EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.790   |   GBP/USD 1.235   |   AUD/USD 0.646   |   Gold 2,305.51/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,122.92   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 3 jam lalu, #Saham Indonesia

Rupiah Tunggu FOMC, BI Rate, Dan Neraca Dagang RI

Penulis

Minggu lalu, Rupiah menguat akibat berlanjutnya sentimen postif pada cadev Indonesia dan meredanya perang dagang AS-China. Minggu ini, FOMC meeting, BI rate, dan neraca perdagangan RI menjadi katalis.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar tanggal 13 September 2019, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir, minggu lalu Rupiah ditutup di bawah level 14000 per USD, yaitu pada 13965. Dengan demikian, Rupiah menguat 0.95% dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya. Apresiasi mata uang Garuda tak lepas dari masih berlanjutnya sentimen positif yang disebabkan oleh naiknya cadangan devisa Indonesia bulan Agustus, disamping meredanya tensi perang dagang AS-China.

Tidak hanya Rupiah, sejumlah mata uang Asia juga menguat pasca ECB meeting. Dalam keputusan rapat minggu lalu, ECB menggelontorkan stimulus senilai €20 miliar ke sistem perbankan, dan menurunkan suku bunga deposit dari -0.4% menjadi -0.5%. Dengan rating suku bunga yang relatif lebih tinggi, mata uang negara-negara berkembang termasuk Rupiah menjadi lebih menarik. Apalagi, minggu ini The Fed juga diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga acuannya.

Statement FOMC, proyeksi ekonomi AS, dan pernyataan Jerome Powell pada konferensi pers akan menjadi fokus utama pelaku pasar pekan ini. Karena rate cut sebesar 0.25% telah diperhitungkan, investor akan lebih fokus pada Statement dan pernyataan Powell, terutama mengenai kelanjutan pelonggaran moneter di waktu mendatang.

Dari dalam negeri juga akan ada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan BI 7-Day Repo Rate, serta data neraca perdagangan untuk bulan Agustus. Diperkirakan, BI 7-Day Repo Rate masih akan dipertahankan pada +5.50%, sementara neraca perdagangan bulan Agustus diperkirakan mengalami surplus sebesar USD0.19 miliar. Jika perkiraan ini benar terjadi, kemungkinan besar penguatan Rupiah akan berlanjut.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental

Senin, 16 September 2019:

  • Jam 11:00 WIB: data neraca perdagangan Indonesia bulan Agustus 2019 y/y: bulan sebelumnya: -USD0.06 miliar. Perkiraan: +USD0.19 miliar.

Rupiah Tunggu FOMC, BI Rate Dan Neraca

 

Kamis, 19 September 2019:

  • Jam 14:30 WIB: suku bunga Bank Indonesia bulan September 2019: bulan sebelumnya: +5.50%. Perkiraan: +5.50%.

Rupiah Tunggu FOMC, BI Rate Dan Neraca

 

Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: Statement FOMC, proyeksi ekonomi The Fed, konferensi pers Jerome Powell, dan indeks Philly Fed Manufacturing.

 

Tinjauan Teknikal

Rupiah Tunggu FOMC, BI Rate Dan Neraca

 

Chart Daily:

USD/IDR masih cenderung bearish (Rupiah masih cenderung menguat):

  1. Harga berada di bawah kurva SMA 200-day, dan di bawah kurva lower band indikator Bollinger Bands.
  2. Titik indikator Parabolic SAR masih berada di atas bar candlestick.
  3. Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
  4. Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.

Support kuat pada level 13870 hingga 13835.

Level Pivot mingguan: 13988.67

Resistance: 14000.00 ; 14037.58 (level 50% Fibo Expansion) ; 14070.00 ; 14112.42 (38.2% Fibo Expansion) ; 14165.00 ; 14205.22 (23.6% Fibo Expansion) ; 14280.00 ; 14312.00 ; 14355.00 ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14525.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.

Support: 13935.00 ; 13905.00 ; 13869.94 (76.4% Fibo Expansion) ; 13835 ; 13720.61 (100% Fibo Expansion) ; 13571.51 (123.6% Fibo Expansion) ; 13477.82 (138.2% Fibo Expansion) ; 13401.63 (150% Fibo Expansion) ; 13328.84 (161.8% Fibo Expansion) ; 13263.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 89 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).

Fibonacci Expansion:

  • Titik 1: 14525.00 (harga tertinggi 25 Mei 2019).
  • Titik 2: 13889.00 (harga terendah 19 Juli 2019).
  • Titik 3: 14355.00 (harga tertinggi 6 Agustus 2019).

Arsip Analisa By : Martin
290082
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.

Perlu tukar mata uang ?

Konversi valas ke rupiah atau sebaliknya ?
bisa lebih mudah dengan kalkulator kurs. Temukan disini.