Dolar Australia menguat dan menciptakan gap naik pada pembukaan perdagangan hari Senin (20/Mei), menyusul kemenangan pemerintah pada Pemilu yang diadakan akhir pekan lalu. Pair AUD/USD saat ini berada di kisaran 0.6911, berusaha menjauhi level terendah 4 bulan yang tersentuh pada hari Jumat (17/Mei) pada 0.6864.
Di sisi lain, Indeks Dolar (DXY) secara umum bergerak stabil di level 97.97, masih di kisaran tertinggi sejak Mei 2017. Kondisi fundamental AS di tengah hiruk pikuk perang dagang dan perlambatan ekonomi global yang dinilai pelaku pasar lebih kokoh dibandingkan kawasan lain, masih mendukung Dolar AS selama beberapa minggu terakhir.
Hasil Mengejutkan Pemilu Australia Dukung AUD
Penguatan Dolar Australia di awal pekan ini merupakan bentuk reaksi pasar terhadap kemenangan mengejutkan dari Koalisi Liberal-National yang dipimpin oleh PM Scott Morrison. Secara tidak terduga, kelompok tersebut berhasil mengalahkan Partai Buruh yang sebelumnya lebih difavoritkan sebagai pemenang.
Namun menurut analis, penguatan Dolar Australia pasca hasil Pemilu tidak akan bertahan lama, karena aspek pemerintahan secara umum tidak memiliki pengaruh besar terhadap kebijakan moneter yang lebih diperhitungkan para pelaku pasar.
"Reaksi yang terjadi pada Dolar Australia dinilai cukup signifikan karena hasil Pemilu yang mengejutkan. Namun hasil pemilu tidak akan menjadi pendorong besar bagi Dolar Australia, karena perubahan pemerintahan biasanya tidak mengarah kepada perubahan kebijakan moneter yang besar," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi mata uang di Mizuho Securities.
Selain terdorong oleh persoalan Pemilu di atas, Dolar Australia rupanya juga mendapat dukungan dari pernyataan Bank Sentral China (PBoC) yang diungkapkan pada hari Minggu kemarin (19/Mei). Mereka menegaskan akan menjaga stabilitas Yuan dalam kisaran yang wajar dan seimbang, di tengah potensi gejolak perekonomian dan imbas dari perang dagang dengan Negeri Paman Sam.
