Meski Turun Tipis, Harga Emas Masih Di Level Tertinggi 253 |
Analisa Fundamental
Harga minyak diperdagangkan menguat karena tensi perdagangan AS-China mulai mereda. Presiden Trump diketahui akan menandatangani pakta dagang AS-China Fase Satu pada 15 Januari mendatang.
Selain itu, penguatan emas hitam ini juga disebabkan oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, setelah AS melakukan serangan udara terhadap kelompok milisi Katib Hezbollah yang didukung Iran. Serangan tersebut memicu terjadinya aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar AS di Baghdad pada Rabu (1/Januari).
Pada awal tahun ini juga, OPEC dan para aliansinya sepakat untuk kembali mengurangi pasokan minyak sebanyak 500,000 barel per hari, terhitung sejak 1 Januari 2020.
Penurunan persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu turut menopang harga minyak. Menurut data dari American Petroleum Institute (API), persediaan minyak mentah AS dilaporkan turun 7.8 juta barel. Padahal, para pelaku pasar mengekspektasikan penurunan sebesar 3.2 juta barel.
Analisa Teknikal
Meski secara fundamental harga minyak tampak menguat, tetapi indikator EMA-20 yang masih berada di bawah EMA-50 mengindikasikan bahwa minyak tengah bergerak bearish. Di samping itu, pergerakan harga minyak yang terus bertahan di bawah area Resistance 61.62-62.11 juga diperkirakan dapat memicu aksi jual lebih lanjut.
Rekomendasi
- Entry Sell: 61.62
- Take Profit: 60.84
- Stop Loss: 62.11