Seputarforex - Pound Sterling menjadi jawara pada perdagangan sesi New York hari Jumat (8/Maret) dengan melumpuhkan dua rival utamanya. GBP/USD mencapai level tertinggi sejak Juni 2023 pada 1.2890-an, sedangkan EUR/GBP kembali menghuni rentang terendah sejak Agustus 2023 pada 0.8500-an. Pasalnya, pasar memperkirakan Federal Reserve dan European Central Bank akan menurunkan suku bunga lebih awal daripada Bank of England.
Tidak ada data ekonomi berdampak tinggi yang dapat menjadi katalis dari Inggris dalam pekan ini. Namun, Sterling terkerek oleh rencana fiskal Inggris terbaru serta prospek suku bunga yang lebih tinggi dalam waktu lebih lama.
Data menunjukkan pelaku pasar memperkirakan BoE akan mulai menurunkan suku bunga pada Agustus. Di sisi lain, Presiden ECB telah menyampaikan sinyal penurunan suku bunga mulai Juni 2024. Perilisan data Nonfarm Payroll AS malam ini juga membuat pasar semakin yakin bahwa The Fed bakal memangkas suku bunganya mulai Juni.
"Kami pikir BoE kemungkinan akan menunggu lebih lama dibandingkan The Fed dan ECB untuk memulai pelonggaran kebijakan," kata Karsten Junius, kepala ekonom di J. Safra Sarasin Sustainable Asset Management, "Alasan utama tertundanya reaksi ini adalah sejauh ini, penurunan inflasi jasa dan pertumbuhan upah (Inggris) sangat terbatas, menunjukkan bahwa inflasi yang mendasarinya mungkin lebih kaku dibandingkan di tempat lain."
Para trader dan investor akan mencermati serangkaian rilis data ekonomi Inggris pekan depan untuk memperoleh konfirmasi lebih lanjut, khususnya laporan Produk Domestik Bruto (GDP) dan inflasi upah. Apabila tak ada angka aktual yang meleset terlalu jauh, ekspektasi suku bunga BoE dapat terstabilisasi.
Pada hari Rabu, Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt memaparkan anggaran musim semi yang memuat serangkaian pemotongan pajak minor tanpa memberikan kejutan baru. Berbeda dengan kehebohan yang dipicu oleh pendahulunya, Hunt berpegang teguh pada mandat fiskal sesuai dengan harapan pasar. Sikapnya menyurutkan kecemasan pasar terhadap beban utang Inggris yang kini sudah mencapai $3 triliun, sekaligus memudarkan kekhawatiran atas efek samping kebijakan fiskal terhadap kebijakan suku bunga BoE.
