Menu

Harga Emas Turun, Terhalang Kebangkitan Minat Risiko

Nadia Sabila

Harga emas turun akibat kenaikan saham dan yield obligasi AS. Para analis mengekspektasikan penguatan emas secara terbatas di awal tahun 2022.

Seputarforex - Harga emas diperdagangkan di kisaran rendah satu pekan pada sesi perdagangan Rabu (29/Desember) malam ini. Harga emas spot turun 0.3% ke $1799.91 per ounce, sementara harga emas futures jeblok 0.5% ke $1801.40. Grafik XAU/USD di bawah ini menunjukkan pergerakan emas di $1804.59.

Meskipun Dolar AS sedang melemah, kebangkitan minat risiko dan penguatan yield obligasi AS diduga menjadi penghalang utama kenaikan logam mulia malam ini. Di pasar saham, Dow menanjak ke rekor tertinggi meskipun likuiditas akhir tahun sedang rendah. Sementara itu, yield obligasi AS bertenor 10 tahun naik 1.526%, level tertinggi sejak 9 Desember.

"Minat risiko sedikit menguat hari ini," komentar Peter Mooses, analis RJO Futures. Namun menurutnya, kemunduran harga emas dalam beberapa hari terakhir tampaknya tak akan berlangsung lama akibat ketidakpastian kasus Omicron.

Analis tersebut juga memproyeksikan bahwa di kuartal pertama 2022, harga emas masih akan bergerak di kisaran $1800. Range harga hanya dapat berubah apabila ada perkembangan baru yang bersifat negatif mengenai varian Omicron atau kasus COVID-19 secara umum.

 

Inflasi AS Dan Kebijakan The Fed Jadi Fokus Selanjutnya

Secara umum, emas sedang berada di jalur penurunan harian terparah sejak 2015. Total pelemahan harga emas bahkan mencapai 5%. Faktor utamanya adalah kenaikan inflasi AS yang konsisten sehingga memaksa The Fed mengambil sikap lebih hawkish. Kendati demikian, rata-rata rentang harga emas di akhir tahun ini masih berkisar di $1800 per ounce dan masih memiliki kans untuk menguat di awal tahun 2022.

"Dengan adanya ruang bagi inflasi untuk melanjutkan kenaikan konsisten; dilatarbelakangi oleh membludaknya permintaan versus masalah rantai pasokan, maka harga emas spot dapat mendulang pergerakan lebih tinggi. Setidaknya sebelum sebagian bank sentral menunjukkan sentimen yang lebih hawkish sehingga membebani emas di periode selanjutnya," kata Analis DailyFX, Warren Venketas.

Hampir senada dengan analisis Venketas, Credit Suisse juga tak menaruh ekspektasi berlebihan pada emas tahun depan. Menurut Fahad Tariq, salah seorang analis di bank asal Swiss tersebut, harga emas masih menjanjikan walaupun The Fed sudah bersiap untuk menaikkan suku bunga di tahun 2022. Akan tetapi, pergerakannya diperkirakan belum sanggup mencapai level pra pandemi. Tariq mengatakan, Credit Suisse mengekspektasikan harga emas di kisaran $1850 pada 2022. Sedangkan untuk 2023, harga emas diprediksi akan jeblok ke kisaran $1600, bergantung pada inflasi dan kebijakan moneter The Fed.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE