EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 151.430   |   GBP/USD 1.261   |   AUD/USD 0.649   |   Gold 2,194.05/oz   |   Silver 24.68/oz   |   Wall Street 39,760.08   |   Nasdaq 16,399.52   |   IDX 7,288.81   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   Pound Sterling menghadapi tekanan di tengah kuatnya penurunan suku bunga BoE, 39 menit lalu, #Forex Fundamental   |   Menurut analis ING, EUR/USD berpotensi menuju 1.0780 atau mungkin 1.0750 di bawah Support 1.0800. , 39 menit lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik ke dekat level 0.9060 karena penghindaran risiko, amati indikator utama Swiss, 41 menit lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD menarget sisi bawah selanjutnya terletak di area 1.2600-1.2605, 41 menit lalu, #Forex Teknikal   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 7 jam lalu, #Saham Indonesia

Analisa Rupiah 25 - 29 Mei 2015

Penulis

Akibat sentimen yang berubah drastis di akhir pekan, pada hari Senin (25/5) kurs Rupiah dibuka melemah pada 13,265 per Dolar AS. Namun demikian, proyeksi pergerakan kurs Rupiah dalam beberapa hari mendatang masih netral dikarenakan minimnya rilis data berdampak besar.

Rekap Kurs Rupiah Minggu Lalu

Kurs Rupiah pekan lalu ternyata beredar dalam lingkup sempit sesuai dengan prediksi netral sebelumnya. Pada penutupan hari Jumat, kurs Rupiah terhadap Dolar AS hanya melemah sedikit dibanding harga di pembukaan pasar lima hari sebelumnya, yaitu 13,230 dari 13,245.

Pada tanggal 20 Mei, Bank Indonesia menyikapi dilema seputar pertumbuhan ekonomi versus stabilitas makro dengan memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada level 7.5%, tetapi melonggarkan kebijakan makroprudensial. Pelonggaran kebijakan makroprudensial diantaranya direncanakan akan dilakukan melalui revisi ketentuan Giro Wajib Minimum dan Loan-To-Deposit Ratio (GWM-LDR), ketentuan Loan-to-Value Ratio (LTV) untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), serta ketentuan pembayaran uang muka (down payment) untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

Turut mendukung Rupiah pekan lalu adalah kabar bahwa Standard & Poor's (S&P) menaikkan outlook obligasi Indonesia dari "stable" menjadi "positive" dengan rating BB+, setara dengan Rusia dan Hungaria. S&P juga mengatakan bahwa ada kemungkinan pihaknya akan meningkatkan outlook Indonesia menjadi "investment grade" dalam 12 bulan ke depan apabila pemerintah berhasil mencapai target untuk meningkatkan kualitas belanja negara.

Sementara itu, dari Amerika Serikat, perilisan notulen FOMC The Fed berakhir datar tanpa pengaruh signifkan, tetapi data inflasi dan pidato pimpinan FOMC The Fed, Janet Yellen, pada hari Jumat 22 Mei membangkitkan kembali Dolar AS dari kelesuan. Kendati angka inflasi sesuai ekspektasi pada 0.1 persen, namun inflasi inti (core CPI) melesat naik hingga 0.3 persen, lebih tinggi daripada ekspektasi analis di 0.1 persen. Data tersebut, ditambah keyakinan Yellen bahwa kenaikan suku bunga the Fed akan dimulai dalam tahun 2015, membuat Dolar membalikkan sentimen dan menumbangkan mata uang-mata uang lain di pasar dunia.

 

Fundamental Minggu Ini

Akibat sentimen yang berubah drastis di akhir pekan, pada hari Senin (25/5) kurs Rupiah dibuka melemah pada 13,265 per Dolar AS. Namun demikian, proyeksi pergerakan kurs Rupiah dalam beberapa hari mendatang masih netral dikarenakan minimnya rilis data berdampak besar.


ilustrasi

Publikasi yang berpotensi berpengaruh hanyalah sederetan data moderat-tinggi dari Amerika Serikat; diantaranya data pesanan barang tahan lama (Durable Goods Orders), data penjualan rumah (New Home Sales dan Pending Home Sales), pidato sejumlah anggota FOMC the Fed, data klaim pengangguran mingguan (Jobless Claims), serta data preliminer GDP AS kuartal I/2015 dan revisi indeks sentimen konsumen versi Universitas Michigan (UoM Consumer Sentiment Index). Pasar terutama akan mengamati rilis data preliminer GDP AS kuartal I/2015 pada hari Jumat untuk menilik seberapa buruk perlambatan ekonomi melanda negeri Paman Sam akibat masalah musiman.

 

Prediksi Kurs Rupiah Minggu Ini

Proyeksi pergerakan kurs Rupiah awal pekan ini netral dengan kecenderungan untuk menguat tipis. Namun demikian ada risiko yang dihadirkan oleh rilisan data-data menjelang akhir pekan. Pergerakan kurs Rupiah minggu ini kemungkinan akan berada dalam kisaran 13,184-13,335 per Dolar AS.

 

USDIDRChart USD/IDR dengan indikator EMA-20, EMA-60, EMA-100, Fibonacci Retracement, dan MACD


Dilihat dari kondisi MACD, volatilitas yang rendah berpotensi menjaga kurs Rupiah bertahan di kisaran pergerakannya saat ini. Namun absennya pemicu dari dalam negeri yang bisa memperkuat Rupiah membuat mata uang berlambang Garuda ini akan terus rapuh terhadap perubahan-perubahan sentimen Dolar AS di pasar. Hal ini perlu menjadi perhatian, terutama kini ketika ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed AS telah bangkit kembali.

Arsip Analisa By : A Muttaqiena
234071
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.

Perlu tukar mata uang ?

Konversi valas ke rupiah atau sebaliknya ?
bisa lebih mudah dengan kalkulator kurs. Temukan disini.