EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.650   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,373.40/oz   |   Silver 28.39/oz   |   Wall Street 37,782.23   |   Nasdaq 15,857.53   |   IDX 7,164.81   |   Bitcoin 70,060.61   |   Ethereum 3,505.25   |   Litecoin 98.69   |   AUD/JPY jatuh mendekati level 99.00 di tengah kehati-hatian pasar, menunggu reaksi Israel terhadap serangan Iran, 6 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Menurut data MCX, harga emas berpotensi naik hari ini, 6 jam lalu, #Emas Teknikal   |   EUR/USD tidak menunjukkan tanda-tanda pergerkan meski dalam kondisi Oversold, 6 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD bertahan di atas level psikologis 1.0600 di tengah sentimen bearish, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) resmi melantai di BEI hari ini. Saham MHKI turun 10% ke posisi Rp144 per saham, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Emiten gas industri PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) mencetak peningkatan laba bersih sebesar 5.53% menjadi Rp4.73 miliar, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) mencatat pendapatan sebesar Rp439.3 miliar dengan laba bersih sebesar Rp58.25 miliar, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 kehilangan 1.21% berakhir pada 5,061, sedangkan Nasdaq kehilangan 1.79% menjadi 15,885. Dow Jones Industrial Average turun 0.66% menjadi 37,735, 11 jam lalu, #Saham AS

Inside Bar Breakout, Indeks Dolar Berisiko Lanjutkan Koreksi

Penulis

Price action dalam tiga hari terakhir menunjukkan indikasi terhambatnya reli USD terhadap major currencies. Ada dua skenario bearish yang perlu diwaspadai.

Perkembangan aksi harga atau price action Indeks Dolar (DXY) terbaru pada skala Daily berlangsung cukup menarik hingga menjelang penutupan perdagangan akhir pekan. Katalisnya: rilis data inflasi harga konsumen AS periode Juli yang melambat ketimbang bulan sebelumnya.

Data tersebut setidaknya mampu menyurutkan ekspektasi atas prospek tapering dan kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Federal Reserve) yang diprediksi bakal dilakukan lebih cepat dari perkiraan.

Candlestick Daily dalam 3 hari terakhir menunjukkan indikasi itu, setelah sempat berupaya melewati High 21 Juli (level 93.19), namun kemudian terjebak Inside Bar pada candle berikutnya. Selanjutnya, USD dilanda aksi jual dengan penurunan tajam pada perdagangan Jumat (13/Agustus).

DXY 2021-08-14

Jika kita mengamati 3 candlestick terakhir, barangkali sebagian trader mengatakan bahwa pola yang terbentuk adalah Three Inside Down (TID). Mungkin tidak terlalu keliru, tapi saya lebih suka menyebutnya sebagai Inside Bar Breakout, lantaran susunan bentuk atau pola dari 3 candlestick terakhir itu tidak sesuai dengan defenisi Three Inside Down.

Defenisi secara umum dari TID adalah pola tersebut berada atau sedang berupaya menerobos zona resistance yang krusial. Candlestick pertama selalu diawali dengan candle bullish. Setelah itu, candle kedua adalah bearish yang kemudian diikuti dengan aksi jual atau bearish pada candlestick ketiga.

Pada gambar di atas, ada dua catatan tambahan yang mungkin cukup menarik untuk mewaspadai risiko penurunan atau koreksi USD lebih lanjut. Pertama, potensi terbentuknya Double Top dengan posisi High 21 Juli (level 93.19). Skenario ini membutuhkan penutupan candlestick Daily di bawah kurva MA-30. Kedua, divergensi osilator RSI ketika DXY berupaya mengejar breakout zona resistance yang tergolong kritis dalam jangka pendek/menengah.

Download Seputarforex App

Arsip Analisa By : Buge Satrio
296218
Penulis

Buge Satrio Lelono memiliki latar belakang pendidikan IT dan mengenal forex sejak tahun 2003 ketika platform Metatrader masih versi 3. Setelah berlatih di akun demo selama beberapa tahun dan mencoba berbagai teknik trading, Buge menekuni forex secara full-time sejak awal 2014. Kini aktif trading mengandalkan pengamatan Price Action, Ichimoku Kinko-hyo, Trading Plan, dan pengendalian risiko tak lebih dari 1 persen.