EUR/USD 1.088   |   USD/JPY 155.870   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.670   |   Gold 2,437.32/oz   |   Silver 32.51/oz   |   Wall Street 40,003.59   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,317.24   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 3 jam lalu, #Saham AS

Exit Poll Pemilu Inggris Dirilis, Pound Capai Rekor Tertinggi 2 Tahun

Penulis

Kemenangan partai Konservatif dalam pemilu Inggris disambut hangat oleh pelaku pasar, sehingga Pound menguat terhadap semua mata uang mayor lain.

Pound meroket hingga hampir 2.5 persen ke level tertinggi sejak Mei 2018 pada kisaran 1.3515 dalam perdagangan hari ini (13/Desember), setelah hasil pemilu awal menunjukkan bahwa partai Konservatif bakal memenangkan kursi mayoritas di parlemen Inggris. Boris Johnson dipastikan mampu mempertahankan kursi Perdana Menteri Inggris dan mengeksekusi brexit sesuai rencana.

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Exit Poll menunjukkan bahwa partai Konservatif akan memenangkan 368 kursi dalam parlemen Inggris, sedangkan partai Labour bakal memperoleh 191 kursi saja, disusul oleh SNP 55 kursi dan Liberal Demokrat 13 kursi. Apabila benar demikian, maka partai Konservatif akan memperoleh mayoritas +86, jauh lebih tinggi ketimbang proyeksi MRP YouGov terakhir. Sebaliknya, partai Labour kehilangan 71 kursi yang dikuasainya saat ini dan mencetak kekalahan paling parah sejak tahun 1924.

Hasil pemilu semacam itu memberikan jumlah suara yang memadai bagi PM Boris Johnson untuk mengesahkan kesepakatan brexit dan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa sesuai deadline 31 Januari 2020. Tak pelak, Poundsterling melesat kuat terhadap semua mata uang mayor. Selain unggul versus Greenback, Pound juga sukses melumpuhkan Euro di rekor terendah sejak Juli 2016. Indeks FTSE 100 Futures pun melonjak drastis.

Viraj Patel, seorang pakar strategi dari Arkera, mengatakan, "Pound bisa bergerak ke area 1.35-1.36 berdasarkan konfirmasi malam ini. Satu hal yang diinginkan oleh harga aset-aset Inggris sejak tahun 2016 adalah pemerintah Inggris yang berfungsi stabil. Mayoritas 86 kursi (yang diperoleh) partai Konservatif akan menyediakannya. Ekspektasi tinggi untuk kemajuan brexit dalam waktu cepat."

Meski demikian, sejumlah analis lain memeringkatkan trader berhati-hati karena ada kemungkinan Pound akan mencapai "puncak"-nya dalam jangka pendek, karena hasil pemilu ini selaras dengan ekspektasi pasar sejak jauh-jauh hari.

Phil McHugh dari Currencies Direct memaparkan, "Pound telah reli tajam lebih dari 2 persen karena fakta bahwa kita menyaksikan mayoritas Konservatif unggul di Exit Poll. Kekuatan hasil pemilu ini telah memberikan keyakinan kepada trader untuk membeli. Jika hasilnya dikonfirmasi, kami memperkirakan kenaikan tambahan minor sedikit, karena mayoritas yang solid akan memuluskan proses legislasi lanjutan bagi pemerintahan partai Konservatif. Namun, kebanyakan sisi atas tampaknya sekarang sudah diperhitungkan dalam Pound, dan dalam jangka panjang kemungkinan akan ada ganjalan untuk memfinalisasi brexit pada akhir tahun 2020."

291297
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.