Menu

CPI AS Masih Tinggi, Penguatan Dolar Hanya Sekejap

Nadia Sabila

Kenaikan Dolar AS pasca rilis data CPI tak berlangsung lama. Pasar segera menyadari bahwa kenaikan inflasi terjadi secara global, sehingga Dolar AS kembali terkoreksi.

Seputarforex - Pada hari Kamis (10/Februari), Consumer Price Index (CPI) AS untuk bulan Januari 2022 dilaporkan tumbuh 0.6%, bertahan di level pertumbuhan bulan sebelumnya. Padahal, data inflasi konsumen ini tadinya diekspektasikan merosot ke 0.4% akibat kasus infeksi Omicron di AS yang tengah merebak.

Sementara itu, Inflasi tahunan terus merangkak naik ke 7.5%, tertinggi sejak Februari 1982. Core CPI AS yang tidak memperhitungkan harga barang-barang volatile seperti makanan dan bahan bakar juga naik 0.6%, lebih baik daripada ekspektasi penurunan 0.5%.

 

Kenaikan Inflasi Meluas, Dolar AS Gagal Rebound

Dolar AS mengalami Short Squeeze pasca rilis data Inflasi AS malam ini. Tak lama setelah inflasi konsumen dirilis lebih baik dari ekspektasi, Dolar AS memang sempat meresponnya dengan penguatan. Namun saat berita ini ditulis sekitar 3 jam setelah publikasi data, Indeks Dolar AS telah merosot dan diperdagangkan di 95.2.

Hal ini terjadi karena pasar berpikir bahwa The Fed bukanlah satu-satunya bank sentral yang akan menaikkan suku bunga. Kenaikan inflasi terjadi secara global, sehingga bank-bank sentral mayor lainnya diekspektasikan mengikuti langkah The Fed.

"Pasar sedang mengubah posisi. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa diabaikan para investor," kata Kathy Lien, Direktur BK Asset Management, "Konfirmasi bahwa kita sedang mengalami inflasi yang memanas berarti bahwa semua pihak akan melanjutkan pengetatatan moneter."

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebanyak 50 bps di bulan Maret mendatang. Namun, pasar turut memperhatikan seberapa tinggi kenaikan rate bank sentral lain. Spekulasi pengetatan moneter ECB semakin meningkat, terbukti dengan pernyataan sejumlah pejabat ECB mengenai potensi peningkatan suku bunga tahun ini. Sedangkan BoE yang baru saja menaikkan suku bunganya minggu lalu, masih menjadi sorotan pasar sehubungan dengan seberapa jauh bank sentral tersebut berkomitmen untuk mengetatkan kebijakan moneter.

"Data CPI tak hanya memberi perubahan besar pada ekspektasi pasar terhadap The Fed, tetapi juga berdampak pada seberapa progresif BoE ke depan," kata Edward Moya, analis dari OANDA, "Dorongan kenaikan harga yang makin meluas ini telah menjadi cerita global. Kami mulai melihat banyak negara maju lainnya sekarang menjadi lebih agresif dalam mengatasi inflasi."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE