EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.280   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,368.46/oz   |   Silver 28.45/oz   |   Wall Street 37,753.31   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,149.97   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 1 jam lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 2 jam lalu, #Saham Indonesia

Analisa Rupiah 8 - 12 Juni 2015

Penulis

Kurs Rupiah merosot drastis akhir pekan lalu, setelah rangkaian data ekonomi Indonesia keluar mengecewakan dan data Nonfarm Payroll Amerika Serikat ternyata mendukung kenaikan suku bunga the Fed tahun ini. Setelah dibuka pada 13,273 di awal perdagangan hari Senin, Rupiah terus melemah hingga menyentuh 13,548 di hari Jumat dan kemudian ditutup pada 13,500 per Dolar AS.

Rekap Kurs Rupiah Minggu Lalu

Kurs Rupiah merosot drastis akhir pekan lalu, setelah rangkaian data ekonomi Indonesia keluar mengecewakan dan data Nonfarm Payroll Amerika Serikat ternyata mendukung kenaikan suku bunga the Fed tahun ini. Sesuai prediksi, lonjakan volatilitas mendorong pergerakan kurs Rupiah melangkah melewati range yang terbentuk di minggu sebelumnya. Setelah dibuka pada 13,273 di awal perdagangan hari Senin, Rupiah terus melemah hingga menyentuh 13,548 di hari Jumat dan kemudian ditutup pada 13,500 per Dolar AS.


Indeks PMI Manufaktur yang mengukur iklim bisnis sektor manufaktur berdasarkan survei Markit Economics/HSBC menunjukkan kondisi kontraksi untuk bulan kedelapan berturut-turut, menggarisbawahi perlambatan ekonomi yang tengah melanda negeri ini. Sementara itu inflasi juga menunjukkan peningkatan dari 6.79% (yoy) di bulan April menjadi 7.15% (yoy) di bulan Mei, dengan kenaikan harga terkuat dialami oleh kelompok bahan makanan. Walaupun Indeks Kepercayaan Konsumen dan data Cadangan Devisa yang dirilis dalam beberapa hari berikutnya nampak agak membaik, tetapi kedua data berdampak kecil itu tak mampu membendung arus penguatan Dolar AS terhadap Rupiah.


Sebagaimana dilaporkan oleh Bank Indonesia, Indeks Kepercayaan Konsumen Mei 2015 meningkat dari 107.4 menjadi 112.8. Sedangkan penyusutan Cadangan Devisa di bulan yang sama juga menipis. Di akhir bulan Mei, tercatat Cadangan Devisa Indonesia hanya turun tipis dari 110.9 milyar Dolar AS menjadi 110.8 milyar Dolar AS. BI menyatakan bahwa jumlah tersebut masih memadai untuk membiayai 7.1 bulan impor atau 6.8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta masih berada diatas standar kecukupan internasional.

 

Cadangan Devisa Indonesia

Cadangan Devisa Indonesia Juni 2014-Mei 2015

Sebaliknya, laporan-laporan ekonomi dari Amerika Serikat menampilkan profil yang lebih memuaskan. Meskipun indeks PMI Manufaktur dan Non-Manufaktur menurun, tetapi defisit neraca perdagangan menyempit secara signifikan. Laporan bidang ketenagakerjaan dari ADP pun menunjukkan peningkatan pesat dengan pertambahan jumlah ketenagakerjaan sektor non-farm swasta sebesar 201,000 orang, dibanding pencapaian bulan sebelumnya yang hanya 165,000. Data ketenagakerjaan resmi pemerintah, Nonfarm Payrolls, juga mencatat rekor tertinggi dalam lima bulan dengan pertambahan 280,000 pekerjaan di bulan Mei versus 221,000 di bulan April. Lebih baik lagi, pendapatan per-jam rata-rata naik 0.3%, laju tercepat dalam empat bulan terakhir.

 

Fundamental Minggu Ini

Lonjakan angka-angka yang mengukur kondisi pasar tenaga kerja AS membangkitkan lagi harapan pasar akan kenaikan suku bunga the Fed AS di bulan September 2015. Sebelumnya, buruknya performa ekonomi negeri Paman Sam sempat meresahkan pasar dengan memundurkan ekspektasi kenaikan suku bunga ke akhir 2015 atau awal 2016. Namun data-data pekan lalu memulihkan kembali optimisme, sehingga mendukung penguatan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang lainnya.


Kurs Rupiah terutama menderita pukulan berat meski mata uang Asia lainnya juga mengalami pelemahan. Menurut analis bank Sumitomo Mitsui di Singapura, Satoshi Okagawa, anjloknya Rupiah pekan lalu lebih merupakan refleksi pembelian Dolar oleh pemain dalam negeri dibanding aksi investor luar menarik dana dari aset Indonesia. Sebagaimana disampaikannya pada Reuters, Okagawa memandang permintaan Dolar dari dalam negeri Indonesia kuat.


Pagi ini, kurs Rupiah dibuka masih di level lemah pada 13,491 per Dolar AS. Tidak seperti pekan lalu dimana volatilitas tinggi akibat ramainya rilis data berdampak menengah-tinggi, dalam beberapa hari mendatang hanya terjadwal sejumlah event penting sehingga ada peluang bagi Rupiah untuk sedikit menguat. BI dijadwalkan akan menerbitkan Laporan Penjualan Ritel Indonesia Mei 2015. Amerika Serikat juga akan merilis data serupa, yaitu Laporan Penjualan Ritel, bersama dengan beberapa data minor seperti klaim pengangguran mingguan dan indeks sentimen konsumen preliminer versi University of Michigan. Sedikitnya data memberi peluang bagi volatilitas untuk berkurang.

 

Prediksi Kurs Rupiah Minggu Ini

Secara teknikal, USD terhadap IDR saat ini nampaknya sudah sangat overbought, sehingga membuka kemungkinan akan terjadinya profit-taking. Dalam pekan ini, tekanan terhadap Rupiah bisa jadi akan sedikit mengendur. Namun demikian, absennya pemicu dalam bentuk perbaikan data secara substansial dari dalam negeri akan menjadikan penguatan Rupiah terbatas.

 

USDIDR

Chart USD/IDR dengan indikator EMA-20, EMA-60, EMA-100, Fibonacci Retracement, dan MACD


Dalam beberapa hari kedepan, USD/IDR kemungkinan akan terkoreksi ke 13,427 atau garis fibonacci 38.2%. Apabila berhasil menembus level tersebut ke arah bawah, maka Rupiah punya potensi untuk menguat hingga 13,352; namun bila gagal menembus level tersebut, maka di seminggu setelahnya Rupiah bisa mendekati 13,500an lagi.

Arsip Analisa By : A Muttaqiena
235603
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.

Perlu tukar mata uang ?

Konversi valas ke rupiah atau sebaliknya ?
bisa lebih mudah dengan kalkulator kurs. Temukan disini.


Rommy

ada kemungkinan rupiah menjadi 15.000 per akhir tahun ini ?? bagus buat eksportir


A. Muttaqiena
@rommy: Saat ini, proyeksinya akhir tahun tembus 14,000, belum sampai tembus 15,000
Dinal
Kita bukan negara exportir.
A. Muttaqiena
Ya, memang ekspor masih terhitung rendah untuk ukuran negara sebesar Indonesia. Perlu inisiatif yang lebih baik bagi sektor ini.
Moyo
ayo dong perpikir keras para ekonom gimana supaya rupaih tdk kebablasan terjun bebas
A. Muttaqiena
Ada banyak ide dari para ekonom, tetapi memang tidak semuanya diaplikasikan. Apakah Anda ada ide juga?
Hendra
tergantung pernyataan Yellen tentang rencana peningkatan suku bunga USD, kalo Yellen sudah menyetujui makan USD akan menguat sangat kuat mungkin sampe IDR 25000 / 1 USD, kemudian mata uang kita akan stabil kembali
A. Muttaqiena
Ya, memang Yellen bisa sangat berpengaruh. Tetapi pelemahan Rupiah hingga 25,000 per Dolar itu sepertinya tidak akan terjadi hanya karena itu. Beda soal jika terjadi krisis finansial lagi di negeri ini, nah baru Rupiah bisa benar-benar hancur seperti itu. Sedangkan kalau kaitannya dengan kenaikan suku bunga the Fed, pelemahan Rupiah kemungkinan akan bertahap seperti yang selama ini terjadi (tidak langsung anjlok seketika).
Wahyu
pikirkan rakyat kecil dong,bgaimana pemerintah menyiasatinya supaya rupiah stabil n kalo bisa rupiah menguat,jangan seperti mulut farhat abbas,omong doang yang besasr n pentingin perut sendiri