EUR/USD 1.088   |   USD/JPY 155.870   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.670   |   Gold 2,439.35/oz   |   Silver 31.99/oz   |   Wall Street 40,003.59   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,266.69   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   AUD/JPY bergerak di bawah 104.50 setelah Tiongkok memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, 2 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF berada di Sekitar 0.9100 dengan sentimen positif, 2 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD dapat terkoreksi lebih rendah jika gagal menembus level 1.2700, 2 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Potensi bullish EUR/USD masih ada menjelang pidato The Fed, 2 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 8 jam lalu, #Saham AS

Pemerintah Inggris Dirumorkan Putus Asa, Pound Tergelincir

Penulis

Poundsterling mundur sejengkal dari rekor tertinggi satu bulan. Semua mata bakal menyoroti laporan negosiasi dagang Inggris-Uni Eropa pada hari Kamis.

Seputarforex - Poundsterling melemah sekitar 0.2 persen ke kisaran 1.2715 versus USD dalam perdagangan hari Rabu ini (23/Juli), setelah beredar rumor bahwa tim PM Boris Johnson bekerja dengan ekspektasi Inggris gagal mencapai kesepakatan dagang dengan Uni Eropa. Di tengah iklim diplomatik AS yang cenderung agresif, perundingan dagang Inggris dengan Amerika Serikat juga kemungkinan tidak akan tercapai sebelum pemilu presiden AS pada bulan November mendatang.

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Media The Telegraph melaporkan bahwa pemerintah Inggris bekerja dengan asumsi Inggris akan bertransaksi dagang dengan Uni Eropa dalam kerangka aturan WTO (World Trade Organization) setelah masa transisi brexit berakhir pada 31 Desember 2020. Kerangka aturan WTO merupakan opsi "default" yang akan berlaku secara otomatis jika Inggris gagal mencapai kesepakatan dagang khusus dengan Uni Eropa atau negara lain. Apabila itu terjadi, produk keluaran Inggris bakal bersaing di pasar internasional dengan daya saing lebih buruk ketimbang negara lain.

"Kemungkinan 'No-Deal Brexit' telah meningkat secara signifikan. Karena alasan ini, kami memperkirakan pound yang sangat lemah dalam jangka pendek dan hanya pulih secara moderat pada akhir tahun. Faktanya, ada risiko yang sangat tinggi bagi Pound untuk menderita kemunduran lebih parah dalam periode ini daripada perkiraan kami dikarenakan peningkatan risiko brexit," ungkap Thu Lan Nguyen dari Commerzbank.

Jane Foley dari Rabobank berpendapat senada. Katanya, "Ketidakpastian terkait brexit di samping kejutan lockdown COVID-19 telah membuat pasar segan mengesampingkan kemungkinan BoE akan terpaksa memberlakukan suku bunga negatif suatu saat kelak."

"Ditinjau dari defisit neraca transaksi berjalan Inggris, dibandingkan dengan negara-negara lain yang telah menerapkan suku bunga negatif, ada kemungkinan GBP bisa sangat rapuh dalam skenario ini. Kombinasi 'No-Deal Brexit' dan suku bunga negatif dapat menekan EUR/GBP ke arah paritas," tambah Foley.

Tim negosiator Inggris dan Uni Eropa saat ini masih beradu pendapat di meja perundingan. Putaran negosiasi Juli dijadwalkan berakhir pada hari Kamis (waktu setempat). Pelaku pasar bakal menyoroti laporan ketua tim kedua kubu setelah putaran negosiasi tersebut. Sebagian besar analis menilai negosiasi masih akan berakhir nihil. Lebih banyak pakar merasa optimis terhadap prospek negosiasi bulan Oktober.

Download Seputarforex App

293298
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.