EUR/USD 1.086   |   USD/JPY 156.430   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.667   |   Gold 2,417.06/oz   |   Silver 31.68/oz   |   Wall Street 39,806.77   |   Nasdaq 16,794.87   |   IDX 7,266.69   |   Bitcoin 71,448.20   |   Ethereum 3,663.86   |   Litecoin 88.60   |   PT Formosa Ingredient Factory Tbk (BOBA) akan membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp5.7 miliar, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp300 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, Selasa (21/Mei), 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menyampaikan jadwal pembagian dividennya sebesar Rp1.4 triliun. Cum date dijadwalkan pada 28 Mei 2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,331, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,748 pada pukul 19:20 ET (23:20 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 39,923, 6 jam lalu, #Saham AS

Inflasi Australia Kembali Turun, AUD/USD Merosot Sejenak

Penulis

Inflasi konsumen Australia turun di bawah ekspektasi sehingga pasar sempat mengkhawatirkan jeda kenaikan suku bunga RBA.

Seputarforex - Biro Statistik Australia pada hari Rabu (26/Juli) merilis data CPI yang lebih rendah dari ekspektasi. CPI tahunan Australia turun dari 7 persen menjadi 6 persen, lebih rendah dari konsensus 6.2 persen. Sementara dalam basis kuartalan (quarter-over-quarter), data CPI Australia turun dari 1.4 persen menjadi 0.8 persen, di bawah forecast ekonom sebesar 1.0 persen.

Data inflasi yang turun lebih dalam dari ekspektasi langsung menekan Dolar Australia. Pasalnya, pasar memperkirakan Bank Sentral Australia (RBA) akan menahan suku bunga pada pertemuan selanjutnya. AUD/USD pun merosot hingga 0.64 persen dan mencapai 0.6729. Namun saat berita ini ditulis, harga sudah terkoreksi ke 0.6759.

Inflasi Australia Kembali Turun, AUD/USD Merosot Tajam

 

Inflasi Masih Jauh Dari Target RBA

Penurunan AUD/USD pagi ini tak bertahan lama karena pasar segera menyadari jika tingkat inflasi Australia saat ini masih cukup jauh dari target RBA di sekitar 2-3 persen.

Biaya sewa dan perumahan masih cukup tinggi, dan hambatan pada rantai pasokan serta faktor cuaca membuat harga bahan pangan ikut meningkat. Faktor-faktor ini menjadi tantangan bagi pembuat kebijakan RBA untuk menurunkan inflasi lebih jauh.

Di samping itu, ketenagakerjaan Australia yang ketat masih akan memicu kenaikan inflasi. Data Employment Change Australia baru-baru ini menunjukkan sektor tenaga kerja tetap solid hingga akhir kuartal kedua, sementara tingkat pengangguran (Unemployment Rate) berada di dekat level terendah 50 tahun.

Jadi meskipun RBA benar-benar menjeda kenaikan suku bunga setelah rilis data inflasi kali ini, outlook jangka panjang untuk kebijakan moneter bank sentral tersebut tetaplah hawkish. Sebagai informasi, RBA telah menaikkan suku bunga sebanyak 400 bps sejak tahun lalu untuk memerangi inflasi yang tidak terkendali. Dengan laju pencapaian saat ini, mayoritas ekonom memperkirakan inflasi Australia baru akan mencapai target 2-3 persen pada pertengahan 2025.

Download Seputarforex App

299600
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.