Menu

Bull Dolar AS Menjinak Pasca Data Ekonomi AS Kemarin Malam

N Sabila

Dolar AS melangkah turun dari level tinggi dua bulannya terhadap mata uang-mata uang mayor di sesi perdagangan Rabu (01/06) pagi ini setelah sejumlah indikator ekonomi AS yang diumumkan malam tadi sedikit memudarkan eskpektasi kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.

Dolar AS melangkah turun dari level tinggi dua bulannya terhadap mata uang-mata uang mayor di sesi perdagangan Rabu (01/06) pagi ini setelah sejumlah indikator ekonomi AS yang diumumkan malam tadi sedikit memudarkan eskpektasi kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.



Belanja konsumen AS mencatat rekor kenaikan terbesarnya dalam lebih dari enam tahun pada bulan April, namun kepercayaan konsumen dan aktivitas bisnis tak mendukung, sehingga Bull Dolar pun sedikit terpukul mundur.


USD/JPY Turun Lagi

Yen kembali menguat terhadap mata uang AS tersebut dengan menjejaki level 110.60, meninggalkan level rendah satu bulannya di angka 111.455. PM Shinzo Abe diharapkan akan segera mengumumkan secara resmi rencana penundaan kenaikan pajaknya hari ini.

Sedangkan terhadap Euro, Dolar AS tak banyak memberikan perubahan dimana EUR/USD beredar di posisi 1.1133 di awal sesi perdagangan hari ini dan masih cukup jauh dari level rendah dua setengah tahun di angka 1.1097.


GBP/USD Terjun Bebas

Poundsterling pun mulai tumbang dan rentan setelah menyusul penurunan terbesarnya dalam lebih dari dua bulan terakhir pada sesi perdagangan kemarin akibat adanya perubahan dalam suara penentuan Brexit. Suara "leave", yang artinya setuju untuk keluar dari keanggotaan Uni Eropa, mengalami peningkatan, padahal sebelumnya suara untuk tetap bersama Uni Eropa terus memimpin. Hal ini membuat para investor terkejut dan khawatir kemungkinan Brexit makin kecil. GBP/USD pun terjun hingga 1.1 persen dari level tingginya dan mulai terkonsolidasi di posisi 1.4483 pagi ini.

Menurut Masafumi Yamamoto, Ahli Strategi Mata Uang di Mizuho Securities yang dikutip oleh Reuters, pasar sudah terlanjur condong pada kemungkinan Inggris akan tetap tinggal bersama Uni Eropa, sehingga dapat dikatakan, pasar terlalu optimis. Yamamoto menambahkan, dampak dari pertaruhan prediksi hasil referendum Brexit 23 Juni mendatang juga berpotensi menghambat kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada bulan depan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE