Menu

Dolar AS Turun Pasca Kenaikan Harga Minyak Dan Pernyataan Powell

Nadia Sabila

Dolar AS turun merespon kenaikan harga minyak di sesi perdagangan Senin (18/Mei) malam. Pernyataan Powell soal pandangannya terhadap pemulihan ekonomi juga menekan Dolar AS.

Seputarforex. com - Dolar AS melemah versus mata uang komoditas akibat lonjakan harga minyak yang mencapai 9 persen hari ini. Indeks Dolar AS (DXY) tergelincir 0.33 persen ke 100.03, sementara pair USD/CAD anjlok hingga 0.75 persen ke 1.4004, level terendah sejak tanggal 11 Mei.

Permintaan terhadap minyak mulai bertambah seiring dengan pelonggaran lockdown di berbagai negara. Konflik terbaru yang memanaskan hubungan perdagangan AS-China, tak sanggup membuat para investor mempertahankan Dolar AS mereka untuk saat ini.

"Kenaikan harga minyak juga menciptakan peluang pilihan untuk menjual Dolar AS versus mata uang-mata uang mayor yang sensitif terhadap isu minyak," tulis Stephen Innes, analis dari AxiCorp.

 

Optimisme Ketua The Fed Terhadap Pemulihan Ekonomi

Di samping harga minyak, penurunan Dolar AS juga sedikit banyak mendapatkan pengaruh dari pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell. Setelah pekan lalu mengatakan bahwa suku bunga negatif belum diperlukan, Powell menyebut bahwa ekonomi AS dapat menyusut hingga 30 persen di kuartal kedua.

Oleh karena itu, bank sentral akan mencetak lebih banyak Dolar dan memperpanjang stimulus moneter demi menanggulangi krisis ekonomi akibat pandemi. Berdasarkan kalkulasi Reuters dan CFTC, pertaruhan terhadap Dolar AS menyusut ke level terkecil dalam tujuh pekan terakhir pasca rilis kabar ini.

Namun demikian, depresi berkepanjangan kemungkinan tak sampai terjadi. Dalam wawancaranya dengan 60 Minutes dini hari tadi, Powell menyebutkan bahwa jumlah pengangguran AS memang sudah melampaui rekor di tahun 1930-an, tetapi ia lagi-lagi memberikan antitesis bernada optimis. Powell mengemukakan bahwa dengan sistem finansial dan ekonomi AS yang dinamis, ada peluang besar untuk pembalikan yang signifikan.

Pertumbuhan akan pulih di kuartal ketiga di tahun ini, walaupun prosesnya tidak akan cepat. "Saya rasa ada peluang yang bagus mengenai prospek pertumbuhan positif di kuartal ketiga. Dan menurut saya, ekspektasi akan pertumbuhan di paruh kedua 2020 merupakan (ekspektasi yang) masuk akal," kata Powell.

"Saya tidak mengatakan bahwa pengembalian (kondisi) ini akan berlangsung dengan cepat. Namun, kita tidak akan kembali ke kondisi yang buruk akhir tahun ini. Hal itu mungkin tak akan terjadi," imbuh Powell.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE