu berhasrat menemukan Hidden Gems di saham-saham Small Caps Indonesia, dan terus mengamati saham-saham yang salah harga.