EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,150.91   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 4 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 4 jam lalu, #Saham AS

Analisa Saham Industri Poultry (Peternakan Ayam)

Penulis

Laba industri peternakan ayam tahun 2013 menurun. Apakah investasi saham sektor ini masih menguntungkan? Sebaliknya, saham Japfa, Pokphan, dan Malindo malah kian menarik.

perkembangan saham poultry sangat menarikTahun 2013 sepertinya menjadi tahun yang kurang menguntungkan untuk industri poultry (perusahaan peternakan ayam). Setelah keluar Financial Statement teraudit 2013, tiga emiten poultry (Malindo, Japfa dan Phokphand) melaporkan adanya penurunan laba bersih. Laba Japfa turun 40%, Malindo turun 20%, dan Phokphan juga turun 6%.

Penurunan laba ini bisa saja dikarenakan beberapa tahun sebelumnya industri ini terlalu agresif perkembangannya. Misalnya saja Malindo (Kode : MAIN) yang mencatatkan kenaikan laba sampai 60% ditahun 2012. Apalagi jika dilihat perkembangannya dari tahun 2008 sampai 2012, Malindo telah mencatatkan kenaikan laba sebesar 3.245% atau dari 9 milyar ditahun 2008 dan ditahun 2012 mencatatkan laba 302 milyar. Atau Phokphand (Kode: CPIN) yang mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang tahun 2008 sampai 2012 sebesar 956% atau dari 253 milyar ditahun 2008 dan 2,6 trilyun ditahun 2012.

Analisa Saham Industri Poultry (Peternakan
Pertumbuhan yang agresif ditahun sebelumnya bisa saja terbias pada kinerja ditahun sekarang. Tahun sekarang masih bisa cetak laba, namun laba yang dihasilkan cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya produk yang dijual masih jadi primadona, masih disukai masyarakat, maka wajar saja jika ditahun sebelumnya kinerja yang dihasilkannya lebih cemerlang. Kemudian, fase kejenuhan bisa saja terjadi setelah masyarakat sudah merasa produk secara lama. Ketika masyarakat sudah mulai jenuh, maka yang mereka lakukan adalah mengurangi konsumsi produk. Mungkin saja fase kejenuhan itu terjadi sekarang, sehingga laba bersih yang dihasikan pun ikut turun.

Analisa Saham Industri Poultry (Peternakan
Namun, jika dilihat dari nett Revenues ketiga emiten poultry ini, konsumsi masyarakat masih tetap tinggi bahkan cenderung meningkat. Terbukti, dari laporan keuangan yang dipublikasikan, pendapatan yang diperoleh Phokphand naik 20% begitu juga dengan Japfa, dan Malindo tumbuh 25%. Bahkan untuk Phokphan dan Japfa, pertumbuhan pendapatan ini melampaui pertumbuhan pendapatan ditahun 2012 yang tumbuh hanya sebesar 19% bagi Phokphan dan 14% untuk Japfa.

Dari pertumbuhan pendapatan ini, dapat diindikasikan jika perusahaan peternakan ayam masih layak untuk dilirik sebagai alternatif pilihan untuk portofolio. Dari kenaikan pendapatan ini, dapat dikatakan jika konsumsi masyarakat akan ayam masih bisa meningkat. Dengan demikian, industri poultry masih menarik untuk investasi.

Jika nett revenues mengalami kenaikan sedangkan nett profit justru mengalami penurunan, maka penurunan nett profit bisa saja dikarenakan adanya kenaikan pada beban perusahaan (company expenses).

Analisa Saham Industri Poultry (Peternakan
Beban perusahaan atau company expenses merupakan beban pengeluaran yang perusahaan bayarkan selama perusahaan itu beroperasi. Beban pengeluaran ini biasanya meliputi beban pokok penjualan, beban operasi, pajak dan sebagainya.

Dan ternyata, tahun 2013 company expenses ketiga perusahaan poultry ini mengalami kenaikan. Phokphand dan Japfa, company expenses nya mengalami kenaikan dengan nilai yang sama, yaitu naik sebesar 24%. Sedangkan Malindo mencatatkan kenaikan terbesar diantara keduanya yaitu sebesar 30%.

Untuk Malindo, tahun 2011 perusahaan mengalami kenaikan sebesar 31% lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan ditahun sebelumnya, tahun 2010 yang naik hanya 4%. Maka, pantas saja jika ditahun 2011, meskipun Malindo mencatatkan kenaikan nett revenues 29%, nett profit nya hanya tumbuh sebesar 14%. Berbeda jika dibandingkan tahun sebelumnya yg mencatatkan kenaikan nett profit sebesar 117% padahal kenaikan nett revenues hanya sebesar 9%.

Tahun 2013, pengeluaran yang perusahaan keluarkan nampaknya lebih besar. Dan ini yang kemungkinan menjadikan nett profit tahun ini tergerus jumlahnya. Pengeluaran perusahaan yang mengalami kenaikan signifikan ada pada cost of revenues nya. Malindo misanya, cost of revenues tahun 2013 naik 28% lebih ditinggi jika dibandingkan dengan kenaikan cost of revenues tahun 2012 yang hanya sebesar 25%.

Seperti Malindo, Phokphand juga mencatatkan kenaikan cost of revenues sebesar 22% ditahun 2013, lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan ditahun 2012 yang hanya sebesar 20%. Begitu pula dengan japfa yang juga mengalami kenaikan cost of revenues tahun 2013 sebesar 21%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan cost of revenues tahun 2012 yang naik sebesar 12%. Dengan naiknya beban pengeluaran perusahaan, maka Nett Profit Margin (NPM) perusahaan pun ikut menurun nilainya.

Analisa Saham Industri Poultry (Peternakan

Nilai NPM perusahaan digunakan untuk mengukur berapa persen nett profit yang dihasilkan dibandingkan dengan nett revenues nya. Misalnya saja Phokphan yang memiliki NPM sebesar 10% jumlahnya. Dengan nilai ini, dapat kita simpulkan bahwa laba bersih yang mampu dihasilkan perusahaan sebesar 10% dari total pendapatannya.

Namun jangan diambil kesimpulan bahwa laba bersih hanya 10% dari pendapatan sebagai angka yang kecil. Hal ini dikarenakan, industri poultry merupakan perusahaan manufaktur bukan perusahaan jasa sewa. Perusahaan manufaktur biasanya lebih berorientasi pada bagaimana perputaran bisnis perusahaan berjalan dengan cepat. Jika perputaran bisnis berjalan cepat, maka pendapatan yang diperoleh pun akan meningkat. Dan nett profit yang dihasilkan juga akan ikut meningkat. Namun, jika NPM perusahaan sangat kecil nilainya, dibandingkan dengan rata-rata NPM perusahaan yang se-industri, maka ada masalah dengan manajemen dalam mengelola perusahaan. Biasanya, NPM yang kecil diidentikkan dengan perusahaan kurang melakukan efisiensi. Sehingga, pengeluaran perusahaan masih tetap besar yang cenderung meningkat tiap tahunnya.

Analisa Saham Industri Poultry (Peternakan

Jika menggunakan rasio lain, seperti ROA dan ROE, kinerja Malindo dan Phokphand ini cukup bagus. ROA kedua perusahaan ini masih diatas 10% dan ROE nya berada diatas 20%.

Secara keseluruhan, kinerja industri poultry masih menarik sebagai target investasi. Meskipun nett profit yang dihasilkan selama tahun 2013 mengalami penurunan, namun nett revenues nya mengalami peningkatan. Apalagi jika dilihat dari posisi permodalannya dimana posisi hutang yang masih dibawah 2 kali ekuitas.

Analisa Saham Industri Poultry (Peternakan

Jika kinerja kinerja secara keseluruhan ketiga perusahaan poultry ini masih menarik, bagaimana dengan harga sahamnya, apakah masih menarik?

Analisa Saham Industri Poultry (Peternakan
Jika close price yang digunakan adalah harga penutup tahun 2013, maka Price Earning Ratio (PER) ketiga perusahaan peternakan ayam ini sudah diatas 20. Malindo dangan harga pasar 3.175 PER nya 22,4 kali, Phokphand dengan harga pasar 3.375 memiliki PER 21,8 kali dan Japfa dengan harga pasar 1.220 dan PER 21,9 kali. PER diatas 20 kali dianggap kurang menarik bagi investor. Karena, PER diatas 20 kali dianggap harga saham tersebut sudah premium atau mahal dipasar.

Selain Price Earning Ratio, untuk mengukur menarik tidaknya harga saham sekarang bisa menggunakan Price Book Value (PBV). Secara PBV, terlihat bahwa PBV Malindo sebesar 6,24 kali, Phokphand 5,56 kali dan Japfa 2,48 kali. Diantara ketiga perusahaan, Malindo merupakan emiten yang harga saham dipasarnya paling premium jika dibandingkan dengan perusahaan yang lain. Dengan PBV 6,24 kali, artinya harga saham Malindo 3.175 perlembar, jika investor membeli diharga tersebut, maka dia telah membeli dengan harga 6 kali lipat dari harga wajarnya.

Melihat posisi harga saham dipasar saat ini, bagi penulis, saham-saham poultry sudah sangat mahal. Tapi memang wajar jika harga saham perusahaan tersebut mahal, karena beberapa tahun sebelumnya perusahaan mencatatkan kinerja yang bagus. Sehingga, banyak investor yang tertarik sejak beberapa tahun sebelumnya.

Karna harga sahamnya dipasar sudah mahal, maka menurut penulis investasi di industri poultry menjadi kurang menarik. Karena, dengan PER yang sudah diatas 20 kali dan PBV yang lebih dari 5 kali, harga sahamnya akan sangat susah untuk naik lebih tinggi lagi. Tetapi untuk turun lebih tajam lagi sangat mudah. Sehingga, menurut penulis, risiko yang ada jauh lebih besar dibandingkan dengan imbal hasil yang diharapkan. Meskipun begitu, keputusan investasi ada di masing-masing orang. Jika orang lain mengaggap bahwa harga sekarang masih murah dan menarik, silahkan saja koleksi sahamnya.

Terlepas dari harga saham yang sudah mahal di pasar, prospek bisnis industri poultry masih bagus. Konsumsi rata-rata daging perkapita di Indonesia tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 4%. Kalangan Middle Income di Indonesia sedang bertumbuh. Dan mayoritas middle income ini, asupan gizi untuk tubuh benar-benar diperhatikan, termasuk asupan dari protein hewani atau daging. Ditambah lagi, daging sapi dipasaran sudah terlalu mahal, maka kemungkinan protein hewani ini didapatkan dari konsumsi daging ayam.

Dengan naiknya konsumsi rata-rata daging perkapita, middle income yang terus tumbuh dan perekonomian indonesia yang menunjukan adanya perbaikan, maka industri peternakan ayam kedepannya semakin menarik dan menjanjikan. Tertarik investasi di industry poultry? Selamat berinvestasi.

Arsip Analisa By : Royan Aziz
172978
Penulis

Alumni jurusan Manajemen Universitas Negeri Semarang yang aktif di bidang saham sejak masa kuliah. Royan berfokus pada analisa fundamental dalam memilih investasi potensial, khususnya valuasi emiten.


Sholeh Manto
mohon .. sya pnya cita2 tapi blum pernah tercapai... tolong bgi yank pnya modal banyak tolong .. Impian saya di tuntun biar sya bisa mewujudkan impian sya.. Sya kepingin .. di kampung halaman sya ada saham kecil2an .. biar kampung halamn sya ada pemasukan.. sya kasihan melihat rakyat sya..  ?maksd sya bgi yg pnya modal bnyak ayo lah .. nanam sham di kmpung saya .tanah jga masih luas masih murah2 di bading di kota 2 x,lipat harga murahny?di kontrak maupun di beli.. jika ada yg mau menanm sham di kampung halamn sya..   sya siap membantu di lapangan kerja .. ?sya jg bersyukur bgt jika ada yang mau.. ?bikin peternakan apa bikin produksi apa gitu biar khidupan di daerah sya ada pemasukan.. rakyat sya.. ?jika ada yg minat dan mau hb.082225417588. jngn tkut sya bhong ,kejujuran pegangan sya krna sya hnya mencari nafkah dan sesuap nasi aja. trima kasih.dri saya sholeh manto .