Menu

Euro Jatuh Meski ECB Sinyalkan Akselerasi Pengurangan Stimulus

Nadia Sabila

Ancaman kenaikan inflasi yang tak terkendali akibat perang rupanya tak bisa dikesampingkan oleh ECB. Rencana pengurangan stimulus pun dimajukan.

Seputarforex - European Central Bank (ECB) mengumumkan akan memajukan rencana pengurangan stimulus moneter dari akhir 2022 menjadi kuartal ketiga 2022. Hal itu mengindikasikan peningkatan kekhawatiran terhadap kenaikan inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang lemah gara-gara invasi Rusia.

Peperangan berpotensi mendongkrak kenaikan harga. ECB bahkan menyebut ekonomi Eropa saat ini mulai berada di ujung tanduk. Oleh karena itu, ECB berkomitmen untuk memperlambat pembelian obligasi mulai bulan Mei mendatang, dan menuntaskannya pada kuartal ketiga. Kendati demikian, bank sentral tersebut mensinyalkan bahwa kenaikan suku bunga tak akan serta-merta mengikuti pengetatan moneter.

"Dewan Gubernur menilai bahwa inflasi akan semakin mungkin untuk stabil di level 2% dalam jangka menengah," kata Presiden ECB, Christine Lagarde dalam konferensi persnya di Frankfurt malam ini (10/Maret). "Perang di Ukraina adalah risiko kenaikan (inflasi) yang substansial, khususnya pada harga energi."

Pengumuman tersebut mementahkan ekspektasi para ekonom yang sempat memperkirakan bahwa ECB akan menunda pengambilan keputusan penting bulan ini, karena ingin mengobservasi dampak serbuan Rusia ke Ukraina terlebih dahulu. Sejumlah anggota rapat ECB pun menunjukkan indikasi untuk mengakhiri pembelian aset skala besar dan menunda suku bunga negatif.

 

EUR/USD Justru Melemah

Beberapa saat setelah pengumuman ECB, Euro sempat melonjak. Namun tak lama kemudian, mata uang tersebut kembali surut. Pasalnya, para pelaku pasar merasa masih harus mencerna lagi kebijakan ECB hari ini. EUR/USD turun 0.61% ke 1.1005 saat berita ini ditulis.

"Dari ECB, kita mendapatkan apa yang kita ekspektasikan. Semua tahu bahwa situasi Rusia-Ukraina sedang membentuk suatu tingkatan ketidakpastian. Namun, masalah intinya masih pada penghapusan perpanjangan akomodasi kebijakan moneter yang sudah dibangun sejak beberapa tahun lalu," kata Bipan Rai, analis dari CIBC Capital Markets. "Dari segi forex, kami merasa seperti terlalu banyak berharap pada rapat (ECB) tersebut."

Terlepas dari kebijakan ECB, penurunan Euro malam ini tak setajam sebelumnya karena ditopang oleh isu penerbitan obligasi bersama. Hal itu mungkin dilakukan ECB untuk membiayai kenaikan harga energi dan tambahan anggaran belanja selama konflik Rusia-Ukraina berlangsung.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE