Menu

Dolar AS Naik, Terdampak Aksi Profit Taking Euro

Nadia Sabila

Dolar berbalik menguat meskipun Blue Wave dipastikan akan mengendalikan mayoritas pemerintahan AS. Menurut para analis, hal ini hanyalah dampak profit-taking.

Seputarforex - Dolar AS rebound menuju level tertinggi dua pekan di sesi perdagangan Jumat (08/Januari) dini hari. Indeks Dolar AS naik 0.3 persen ke 89.79, dan masih bergerak bullish di 89.86 saat berita ini di-update pada sesi perdagangan Asia.

Di awal sesi New York tadi malam, mata uang AS masih cenderung melemah dan tak terpengaruh oleh gejolak politik di Washington. Kemenangan Demokrat di Georgia yang mengonfirmasi dominasi Demokrat dalam pemerintahan AS ke depan, memicu serangan dari para pendukung Donald Trump ke gedung Capitol. Mereka belum menerima kekalahan Trump sehingga bertindak anarkis dan berupaya menghalangi sidang Senat untuk mengesahkan kemenangan presiden terpilih Joe Biden. Upaya tersebut akhirnya gagal karena aparat keamanan berhasil meredam kerusuhan beberapa jam kemudian.

Menurut para analis, kenaikan Dolar AS terjadi lantaran profit-taking atas posisi Long terhadap Euro. EUR/USD sendiri merosot hingga 0.46 persen ke 1.2267, menghentikan reli yang terbentuk tiga hari sebelumnya. Tak hanya Dolar AS, imbal hasil obligasi US Treasury 10-tahunan juga naik 1 persen untuk pertama kalinya sejak bulan Maret 2020.

Optimistis akan penguatan Dolar, Joseph Trevisani dari FXStreet.com memandang bahwa walaupun kenaikan Dolar AS tak besar, tetapi arahnya benar sehingga dapat menjadi petunjuk arah selanjutnya. Selain itu, efektivitas vaksin yang tak akan menunjukkan hasil instan juga dapat menjadi salah satu alasan penguatan Dolar kelak.

"Seberapa lama vaksin dapat menunjukkan efektivitas untuk mengakhiri pandemi, masih menjadi perdebatan. Namun, begitu hal itu terjadi (dan memerlukan waktu lama dalam mengakhiri pandemi) maka kita akan melihat pemulihan Dolar AS yang lebih kuat dan akan mengarah pada Dolar AS yang lebih kuat pula," kata Trevisani.

Akan tetapi, sebagian besar analis tak berpandangan serupa degan Trevisani. Penguatan Dolar AS malam ini justru diperkirakan tak akan langgeng. Pasalnya, pemerintahan Biden cenderung mendukung anggaran stimulus fiskal dalam jumlah besar. Dalam hal ini, fungsi safe haven Dolar AS akan melemah dalam jangka panjang.

"Anda sedang melihat refleksi perdagangan dengan asumsi bahwa paket stimulus fiskal yang lebih agresif dan progresif akan segera terwujud," kata Keith Buchanan, analis GlobAlt di Atlanta.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE