Beragam Dampak Kurs Rupiah Melemah
58492
|
Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga pentupan pasar minggu lalu (19 Juli 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Data neraca perdagangan Indonesia dan suku bunga Bank Indonesia (BI) menjadi katalis utama penguatan Rupiah sepanjang pekan lalu. Mata uang Garuda ditutup pada level 13935 per US Dollar, atau menguat 0.5% dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya.
Kinerja neraca perdagangan Indonesia bulan Juni di luar dugaan surplus sebesar USD200 juta, jauh lebih tinggi dari perkiraan defisit USD1.2 miliar. Sementara itu, BI mendahului The Fed dengan memangkas suku bunga sebesar 0.25% ke level 5.75%.
Langkah bank sentral Indonesia tersebut mendapat apresiasi pelaku pasar karena waktunya dianggap tepat. Alasan BI memangkas suku bunga adalah untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, di tengah rendahnya inflasi dan ketidakpastian global.
Untuk minggu ini, tidak ada rilis data penting dari dalam negeri. Sementara dari AS akan dirilis data Advance GDP kuartal kedua tahun ini yang diperkirakan tumbuh 1.8%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 3.1%.
Secara fundamental, membaiknya data ekonomi domestik di tengah isu pemangkasan suku bunga The Fed akan menyebabkan sentimen positif terhadap Rupiah. Secara teknikal, Rupiah masih cenderung menguat dengan support kuat pada level 13889.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Senin, 22 Juli 2019:
- Jam 17:00 WIB:penanaman modal asing di Indonesia kuartal kedua tahun 2019 quarter over year (q/y): kuartal sebelumnya: -0.9%. Perkiraan: +9.3%.
Kamis, 25 Juli 2019:
- Jam 15:20 WIB:data pertumbuhan kredit bulan Juni 2019 year over year (y/y): bulan sebelumnya: +11.05%. Perkiraan: +9.9%.
Data berdampak dari AS minggu ini:GDP, Durable Goods Orders dan Flash Manufacturing PMI versi Markit.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
USD/IDR masih cenderung untuk berlanjut bearish (Rupiah masih cenderung menguat):
- Harga berada dekat kurva lower band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR masih berada di atas bar candlestick.
- Kurva indikator MACD masih berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
- Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.
Support kuat ada pada level 13889, sementara resistance kuat pada level psikologis 14000 (sekitar level 38.2% Fibo Expansion).
Level Pivot mingguan: 13941.00
Resistance: 13950.00; 13997.20 (level 38.2% Fibo Expansion); 14080.00; 14185.00; 14280.00; 14355.00; 14435.00; 14475.00; 14525.00; 14600.00; 14650.00; 14721.83; 14785.00; 14930.00; 15050.00; 15140.00; 15200.00; 15265.00; 15327.00; 15400.00.
Support: 13889.00; 13835 (50% Fibo Expansion); 13736.00; 13670.63 (61.8% Fibo Expansion); 13469.67 (76.4% Fibo Expansion); 13400.00; 13362.00; 13314.00; 13263.00.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 21; Bollinger Bands (20,2); Parabolic SAR (0.02, 0.2); MACD (12,26,9); OSMA; ADX (14).
- Titik 1: 13265.00 (harga tertinggi 11 Oktober 2018).
- Titik 2: 13885.00 (harga terendah 6 Februari 2019).
- Titik 3: 14525.00 (harga tertinggi 22 Mei 2019).