Menu

Harga Emas Naik Terbatas Didukung Stimulus Moneter

Nadia Sabila

Kenaikan harga emas didukung oleh stimulus masif bank-bank sentral, tapi dibatasi oleh optimisme terkait kemajuan penemuan vaksin Corona.

Seputarforex - Di sesi perdagangan Selasa (19/Mei) malam ini, harga emas naik karena kekhawatiran mengenai resesi global yang ditanggulangi dengan penggelontoran stimulus dari sejumlah bank sentral dunia. Namun demikian, trend harga emas terbilang flat mengingat kenaikan tersebut terhalang oleh optimisme penemuan vaksin Covid-19.

Emas futures di Comex New York stabil di kisaran $1,733.50, sementara harga emas spot naik tipis 0.1 persen ke $1,733.06 per ons pada pukuL 12:44 GMT. Grafik XAU/USD di bawah ini juga menunjukkan kenaikan 0.74 persen ke $1,743.39. Secara umum, XAU/USD stabil di level tinggi tiga hari.

 

Pendukung Dan Penghalang Bullish Emas

Dukungan terhadap bullish emas datang dari berbagai stimulus masif bank sentral, sebagai upaya membatasi kerusakan ekonomi akibat pandemi virus Corona. Harga emas cenderung mengambil manfaat dari stimulus ekonomi, karena logam mulia tersebut dipandang sebagai hedging dari inflasi.

The Fed adalah salah satu bank sentral yang gencar menyuntikkan stimulus moneter, meski menyatakan belum memerlukan suku bunga negatif. Dalam beberapa kesempatan terbaru, Ketua The Fed Jerome Powell masih menjanjikan stimulus masif dari bank sentral AS untuk membantu pemulihan ekonomi AS dari krisis. Terlepas dari hal tersebut, malam ini, Powell dijadwalkan menyampaikan testimoni di hadapan Senat Komite Perbankan.

"Untuk saat ini, pasar masih fokus pada gejolak dari reli besar dalam pasar saham kemarin... tetapi permintaan (terhadap logam mulia) tak lantas sirna," kata analis Ole Hansen dari SaxoBank.

"Kami sedang memperhatikan pelemahan outlook ekonomi, kebijakan (moneter longgar) masif bank sentral, dan tensi geopolitik yang mengemuka. Hal-hal tersebut semestinya dapat menahan emas di harga tinggi."

Kendati demikian, kenaikan harga emas dibatasi oleh isu penemuan vaksin Covid-19 yang terus melaporkan progres positif. Perusahaan farmasi AS, Moderna, merilis hasil uji klinis Fase 1 untuk vaksin COVID-19 terhadap 12 orang. Delapan di antaranya menghasilkan antibodi yang mampu menetralisir virus pada penderita COVID-19. Setelah ini, Moderna akan memulai uji Fase 2, yang apabila berhasil, dapat membuka peluang tersedianya vaksin Corona paling cepat pada Januari 2021.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE