Menu

CPI AS Naik, Dolar Malah Merosot

Nadia Sabila

Kenaikan inflasi AS malam ini tidak berdampak positif bagi pergerakan Dolar. Hal ini karena rilis CPI yang sudah diperkirakan pasar dan faktor teknikal.

Seputarforex - Inflasi konsumen (CPI) AS dilaporkan naik sedikit lebih tinggi daripada ekspektasi. Pada Rabu (13/Oktober) malam ini, Departemen Ketenagakerjaan mencatat bahwa CPI AS naik dari 5.3% ke 5.4% dalam basis tahunan. Sedangkan dalam basis bulanan, CPI meningkat dari 0.3% ke 0.4% di bulan September.

Kenaikan harga-harga di AS mulai dirasakan oleh masyarakat secara umum. Harga makanan, persewaan, dan barang-barang tertentu mulai menanjak. Kondisi ini menuntut pemerintahan Joe Biden untuk segera menyelesaikan masalah rantai pasokan karena pertumbuhan ekonomi adalah taruhannya.

"Inflasi sudah tak lagi bersifat sementara," komentar Sung Won Sohn, ahli Keuangan dan Ekonomi di Loyola Marymount University. "Bottleneck dalam rantai pasokan semakin memburuk. Kemacetan tampaknya tak akan terurai dalam waktu dekat walaupun ada intervensi terbaru dari Gedung Putih."

Fenomena bottleneck rantai pasokan melanda AS sejak perekonomiannya mengalami normalisasi pasca pandemi. Saat pandemi, produksi sejumlah barang berkurang. Namun setelah stimulus The Fed efektif, COVID-19 terkendali, banyak orang telah divaksin, dan pembatasan sosial mulai dilonggarkan, pemulihan aktivitas ekonomi tak dibarengi dengan peningkatan pasokan kebutuhan. Akibatnya, permintaan naik tetapi barang masih langka.

 

Dolar AS Merosot Meski CPI Dukung Wacana Tapering

Beberapa saat setelah data CPI AS dirilis, Dolar AS sempat bergerak menguat. Kenaikan ini rupanya tak bertahan lama karena USD segera turun tak lama kemudian. Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar AS sudah merosot 0.36% dari level pembukaan harian dan diperdagangkan di 94.17. Hal itu karena sebagian besar pelaku pasar telah mengekspektasikan kenaikan inflasi AS.

"Angka CPI AS sedikit lebih tinggi daripada ekspektasi. Namun, saya rasa hal itu tidak mengejutkan bagi sebagian besar orang," komentar Minh Trang, analis dari Silicon Valley Bank. "Anda tidak perlu pergi terlalu jauh, cukup ke supermarket atau SPBU, maka Anda akan tahu bahwa harga sedang naik."

Trang juga menyatakan, "Ketika dikaitkan dengan The Fed, kenaikan inflasi memberikan dukungan bagi bank sentral tersebut untuk melakukan perubahan langkah kebijakan moneter. Dalam hal ini adalah tapering yang berpotensi menaikkan suku bunga."

Menurut Edward Moya dari OANDA, penurunan Dolar AS malam ini lebih dikarenakan oleh antisipasi pasar terhadap pengetatan moneter The Fed dan posisi Dolar AS yang secara teknikal telah overbought. "Dolar bergerak naik secara signifikan dan sudah siap untuk mundur di sini. Menurut saya, ini kemungkinan yang akan memicu (penurunan Dolar AS)," ungkap Moya.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE