EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,091.41   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 4 jam lalu, #Saham AS

Sentimen Pasar Beragam, Emas Tunggu Testimoni Powell

Penulis

Minggu lalu, harga emas melemah tajam akibat pengumuman The Fed yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga sebanyak 2 kali di tahun 2023. Minggu ini, isi testimoni Powell akan menjadi katalis.

Analisa mingguan XAU/USD berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 18 Juni 2021, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Sejak awal pekan lalu, harga emas terus mengalami depresiasi sebelum ditutup pada level USD1763.53 per troy ounce. Dibandingkan minggu sebelumnya, harga emas telah melemah sebesar 6%. Depresiasi mingguan ini adalah yang tertinggi sejak bulan Januari lalu.

Merosotnya harga emas yang cukup tajam terutama disebabkan oleh pengumuman kebijakan moneter The Fed yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga sebanyak 2 kali di tahun 2023. Proyeksi kenaikan suku bunga tersebut lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, di mana mayoritas anggota FOMC baru memproyeksikan kenaikan suku bunga pada tahun 2024.

Kebijakan tersebut menyebabkan Indeks USD melambung hingga menyentuh angka 92.38, tertinggi dalam 2 bulan. Selain itu, dalam proyeksi suku bunga (dot plot) terbaru, sebanyak 7 anggota FOMC memproyeksikan suku bunga acuan bisa naik pada tahun 2022 jika data ekonomi AS semakin membaik. Mengenai tapering atau pengurangan besaran stimulus, FOMC tidak memberi kepastian, tetapi mengisyaratkan akan membicarakannya. Pengumuman tersebut di luar dugaan pelaku pasar, sehingga memicu aksi jual terhadap emas.

Untuk minggu ini, pelaku pasar akan fokus mengantisipasi testimoni ketua The Fed Jerome Powell di Kongres pada Rabu dini hari mendatang. Pasar akan memperhatikan indikasi waktu dimulainya tapering; apakah akan dimulai bulan September atau lebih cepat dari perkiraan sebelumnya di bulan Desember.

Sebagian analis berpendapat jika suku bunga akan dinaikkan lebih cepat, maka tapering kemungkinan juga akan dimulai lebih cepat. Selain itu, The Fed telah memproyeksikan kenaikan inflasi (PCE inflation) untuk tahun ini dari 2.4% menjadi 3.4%. Jika ada isyarat tapering, maka harga logam mulia akan kembali tertekan. Data penting dari AS minggu ini adalah Core PCE Price Index dan Final GDP untuk kuartal pertama tahun ini.

Survei yang dihimpun Kitco.com menunjukkan sentimen yang beragam. Sekitar 22% pemain Wall Street memperkirakan emas bullish, 55% memperkirakan bearish, dan 22% netral atau sideways. Sementara itu, 52% pemain Main Street memperkirakan bullish, 31% bearish, dan 17% lainnya netral.

 

Tinjauan Teknikal

Chart Daily

Sentimen Pasar Beragam, Emas Tunggu
Setelah menembus kurva SMA 200-day dan level 50% Fibo Retracement, diasumsikan telah terjadi pembalikan arah trend (trend reversal) dari bullish menjadi bearish. Dari penunjukan price action dan indikator trend berikut, saat ini pergerakan harga masih cenderung bearish:

  1. Terbentuk three black crows candle yang menunjukkan sentimen bearish.
  2. Harga berada di bawah kurva lower band indikator Bollinger Bands, sedangkan titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
  3. Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OsMA berada di bawah level 0.00.
  4. Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.

Support kuat ada pada level 1733 (sekitar 76.4% Fibo Retracement), sementara resistance kuat pada level 1796 (sekitar 50% Fibo Retracement).

Level pivot mingguanz: 1800.69

Resistance: 1796.20 (50% Fibo Retracement) ; 1813.10 ; 1824.80 (38.2% Fibo Retracement) ; 1844.63 ; 1859.26 (23.6% Fibo Retracement) ; 1874.90 ; 1889.94 ; 1903.50 ; 1916.49 ; 1959.22 ; 1981.00 ; 2000.00.

Support: 1755.60 ; 1733.01 (76.4% Fibo Retracement) ; 1719.05 ; 1700.00 ; 1676.70 ; 1640.00 ; 1621.30 ; 1600.00 ; 1566.50 ; 1547.00 ; 1521.00 ; 1485.00 ; 1451.08.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200, EMA 55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OsMA ; ADX (14).

Fibonacci Retracement:

  • Titik Swing Low: 1676.70 (harga terendah 8 Maret 2021).
  • Titik Swing High: 1916.49 (harga tertinggi 1 Juni 2021).

Download Seputarforex App

Arsip Analisa By : Martin
295904
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.