Menu

Konflik Rusia-Ukraina Dibayangi Ketidakpastian, Dolar AS Choppy

Nadia Sabila

Pasar tak bereaksi berlebihan meski Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk yang merupakan wilayah Ukraina. Dolar AS cenderung choppy.

Seputarforex - Dolar AS sedikit tergelincir di tengah sorotan pasar terhadap perkembangan konflik Rusia-Ukraina.Saat berita ini ditulis pada Selasa (22/Februari), Indeks Dolar AS diperdagangkan di 96.0 dalam area pergerakan yang choppy.

Pengakuan Presiden Rusia Vladimir Putin atas kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, dua wilayah separatis Ukraina, sempat memicu reaksi dari Ukraina dan blok Barat. Namun selama tidak ada invasi, maka diplomasi masih mungkin diselenggarakan. Kendati demikian, ketidakpastian konflik ini masih cukup tinggi dan diperkirakan tak ada progres signifikan dalam waktu dekat.

Mata uang-mata uang safe haven seperti Yen dan dan Franc Swiss yang sebelumnya mengungguli Dolar AS karena memanasnya isu perang Rusia-Ukraina kini mulai kalem. USD/JPY naik tipis ke 104.905, sedangkan USD/CHF melejit 0.55% ke 0.9207.

Joseph Trevisani, pakar forex dari FXStreet, menuturkan bahwa saat ini Putin menjadi sorotan utama. Namun, pasar menanggapi pengumuman Putin dengan biasa saja, bukan dengan ketakutan besar seolah-olah sanksi Barat bakal menghancurkan perekonomian atau menghambat pemulihan ekonomi global.

"Permainan masih berlangsung dan pasar mengetahui itu. Mereka belum memperkirakan akan ada perubahan besar dalam situasi saat ini," kata Trevisani.

 

Data Ekonomi AS Jadi Pertimbangan Berikutnya

Selain krisis Rusia-Ukraina, data PMI Manufaktur dan PMI Jasa AS versi IHS Markits yang dirilis malam ini memberikan sedikit dukungan bagi Dolar AS. PMI Manufaktur Flash AS naik dari 55.5 ke 57.5, lebih tinggi daripada ekspektasi 55.9. PMI Jasa Flash AS bahkan meningkat dari 51.2 ke 56.7.

Aktivitas bisnis AS saat ini menggeliat dan berakselerasi karena lonjakan infeksi COVID-19 di kuartal akhir tahun lalu sudah mereda. Namun, tingginya harga-harga masih menjadi ganjalan karena pasokan belum sepenuhnya pulih.

Data-data ekonomi AS pekan ini akan cukup diamati pasar, terutama karena kaitannya dengan kenaikan suku bunga The Fed. Bank sentral AS diperkirakan bakal menaikkan suku bunga pada bulan Maret mendatang. Terkait hal ini, Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman mengatakan bahwa pihaknya akan meninjau data-data ekonomi dalam tiga bulan ke depan untuk menentukan laju kenaikan suku bunga AS.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE