EUR/USD 1.088   |   USD/JPY 155.870   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.670   |   Gold 2,439.35/oz   |   Silver 32.03/oz   |   Wall Street 40,003.59   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,317.24   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 5 jam lalu, #Saham AS

Deutsche Bank: Dampak Trumponomics Pada Rupiah Dan Mata Uang Asia

Penulis

DB memandang sejumlah mata uang Asia, dipimpin oleh Yuan China, akan mengalami overvalue dan kerentanan akibat Trumponomics.

Seputarforex.com - Deutsche Bank (DB), salah satu lembaga keuangan paling berpengaruh di dunia, memberikan analisanya terhadap mata uang-mata uang Asia dalam pengaruh Trumponomics, istilah untuk kebijakan ekonomi yang akan dilancarkan oleh Donald Trump.

deutsche-bank

DB memandang sejumlah mata uang Asia, dipimpin oleh Yuan China, akan mengalami overvalue dan kerentanan akibat Trumponomics. Memang, sampai saat ini Trump belum secara gamblang memaparkan kebijakan-kebijakannya pasca terpilih sebagai Presiden AS, namun pasar dan DB melihat dari apa yang disampaikannya saat kampanye.

"Penilaian terbaru kami dalam bentuk snapshot, menyoroti Yuan (CNY), Dolar Australia (AUD), Peso Philipina (PHP), dan Rupiah (IDR) sebagai mata uang-mata uang termahal di dunia," kata Oliver Harvey, Kepala Ahli Strategi di DB London dalam catatannya yang dirilis minggu lalu. "(Mata uang) Brazil juga tampak sangat rentan dalam metrik kami."


Trump Dan Janji Proteksi Perdagangannya

Dalam laporan terpisah, Kepala Ekonom Taimur Baig mengatakan bahwa ekonomi Asia juga akan rentan terhadap "kepicikan" Amerika Serikat setelah Trump menerapkan proteksi perdagangannya.

"Jika presiden terpilih--Donald Trump--mewujudkan janjinya untuk menjauh dari kesepakatan perdagangan multilateral dan menerapkan tarif pada barang-barang impor, maka dampaknya akan mengakselerasi dinamika deglobalisasi (anti-globalisasi)."

"Arahnya akan menuju ke 'zero-sum world', dimana perolehan Amerika Serikat didapatkan dari biaya tinggi yang dikeluarkan oleh negara-negara berkembang, khususnya karena besarnya ketergantungan ekspor negara-negara berkembang Asia," tulis Baig.

eskpor-asia-ke-asGrafik persentase ekspor negara-negara Asia ke AS, sumber: Deutsche Bank


Divergensi Kebijakan Moneter Geser Ke Politik

Menurut grafik DB, mata uang-mata uang negara berkembang Asia secara umum telah tampil lebih baik terhadap Dolar AS dalam dua tahun terakhir ini. "Tahun ini merupakan tahun yang sangat melelahkan bagi para investor momentum makro, khususnya dalam refleksi pergeseran kekuasaan dari kebijakan bank sentral ke politik-politik istimewa. ..." tulisnya dalam sebuah catatan berjudul Don't Fade the Dollar/Asia Move.

Pada akhirnya, Trumponomics -khususnya kebijakan perdagangan- kemungkinan akan memacu divergensi pertumbuhan antara pasar negara maju dan pasar negara berkembang. Intinya, akan buruk bagi perekonomian Asia.

Deutsche Bank mengatakan, apabila janji kebijakan proteksionisme Trump terwujud, maka hal ini akan memberikan imbas pada proporsi ekonomi, khususnya ketidakseimbangan pangsa pasar ekspor manufaktur di Asia.

276281
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.