Pernahkah Anda merasa dicurangi broker forex? Jika ya, apa yang membuat kecurigaan Anda muncul? Percaya atau tidak, banyak trader merasa dicurangi karena aktivitas harga di platform trading yang dianggap tak normal. Komplain ini biasanya muncul setelah pergerakan 'tak normal' itu kerap merugikan mereka. Dari sinilah kemudian muncul istilah stop loss hunter untuk menyebut broker-broker forex yang dicurigai memanipulasi harga dan merugikan trader.
Apa Itu Stop Loss Hunter?
Stop loss hunter atau pemburu stop loss adalah pihak-pihak yang membidik stop loss trader agar mudah tersentuh. Ketika posisi trader terkena stop loss dan ditutup dengan kerugian, para pemburu ini akan mendapat keuntungan. Trader yang menjadi korban stop loss hunter biasanya mengalami kejadian-kejadian seperti ini:
Insiden 1:
Amin membuka posisi buy EUR/USD di level 1.3150, dan menempatkan stop loss 50 pips dari entry di level 1.3100. Ketika harga turun mencapai 1.3105, posisi Amin tiba-tiba sudah tertutup oleh stop loss. Setelah ditelusuri, ternyata saat itu spread melebar hingga menyentuh target stop loss-nya. Kejadian ini tidak terjadi satu atau dua kali saja, sehingga menimbulkan kerugian besar pada akun Amin meski ia sudah menerapkan manajemen risiko
Insiden 2:
Amin membuka order buy EUR/USD di harga 1.3150. Dalam mempertimbangkan stop loss, ia menjadikan support dari level psikologis 1.3100 sebagai acuan. Tak lama setelah ia open posisi, harga ternyata turun dan menembus support Amin. Transaksi Amin pun rugi 50 pips karena harga sudah menyentuh stop loss. Akan tetapi, penembusan harga itu ternyata tak bertahan lama (false break). Setelah mencapai level 1.3095, harga kembali naik hingga melebihi level entry Amin. Jika saja tidak terkena stop loss, posisi buy Amin pasti bisa berakhir profit. Sama seperti contoh sebelumnya, kejadian ini sudah terjadi beberapa kali.
Insiden 1 merupakan contoh sempurna dari korban broker forex yang menjadi stop loss hunter. Perlu Anda ketahui, hanya broker-broker forex yang diuntungkan oleh kerugian trader saja-lah yang dicurigai berburu stop loss. Biasanya, broker forex seperti ini berjenis market maker (bandar) dan perusahaannya tidak terdaftar dengan jelas. Broker forex teregulasi justru akan rugi jika mereka berburu stop loss, karena ini merupakan tindakan ilegal yang bisa membuat mereka dijatuhi sanksi dan kehilangan banyak klien. Untuk membedakan broker bandar dan non-bandar, Anda bisa bertolak ke artikel berikut.
Di sisi lain, insiden 2 sering kali dianggap bersumber dari kesalahan trader dalam menempatkan stop loss. Hal itu ada benarnya, tapi tingginya frekuensi false break sebenarnya bisa disebabkan oleh para stop loss hunter dari 'golongan' lain.
Untuk mengungkap detailnya lebih jauh, simak fakta-fakta mengejutkan tentang stop loss hunter berikut ini.
1. Broker Forex Bukan Satu-satunya 'Tersangka' Stop Loss Hunter
Ketika berbicara tentang stop loss hunter, banyak trader awam langsung menuding broker bandar sebagai tersangka utama. Meski hal itu benar, tapi sebenarnya ada pelaku lain yang sering luput dari perhatian. Kegagalan mengenali tersangka lain inilah yang sebenarnya menyebabkan banyak trader mengalami insiden 2.
Pelaku yang kita bicarakan disini adalah para big player (pemain besar). Mereka biasanya sudah sangat berpengalaman dan pandai memanfaatkan kesalahan trader amatir untuk mendapat keuntungan maksimal. Bagaimana bisa? Prinsipnya bisa ditelusuri dari hubungan buyer dan seller di pasar forex. Ketika Anda ingin membeli (buy) suatu mata uang di atas level support, darimana Anda melakukannya jika tidak dari penjual (seller)?
Nah, untuk memancing trader amatir melakukan sell di level support, mereka rela 'menggerakkan harga' sedikit di bawah support, lalu melakukan open buy dengan volume besar untuk mendorong harga kembali naik. Para big player biasanya bertransaksi sebagai trader institusi yang memiliki cukup amunisi untuk menciptakan pergerakan seperti itu.
Ilustrasi gambar oleh: Mario Ulic dari fx24seven[dot]com
Mereka juga memiliki keahlian yang mumpuni sehingga bisa memprediksikan level-level stop loss favorit trader. Bagaimanapun juga, rekomendasi penempatan stop loss di hampir semua sumber dan metode belajar forex biasanya tidak jauh-jauh dari 5 hal ini:
- Level bulat atau psikologis.
- High atau low harga terdekat.
- Level Fibonacci dan Pivot Point.
- Moving Average dengan periode yang paling banyak digunakan (MA 10, 20, 50, 100, atau 200).
- Level tempat bertemunya semua unsur-unsur di atas.
Baca Juga:Check the Latest Support and Resistance Levels by Pivot Points
2. Cara Manual Bukan Solusi Mengatasi Stop Loss Hunter
Fakta pertama telah menyimpulkan bahwa stop loss hunter seringkali mengincar level-level umum yang menjadi patokan trader-trader retail. Kalau sudah begitu, apa sebaiknya exit trading dilakukan secara manual saja dan tidak menggunakan stop loss? Jawabannya tergantung dari kemampuan Anda sebagai trader. Jika sudah pro dan bisa melakukan close posisi manual dengan kepala dingin, maka silakan saja. Namun, apabila Anda masih sering dipengaruhi emosi trading saat mengambil tindakan, maka cara ini justru bisa mempercepat kerugian Anda.
Sebagai solusi, Anda bisa mengantisipasi stop loss hunter dengan memberi jarak beberapa pips dari level kunci yang ditargetkan. Dalam contoh trading Amin misalnya, memilih level bulat 1.3100 sebagai stop loss adalah tindakan kurang bijak, karena besar kemungkinan para stop loss hunter akan beraksi di area tersebut. Untuk mengantisipasinya, lebih baik longgarkan stop loss di area 1.3092, 10394, dan sejenisnya.
Selain itu, akan lebih baik lagi jika Anda memilih untuk mendasarkan stop loss dari aturan manajemen risiko. Misalnya, jika Anda memiliki batas toleransi risiko 30 pips untuk setiap posisi, maka gunakan saja pedoman tersebut untuk menentukan stop loss. Aturan seperti ini cukup mustahil diprediksi stop loss hunter karena manajemen risiko setiap trader berbeda-beda, tidak seperti acuan pergerakan harga yang relatif sama di semua chart trader.
Baca Juga:Compare Most Popular Platforms in Forex Trading
3. Aksi Stop Loss Hunter Bisa Dilihat Dari Price Action
Berkaca dari situasi yang sering terjadi, ulah stop loss hunter sebenarnya bisa dikenali sebagai false break di chart. Kondisi ini biasa ditandai oleh gerak harga yang seolah-olah menembus suatu level penting dan mengawali breakout.
Karena peluang breakout cukup besar, banyak trader terkecoh oleh false break seperti ini. Padahal jika mereka belajar cara mengkonfirmasi breakout, kerugian false break tentu bisa diminimalisir. Nah, salah satu metode yang disarankan adalah dengan menunggu konfirmasi price action. Saat pasar sedang dipenuhi oleh ketidakpastian, harga akan membentuk candle dengan sumbu panjang melebihi body-nya.
Contoh 1
Contoh 2
Jika sumbu candle ini menembus level penting, maka jangan langsung mengasumsikannya sebagai sinyal breakout. Sebaiknya tunggu dulu sampai candle berikutnya tertutup di luar level support atau resistance untuk mendapat konfirmasi lanjutan. Perhatikan juga apakah jenis candle tersebut bullish atau bearish. Penembusan harga dari support akan terkonfirmasi jika dilanjutkan dengan candle bullish, begitu pula sebaliknya jika harga breakout dari resistance.
Baca Juga:Pakai Akun Demo Untuk Melatih Analisa Support Resistance
Apa Saja Tips Untuk Menghindari Stop Loss Hunter?
Dari beragam ulasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa trader retail (terutama yang masih pemula) harus sangat berhati-hati agar tidak menjadi korban stop loss hunter. Mulai dari tahap memilih broker forex hingga merencanakan posisi trading, ini dia tips lengkap melindungi diri dari stop loss hunter:
- Pilih broker forex dengan teliti. Usahakan sebaik mungkin untuk menghindari broker bandar, serta lihat pengalaman dan regulasi broker forex untuk menentukan kredibilitasnya. Anda bisa berpedoman pada artikel berikut untuk memilih broker forex yang aman. Anda juga bisa langsung melakukan riset mandiri dengan mengunjungi situs resmi masing-masing broker forex.
- Buatlah jurnal trading sehingga Anda bisa mengevaluasi hasil transaksi. Hal ini bisa menunjukkan apakah kerugian Anda hanya berasal dari kesalahan sendiri atau disebabkan ulah stop loss hunter. Selain itu, Anda juga bisa mengenali pihak mana yang suka memburu stop loss trading Anda, apakah broker forex atau pemain besar.
- Hindari menempatkan Stop Loss tepat di level-level kunci yang umum (level psikologis, pivot point, Fibonacci, level high atau low, dsb.).
- Kurangi trading di momen rilis berita berdampak tinggi. Jika masih mempunyai posisi floating di saat seperti itu, sesuaikan stop loss-nya dengan tingkat volatilitas terbaru.
- Waspadai false break dengan menunggu konfirmasi lebih lanjut. Jangan terburu-buru mengambil keputusan saat sinyal price action menunjukkan ketidakpastian pasar.
- Selalu gunakan lebih dari satu sinyal trading untuk mengambil keputusan penting.
- Tingkatkan disiplin trading dan kendalikan emosi Anda. Dalam berburu stop loss, para pemain besar tidak hanya memanfaatkan pengetahuan mereka akan level-level kunci yang umum digunakan trader, tapi juga kebiasaan buruk trader pemula yang masih sering dipengaruhi oleh ketakutan (fear) dan keserakahan (greed).
Jika broker forex Anda terdeteksi sebagai stop loss hunter, sebaiknya bersikaplah waspada dengan tanda-tanda kecurangan yang lain. Artikel ini mengungkap 5 gejala lain yang bisa dilakukan broker forex untuk mengeruk keuntungan dengan menipu kliennya.