Menu

Dolar AS Naik Merespon Lonjakan Kasus COVID-19 Global

Nadia Sabila

Fungsi safe haven Dolar AS bangkit menyusul lonjakan wabah virus Corona di berbagai negara. Rilis Retail Sales AS yang mengecewakan bahkan tak mampu menghalangi rebound Dolar.

Seputarforex - Dolar AS naik di sesi perdagangan Jumat (15/Januari) malam ini, setelah sempat ditekan oleh pernyataan Jerome Powell terkait prospek suku bunga The Fed. Di pembukaan sesi New York hari ini, Indeks Dolar AS menguat 0.44 persen ke 90.63, level tertinggi sejak 11 Januari.

 

Infeksi Virus Corona Kembali Merajalela

Sentimen penghindaran risiko kembali mengemuka di pasar. Menurut para analis, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kenaikan infeksi virus Corona di Amerika Serikat dan negara lainnya.

Data terbaru menunjukkan bahwa meski penyuntikan vaksin sudah dimulai, infeksi COVID-19 di China kembali naik dengan jumlah kasus harian mencapai angka terbanyak dalam 10 bulan terakhir. Negara-negara di Eropa pun terpaksa kembali menerapkan lockdown . Perancis menyatakan akan mengetatkan kontrol perbatasan dan memajukan jam malam dua jam lebih awal dari sebelumnya. Sedangkan Kanselir Jerman, Angela Merkel, mendesak pemerintahannya untuk segera menjalakan tindakan super cepat melawan wabah virus Corona varian baru.

"Kenaikan kasus baru secara global kembali menimbulkan pukulan pada pemulihan ekonomi jangka pendek," kata Simon Harvey dari Monex Europe. "Namun untuk saat ini, Amerika Serikat masih bisa sedikit lega karena walaupun kasus naik, tetapi pembatasan ketat dirasa belum diperlukan untuk diimplementasikan."

Harvey menambahkan, isu lonjakan infeksi virus Corona saat ini akan membuat Dolar AS terdukung, terutama terhadap mata uang-mata uang negara yang terpaksa kembali menerapkan lockdown.

 

Pemulihan Retail Sales AS Tak Sesuai Ekspektasi

Departemen Perdagangan AS malam ini mempublikasikan laporan Retail Sales untuk periode Desember 2020. Data tersebut merosot -0.7 persen, lebih baik dari angka sebelumnya di -1.4 persen, tetapi tak memenuhi ekspektasi pemulihan ke level 0.

Selama tiga bulan terakhir, penjualan ritel di AS lesu akibat kenaikan infeksi virus Corona, masih tingginya angka pengangguran, dan kurangnya dukungan dari pemerintah. Kendati Joe Biden menyatakan akan menggelontorkan trilunan dana stimulus, tetapi pasar sangsi rencana tersebut dapat diteken dengan mudah oleh Kongres.

Terlepas dari rilis penjualan ritel AS yang mengecewakan malam ini, pasar lebih memperhatikan isu lonjakan kasus COVID-19. Sehingga, Dolar AS cenderung naik mengingat fungsinya sebagai safe haven.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE