EUR/USD 1.088   |   USD/JPY 155.870   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.670   |   Gold 2,437.32/oz   |   Silver 32.51/oz   |   Wall Street 40,003.59   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,317.24   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 1 jam lalu, #Saham AS

Dolar AS Mulai Bangkit Berkat Pemulihan Di Pasar Saham

Penulis

Kembalinya Risk Appetite di pasar saham membantu Dolar AS menguat terhadap mata uang safe haven. Meredupnya ketegangan AS-China juga ikut meredam penurunan Dolar.

Dolar AS berusaha mempertahankan kenaikan di hari Kamis (27/12) pagi, setelah kemarin malam menguat cukup signifikan hingga menyentuh level tertinggi sepekan terakhir di 97.11. Greenback terus tertekan dalam beberapa hari ke belakang, karena dipicu oleh aksi jual obligasi AS, outlook suram perekonomian 2019, dan masalah terkait Government Shutdown Negeri Paman Sam yang belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian.

Saat berita ini di-update pada pukul 09:50 WIB, Indeks Dolar sudah sedikit menurun dan berada di kisaran 96.87.

Indeks Dolar - 27 Desember 2018

 

Rebound Wall Street Bantu Angkat Dolar AS

Meredupnya Risk Appetite dalam sepekan terakhir telah menumbangkan bursa saham global, dan mendorong kenaikan aset safe haven seperti Yen, Franc Swiss, maupun logam mulia Emas. Akan tetapi, data penjualan selama libur Natal di AS melonjak 5.1 persen (sebesar $850 miliar) dari tahun sebelumnya, dan mencatat kenaikan tahunan terbesar sejak 2012 lalu. Hal ini pun kembali menumbuhkan kepercayaan investor.

Lonjakan penjualan selama liburan itulah yang mendasari rebound bursa saham AS. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) meroket lebih dari 1,000 poin pada perdagangan hari Rabu kemarin (26/12), diikuti oleh indeks saham AS lainnya. Bisa dikatakan, Risk Appetite yang kembali bersinar sukses memulihkan pasar saham AS, dan inilah yang mengangkat pergerakan Dolar AS versus mata uang safe haven.

 

Meredupnya Ketegangan AS-China

Di tengah simpang siur masalah perang dagang AS-China, sentimen positif dengan cepat menyokong performa Dolar, setelah muncul kabar bahwa pihak AS akan melakukan perjalanan ke Beijing pada tanggal 7 Januari 2019. Mereka dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat China terkait penyelesaian perang dagang antara kedua negara.

Langkah AS untuk menyelesaikan masalah perdagangan dengan Negeri Tirai Bambu meredakan kekhawatiran pasar, menyokong minat risiko, dan mendukung Yields Obligasi AS bertenor 10 tahun untuk naik 8 basis poin menjadi 2.8 persen.

"Risiko terkait perang dagang sedikit berkurang, sehingga sentimen risiko akan mendukung mata uang komoditas dan pasar negara berkembang. Jika Risk Appetite terus membaik, maka tidak tertutup kemungkinan Indeks Dow Jones akan berlanjut naik, sehingga akan mendorong Dolar bergerak lebih tinggi versus Yen maupun Franc Swiss," kata Stephen Innes, kepala perdagangan Broker OANDA untuk kawasan Asia.

286776
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.