EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,162.60   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 5 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 5 jam lalu, #Saham AS

Analisa Rupiah 24-28 September 2018: FOMC Dan Suku Bunga BI

Penulis

Minggu lalu, Rupiah dipengaruhi turunnya USD dan meningkatnya kepercayaan terhadap ekonomi Indonesia. Minggu ini, Rupiah akan menyoroti FOMC dan suku bunga acuan BI.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar minggu lalu (21 September 2018), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Minggu lalu, Rupiah ditutup pada level 14816 per US Dollar, melemah tipis dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya yang 14800. Di tengah melemahnya Indeks Dolar, Rupiah tidak mampu menguat dan malah terdepresiasi hingga level 14934, akibat neraca perdagangan Indonesia bulan Agustus yang kembali defisit sebesar USD1.02 miliar, lebih rendah dari perkiraan -USD0.68 miliar.

Rupiah sebenarnya menguat dalam 3 hari terakhir, bersamaan dengan merosotnya indeks USD hingga ke bawah level 94, akibat redanya tensi perang dagang antara AS dan China. Menurut gubernur Bank Indonesia (BI), penguatan Rupiah juga didukung oleh kepercayaan pelaku pasar terhadap prospek perekonomian Indonesia, setelah pemerintah meluncurkan beberapa peraturan untuk menekan defisit transaksi berjalan. Selain itu, aksi "jual Dolar" yang dilakukan sejumlah pengusaha dan eksportir juga ikut mendukung penguatan Rupiah.

Minggu ini akan ada FOMC meeting yang disertai dengan konferensi pers, data GDP AS, dan pidato ketua The Fed Jerome Powell. The Fed hampir bisa dipastikan akan menaikkan suku bunga sebesar 0.25% ke +2.25%. Dari dalam negeri juga akan ada event penting, yakni Rapat Dewan Gubenur (RDG) BI yang diadakan setelah FOMC meeting. BI diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-day (Reverse) Repo Rate sebesar 0.25% ke +5.75%, untuk mengimbangi kenaikan suku bunga acuan The Fed.

Pegerakan Rupiah akan sangat dipengaruhi oleh statement FOMC dan pernyataan Powell dalam konferensi pers. Jika Rupiah berlanjut menguat, support kuat USD/IDR ada pada level 14740 hingga 14700. Sementara jika melemah, resistance berada pada level 14840 hingga 14900.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental

Senin, 24 September 2018:

  • Jam 16:00 WIB: data pertumbuhan kredit bulan Agustus 2018 year over year (y/y): bulan sebelumnya: +11.34% (tertinggi dalam 2 tahun terakhir).


Analisa Rupiah 24-28 September 2018:

 

Kamis, 27 September 2018:

  • Jam 16:00 WIB: suku bunga Bank Indonesia bulan September 2018: bulan sebelumnya: +5.50%. Perkiraan: +5.75%.


Analisa Rupiah 24-28 September 2018:

 

Jumat, 28 September 2018:

  • Jam 17:00 WIB: uang beredar M2 di Indonesia bulan Agustus 2018 y/y: bulan sebelumnya: +6.3%.


Analisa Rupiah 24-28 September 2018:

 

Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: FOMC Statement, konferensi pers dan pidato Powell, GDP, Core PCE Price Index, Durable Goods Oders, dan indeks kepercayaan konsumen CB.

 

Tinjauan Teknikal


Analisa Rupiah 24-28 September 2018:
klik gambar untuk memperbesar

Chart Daily : USD/IDR masih cenderung koreksi bearish (Rupiah masih cenderung menguat):

  1. Kurva indikator MACD memotong kurva sinyal (warna merah) dan bergerak di bawahnya, dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
  2. Garis histogram indikator ADX berganti warna merah, menunjukkan sentimen bearish.

Konfirmasi untuk sell jika harga telah berada di bawah kurva middle band indikator Bollinger Bands.

Level Pivot mingguan : 14846.67

Resistance : 14840.00 ; 14888.00 ; 14930.00 ; 15000.00 ; 15158.00 ; 15249.00 ; 15327.00 ; 15400.00.

Support : 14786.56 (level 38.2% Fibo Retracement) ; 14741.00 (50% Fibo Retracement) ; 14693.00 (61.8% Fibo Retracement) ; 14635.47 (76.4% Fibo Retracement) ; 14580.00 ; 14515.00 ; 14488.00 ; 14440.00 ; 14388.00 ; 14298.00 ; 14210.00 ; 14171.00 ; 14106.00 ; 14038.00 ; 13983.00 ; 13923.00 ; 13845.00 ; 13795.00 ; 13736.00 ; 13693.00 ; 13624.00 ; 13538.00 ; 13485.00 ; 13400.00 ; 13362.00 ; 13314.00 ; 13263.00 ; 13212.64 ; 13171.00 ; 13082.00 ; 13048.00 ; 12990.00 ; 12899.00 ; 12800.00 ; 12754.00 ; 12623.00 ; 12560.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :
Titik Swing Low : 14543.00 (harga terendah 21 Agustus 2018).
Titik Swing High : 14940.00 (harga tertinggi 5 September 2018).

Arsip Analisa By : Martin
285405
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.

Perlu tukar mata uang ?

Konversi valas ke rupiah atau sebaliknya ?
bisa lebih mudah dengan kalkulator kurs. Temukan disini.