Menu

Harga Emas Tak Naik Meski Dolar AS Sedang Jatuh

Nadia Sabila

Kegagalan bullish emas disebabkan oleh efek domino dari menurunnya harga komoditas global. Namun, harga emas masih diekspektasikan naik dalam jangka pendek.

Seputarforex.com - Harga emas tak lantas menguat meski Dolar AS sedang melemah di sesi perdagangan Jumat (06/Maret) malam ini. Logam mulia tersebut justru tergelincir 0.22 persen ke 1,668.09, sebagaimana ditunjukkan oleh grafik XAU/USD berikut ini.

Volatilitas harga emas saat ini cukup tinggi. Setelah melonjak hingga 2 persen pasca pemotongan suku bunga The Fed secara mendadak Rabu (04/Maret) lalu, harga emas turun 1 persen pada sesi perdagangan siang tadi. Harga emas spot turun 1.1 persen ke $1,651.25 per ounce, sementara harga emas futures anjlok 0.92 persen ke $1,653.50.

Kegagalan emas untuk mempertahankan relibullish disebabkan oleh efek domino dari menurunnya harga komoditas global. Harga minyak contohnya,jatuh 7 persen ke level rendah tahunan begitu anggota OPEC menolak untuk menambah pemangkasan produksi. Saat ini, pasar juga mempertanyakan apakah pemangkasan produksi minyak yang sudah berjalan akan diperpanjang lagi atau tidak.

 

Pasar Bingung, Emas Masih Diincar Sebagai Aset Aman

Kabar baiknya, harga emas masih berada di rentang level tinggi mingguan. Kenaikan harga emas pekan ini terpantau mencapai 6.3 persen. Lagipula, perkembangan isu mengenai virus Corona juga diekspektasikan akan menahan harga emas dari potensi pergerakan bearish signifikan.

"Pasar sebetulnya tidak paham apa yang sedang terjadi. Para investor membeli obligasi dan emas sebagai asuransi dari memburuknya outlook ekonomi," kata analis SP Angle, Sergey Raevskiy.

Kasus Corona sendiri masih menjadi buah bibir di pasar. Dari 98,000 kasus Corona di dunia, 3,300 orang telah meninggal dunia. Menurut IMF, wabah penyakit ini akan mengancam pemulihan pertumbuhan global 2020, dengan laju yang sama lambat seperti saat krisis finansial 2008. Itulah mengapa emas tak akan kehilangan pembeli terlalu banyak.

"Emas masih menjadi salah satu aset yang paling atraktif untuk dimiliki saat ini, di tengah suku bunga jangka pendek (The Fed) yang jatuh ke dekat nol, dan sebagian pendapatan ekuitas yang diekspektasikan merosot," kata tim analis Philip Futures dalam catatannya.

"Namun demikian, penurunan drastis dan panjang pada harga ekuitas juga tak akan baik bagi emas, karena mereka (para investor) akan mencairkan dana dari penjualan emas, untuk menalangi margin calls dalam ekuitas mereka."


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE