EUR/USD 1.075   |   USD/JPY 154.900   |   GBP/USD 1.250   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,317.98/oz   |   Silver 27.56/oz   |   Wall Street 38,884.26   |   Nasdaq 16,332.56   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 62,334.82   |   Ethereum 3,006.58   |   Litecoin 80.82   |   PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam akan melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dengan agenda pembagian dividen, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) mengalami kenaikan 13% ke level Rp125 setelah IPO pada hari ini (8/Mei), 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Elon Musk mengusulkan untuk menguji paket bantuan pengemudi canggih Tesla (NASDAQ: TSLA) di Cina dengan menerapkannya di robotaxis, selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut, 5 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 stabil di 5,214, sementara Nasdaq 100 datar di 18,205 pada pukul 19:15 ET (23:15 WIB). Dow Jones berada di kisaran 39,022, 5 jam lalu, #Saham AS

Dolar Unggul, Sterling Rontok Akibat Resesi Ekonomi Inggris

Penulis

GBP/USD anjlok nyaris 2 persen akibat sikap BoE yang lebih pesimistis terhadap prospek ekonomi Inggris ke depan.

Seputarforex - Greenback menjadi juara pasar forex hari ini (3/November), menyusul pengumuman hasil rapat Federal Reserve dan Bank of England yang mengguncang pasar. The Fed ternyata mengambil sikap lebih hawkish daripada estimasi pasar, sedangkan BoE justru semakin pesimistis terhadap prospek ekonomi Inggris ke depan. Konsekuensinya, GBP/USD anjlok nyaris 2 persen sampai menyentuh rekor terendah pada 1.1156.

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via TradingView

Federal Reserve dan BoE masing-masing menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dalam kesempatan terpisah. Namun, pengumuman suku bunga BoE mencakup pula peringatan terhadap resesi yang lebih buruk daripada estimasi pasar.

BoE memperkirakan inflasi akan mencapai puncak tertinggi 40 tahun pada tingkat 11 persen dalam kuartal sekarang. Namun, BoE menampik ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut yang berukuran jumbo. Alasannya, ekonomi Inggris memasuki masa resesi yang dapat berlangsung hingga dua tahun ke depan --jauh lebih lama dibandingkan era krisis keuangan 2008/2009.

BoE memperkirakan resesi dapat mengakibatkan tingkat pengangguran meningkat dua kali lipat per tahun 2025. Situasi ekonomi seperti ini membutuhkan pendekatan kebijakan yang lebih hati-hati, sehingga bank sentral kemungkinan hanya dapat menaikkan suku bunga secara perlahan.

"Dengan dua anggota MPC tidak bersedia mendukung kenaikan suku bunga 75 bps bulan ini dan mengingat kemungkinan bahwa ekonomi Inggris akan berada dalam resesi pada pertemuan BoE berikutnya, prospek kenaikan 75 bps dari BoE terlalu sulit untuk terwujud," kata Jane Foley, kepala strategi FX di Rabobank.

Sikap BoE berbeda dengan The Fed yang relatif lebih optimistis. The Fed meyakini laju inflasi masih tetap tinggi, sehingga membutuhkan kenaikan suku bunga lebih lanjut secara agresif.

"Masih sangat prematur untuk berpikir tentang menjeda (kenaikan suku bunga The Fed lanjutan -red)," kata Ketua The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers seusai rapat dini hari tadi.

Juan Perez, direktur trading di MONEX USA, mengatakan bahwa dominasi dolar akan terus berlanjut. Pasalnya, berkembangnya resesi dalam perekonomian global akan menggerakkan lebih banyak modal "cari aman" untuk masuk ke dolar AS.

Download Seputarforex App

298485
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.