Hubungan Antara Depresiasi Rupiah Dan PHK
8846
|
Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 1 Oktober 2019, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Sepanjang pekan lalu, Rupiah terus tertekan dan ditutup pada 14165 per USD, atau melemah 0.8% dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya. Dalam dua hari awal pekan ini, Rupiah melanjutkan pelemahan setelah menembus kurva SMA 200-day yang secara teknikal dianggap sebagai acuan arah trend. Per tanggal 1 Oktober kemarin, mata uang Garuda telah menembus level 14200 per USD, dan ditutup pada 14212.50.
Tak bisa dipungkiri, demo yang terus menerus dengan melibatkan berbagai kalangan menyebabkan kekhawatiran investor. Hal ini menyebabkan capital outflow yang tampak dari anjloknya IHSG dan Rupiah dalam 3 hari terakhir. Data inflasi bulan September m/m yang menunjukkan -0.27% (terjadi deflasi) pun tidak mampu membantu penguatan Rupiah. Situasi dalam negeri yang kurang kondusif masih mendominasi sentimen pelaku pasar, membuat investor masih wait and see.
Sementara itu, indeks USD melesat oleh harapan positif dari perundingan dagang antara AS dan China yang akan dilangsungkan di Washington pada pertengahan bulan ini. Greenback semakin perkasa setelah Kementerian Keuangan AS membantah isu bahwa pemerintah AS akan melakukan delisting terhadap perusahaan-perusahaan China di bursa saham New York. Melonjaknya indeks USD hingga mencapai level 99.67 (tertinggi dalam dua tahun) membuat Rupiah semakin tertekan.
Minggu ini akan dirilis data tenaga kerja AS (Non Farm Payrolls, upah, dan pengangguran) serta pidato beberapa pejabat The Fed. Dari dalam negeri, ada data inflasi bulan September yang telah rilis kemarin (1 Oktober). Secara fundamental, pergerakan Rupiah minggu ini masih akan dipengaruhi oleh faktor politik dalam negeri. Secara teknikal, Rupiah masih cenderung melemah dengan resistance pada level 14280.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Jumat, 4 Oktober 2019:
- Jam 16:15 WIB: Indeks kepercayaan konsumen Indonesia bulan September 2019 m/m: bulan sebelumnya: 123.1. Perkiraan: 121.9.
Senin, 7 Oktober 2019:
- Jam 12:00 WIB: Cadangan devisa (Cadev) Indonesia bulan September 2019 month over month (m/m): bulan sebelumnya: USD126.4 miliar. Perkiraan: USD126.7 miliar.
Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: Non Farm Payrolls, upah, pengangguran, ISM Manufacturing dan Non Manufacturing, ADP Non Farm, serta pidato pejabat The Fed.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
USD/IDR masih cenderung bullish (Rupiah cenderung melemah), setelah harga menembus kurva resistance EMA 21 dan kurva SMA 200-day. Kecenderungan ini didukung baik oleh indikator trend maupun indikator momentum:
- Harga berada dekat kurva upper band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR masih berada di bawah bar candlestick.
- Kurva indikator MACD masih berada di atas kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di atas level 0.00.
- Kurva indikator RSI berada di atas center line (level 50.0).
- Garis histogram indikator ADX berwarna hijau dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bullish yang masih kuat.
Level Pivot mingguan : 14143.33
Resistance: 14247.50 (level 76.4% Fibo Retracement) ; 14280.00 ; 14312.00 ; 14355.00 ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14525.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.
Support: 14162.45 (61.8% Fibo Retracement) ; 14129.40 (50% Fibo Retracement) ; 14076.34 (38.2% Fibo Retracement) ; 14055.00 ; 14000.00 ; 13950.00 ; 13905.00 ; 13835 ; 13720.60 ; 13571.50 ; 13477.80 ; 13401.60 ; 13328.84 ; 13263.00.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 21 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).
- Titik Swing High: 14355.00 (harga tertinggi 6 Agustus 2019).
- Titik Swing Low: 13905.00 (harga terendah 13 September 2019).