7 Negara Dengan Nama Mata Uang Mirip Rupiah
12782
|
Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 11 Desember 2020, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Pasca penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 0.25% bulan lalu, Rupiah bergerak stagnan di kisaran 14100 per USD dengan kecenderungan menguat. Minggu lalu, Rupiah ditutup pada level 14080. Penguatan Rupiah selama sebulan terakhir didukung oleh penurunan indeks US Dollar dan membaiknya data fundamental ekonomi dalam negeri. Transaksi berjalan (Current Account) Indonesia kuartal ketiga yang surplus menimbulkan sentimen positif pada mata uang Garuda, sementara dibukanya kembali perundingan paket stimulus fiskal di AS menekan US Dollar.
Meski demikian, apresiasi lebih lanjut nilai tukar Rupiah tertahan oleh penambahan kasus COVID-19 di Indonesia yang masih tinggi. Pada 3 Desember lalu, kasus COVID-19 bahkan mencatat rekor penambahan lebih dari 8000 per hari. Pelaku pasar khawatir Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan kembali diterapkan sehingga pemulihan ekonomi terhambat.
Minggu ini, Rupiah diperkirakan masih akan cenderung menguat, didukung oleh optimisme pasar terhadap membaiknya ekonomi domestik menjelang dimulainya vaksinasi massal. Indonesia telah menerima 1.2 juta dosis vaksin COVID-19 pekan lalu, dan sebanyak 1.8 juta dosis lainnya akan tiba pada tahap berikutnya.
Data penting dari dalam negeri adalah suku bunga acuan BI atau atau BI 7-day Repo Rate, serta neraca perdagangan bulan November. Dari AS akan ada FOMC meeting, Retail Sales, dan Manufacturing PMI.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Selasa, 15 Desember 2020:
- Jam 11:00 WIB: data neraca perdagangan Indonesia bulan November 2020 y/y: bulan sebelumnya: +USD 3.61 miliar (tertinggi sejak Desember 2010). Perkiraan: +USD 2.30 miliar.
Kamis, 17 Desember 2020:
- Jam 14:30 WIB: suku bunga Bank Indonesia bulan Desember 2020: bulan sebelumnya: +3.75% (rekor terendah). Perkiraan: +75%.
Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: FOMC meeting, Retail Sales, Manufacturing PMI, Jobless Claims.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
Dari penunjukan indikator trend berikut ini, pergerakan USD/IDR pada time frame daily masih cenderung bearish (Rupiah masih cenderung menguat):
- Harga berada di bawah kurva SMA 200-day dan kurva middle band indikator Bollinger Bands.
- Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.
Untuk konfirmasi, sell jika kurva indikator MACD telah berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA juga berada di bawah level 0.00. Support kuat berada pada level 13992 hingga 13900, sedangkan resistance kuat pada kurva EMA21 hingga level 14232.
Level pivot mingguan: 14103.33
Resistance: 14160.00 ; 14232.00 ; 14310.00 (23.6% Fibo Expansion) ; 14500.00 ; 14608.00 ; 14675.00 ; 14800.00 ; 14974.00 ; 15190.00 ; 15400.00 ; 15580.00 ; 15640.00 ; 15785.00.
Support: 13992.00 ; 13902.00 (38.2% Fibo Expansion) ; 13577.22 (50% Fibo Expansion) ; 13248.23 (61.8% Fibo Expansion) ; 13082.00 ; 13000.00 ; 12834.00 (76.4% Fibo Expansion).
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 21 ; Bollinger Bands (20,2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).
- Titik 1: 16640.00 (harga tertinggi 23 Maret 2020).
- Titik 2: 13850.00 (harga terendah 8 Juni 2020).
- Titik 3: 14974.00 (harga tertinggi 11 September 2020).