Menu

Harga Emas Merosot Jelang Pengumuman Kebijakan The Fed

Nadia Sabila

Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dan aksi profit taking membuat harga emas anjlok. Namun, konflik Rusia-Ukraina mendukung permintaan terhadap emas fisik.

Seputarforex - Harga emas merosot cukup tajam jelang pengumuman kebijakan moneter The Fed. Harga emas spot anjlok hampir 1 persen ke $1831.70 per ounce, demikian pula dengan harga emas futures di Comex New York yang turun 1% ke $1834.00. Di sesi perdagangan Rabu (26/Januari), grafik XAU/USD menunjukkan penurunan 0.82% ke $1832.65, level rendah sejak 20 Januari.

Dolar AS menguat di sekitar level tinggi dua setengah pekan, ditunjang oleh ekspektasi bahwa The Fed akan mengumumkan kenaikan suku bunga pada bulan Maret. Para pelaku pasar sendiri memasang perkiraan bahwa kenaikan Fed Rate bulan Maret akan disusul dengan tiga kenaikan lagi hingga akhir tahun.

Ekspektasi hawkish terhadap pengumuman kebijakan moneter The Fed membuat Dolar AS naik dan terasa mahal bagi pembeli emas dengan mata uang lain. Selain itu, aksi profit-taking emas turut menjadi tekanan. "Emas dikendalikan oleh kombinasi profit-taking dari level-level tinggi baru dan (antisipasi) menjelang rapat The Fed, sedikit penguatan Dolar AS, serta prospek kenaikan suku bunga," jelas David Meger, analis dari High Ridge Futures.

Namun, Ole Hansen dari SaxoBank justru memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga yang lebih agresif bisa jadi akan melejitkan harga emas. Sebab, potensi kekeliruan kebijakan dapat memperbesar risiko resesi.

Terlepas dari gejolak harga emas di pasar derivatif, emas fisik malah masih menjadi primadona. Tim analis yang dikutip oleh Reuters mengatakan bahwa isu kenaikan suku bunga memang cenderung melemahkan harga emas, kecuali bullion dan palladium. Pasalnya, para investor menggunakan logam-logam tersebut sebagai safe haven atas tensi Rusia-Ukraina dan volatilitas pasar secara keseluruhan. Palladium sendiri dibutuhkan dalam industri otomotif, sementara Rusia adalah produsen kunci logam tersebut.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa Presiden AS Joe Biden sedang mempertimbangkan sanksi personal pada Presiden Rusia Vladimir Putin, jika Kremlin benar-benar melancarkan invasi ke Ukraina.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE