Harga Emas Naik, Level 2200 Jadi Kunci
205
|
Selama beberapa pekan terakhir, melalui beberapa media dapat kita ketahui bahwa banyak analis dan pakar menyatakan bahwa "Gelembung harga Bitcoin telah meledak". Mereka selalu mengklaim berinvestasi pada instrumen investasi tradisional seperti ekuitas atau pasar saham lebih aman daripada Bitcoin. Namun, pada hari Senin, 5 Februari 2018, Dow Jones Industrial Average (Dow) turun lebih dari 1,175 poin, mengalami penurunan yang secara persentase lebih besar daripada seluruh ekosistem kripto selama 6 minggu terakhir.
Gelembung Harga
"Black Monday", sebutan yang pas untuk momen penurunan saham Dow besar-besaran kali ini. Seiring dengan itu, pada 6 Februari, saham global dan keseluruhan ekosistem kripto kehilangan valuasi pasar miliaran dolar secara bersamaan. Dow Jones Industrial Average (Dow) dan sebagian saham di seluruh dunia turun drastis selama 2 hari terakhir, lebih besar daripada "Black Monday" yang terjadi pada saat krisis ekonomi 2008.
Kemerosotan pasar saham kemarin memecahkan rekor yang dialami pada tahun 2008, tetapi awal pekan ini juga sangat mirip dengan Black Mondays lainnya yang terjadi pada tahun 1929, 1987, dan 2000.
Perbedaannya disini adalah, media tidak cepat mengatakan bahwa penurunan saham kali ini sebagai "Gelembung Harga". Sedangkan penurunan harga dan valuasi pasar kripto yang lebih kecil justru sesegera mungkin dikatakan sebagai Gelembung. Meskipun begitu, sudah terbukti bahwa Dow kehilangan valuasi nilai lebih dari $300 miliar dalam satu hari, lebih besar dari penurunan valuasi kripto selama beberapa pekan terakhir.
Dana Mengalir Ke Kripto
Beberapa laporan mengatakan bahwa penjualan besar-besaran di pasar saham adalah sebuah aksi untuk memindahkan uang menuju investasi kripto. Business Insider menerbitkan sebuah laporan yang menyatakan, "Uang mengalir ke kripto selama aksi jual pasar saham".
"Pasar kripto anjlok bersamaan dengan ekuitas. Namun, kelanjutan dari aksi jual pasar saham AS justru membuat beberapa investor beralih ke mata uang kripto sebagai Safe Haven", jelas laporan tersebut. Nyatanya, Dow mulai nosedive pada pukul 2:40 pm EDT, dan 20 menit kemudian seluruh kapitalisasi pasar kripto melonjak 7% (Data dari Coinmarketcap).
Kemarin (6/Februari), pasar BTC/USD anjlok lebih dari 20% dalam 24 jam terakhir mencapai level terendah $5,900 dan kehilangan valuasi pasar sebesar $18 milyar. Namun, hari ini, harga BTC telah kembali pulih di wilayah $7,200. Di samping itu, beberapa saham tradisional (Dow, S&P 500, Nasdaq dll) masih terlihat meresahkan. Dow memang sudah menunjukkan sedikit pemulihan, tetapi masih banyak instrumen investasi tradional yang masih terjerembab dalam kerugian.
Selama sepekan terakhir, berbagai media utama di dunia menyebutkan bahwa pasar Bitcoin telah "mati". Sehingga, mereka berbondong-bondong menyuruh publik untuk menjual Bitcoin mereka sebelum harga kembali mendekati 0. Namun, isu-isu seperti ini justru kadang dimanfaatkan oleh pemain besar untuk mendapatkan keuntungan secara instan.
Bisa saja aksi jual saham yang mainstream selama awal pekan ini akan beralih ke akumulasi pembelian besar-besaran di pasar kripto, sehingga harganya meroket singkat dan kemudian mereka menjualnya lagi dengan cepat. Monopoli seperti inilah yang dapat menjadi sebuah skenario terburuk untuk Bitcoin dan pasar kripto, mengingat valuasi pasar kripto masih sangat kecil dibandingkan pasar uang dunia.