Hubungan Utang Indonesia Dan Kurs Rupiah
5479
|
Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan hingga akhir minggu lalu (9 April 2020), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Di luar dugaan pengamat, minggu lalu Rupiah berhasil menguat cukup tajam dan ditutup pada level 15820 per USD. Harga penutupan ini telah menguat 3.7% dibandingkan minggu sebelumnya, dan menjadi yang pertama kalinya dalam sebulan terakhir sejak kasus Covid-19 melanda Tanah Air. Dengan demikian, kinerja Rupiah menjadi yang terbaik di Asia sepanjang minggu lalu.
Menguatnya mata uang Garuda pekan lalu terutama dipicu oleh masuknya modal asing, akibat meningkatnya keyakinan investor terhadap pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam mengatasi dampak ekonomi akibat Covid-19. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diumumkan pemerintah terhadap daerah episentrum wabah dinilai akan mengurangi risiko dampak yang ditimbulkan Covid-19.
Selain itu, kerja sama BI dengan The Fed New York berupa repurchase agreement (repo) line juga menimbulkan sentimen positif terhadap Rupiah. Agreement tersebut menyepakati bahwa The Fed New York akan menyiapkan persediaan mata uang US Dollar hingga senilai 60 miliar jika BI membutuhkan.
Pekan ini, pelaku pasar menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang akan mengumumkan suku bunga acuan (BI 7 days repo rate). Sementara ini, analis memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan pada level +4.5%. Meski demikian, dengan inflasi yang relatif rendah dan stabil serta menurunnya aktivitas ekonomi akibat Covid-19, maka tidak menutup kemungkinan BI akan kembali memangkas suku bunga acuan.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Selasa, 14 April 2020:
- Jam 14:30 WIB: suku bunga Bank Indonesia bulan April 2020: bulan sebelumnya: +4.50%. Perkiraan: +4.50%.
Rabu, 15 April 2020:
- Jam 11:00 WIB: data neraca perdagangan Indonesia bulan Maret 2020 y/y: bulan sebelumnya: +USD2.34 miliar (tertinggi sejak tahun 2011). Perkiraan: +USD0.30 miliar.
Data berdampak dari luar negeri minggu ini: GDP China, Jobless Claims, dan Retail Sales AS.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
Dari penunjukan Price Action dan indikator trend, pergerakan harga masih cenderung bearish atau Rupiah masih cenderung menguat:
- Terbentuk bearish engulfing candle yang mengisyaratkan pergerakan bearish.
- Harga berada di bawah kurva middle band indikator Bollinger Bands, sementara titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
- Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
- Garis histogram indikator ADX berganti warna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.
Support kuat berada pada kurva EMA 21, dan resistance kuat pada level 16000.
Level Pivot mingguan: 16071.67
Resistance: 16000.00 ; 16107.80 (238.2% Fibo Expansion) ; 16207.17 (250% Fibo Expansion) ; 16307.00 (261.8% Fibo Expansion) ; 16500.00 ; 16631.15 (300% Fibo Expansion) ; 16836.84 (323.6% Fibo Expansion) ; 17000.00 ; 17157.28 (361.8% Fibo Expansion).
Support: 15465.19 (161.8% Fibo Expansion) ; 15259.83 (138.2% Fibo Expansion) ; 15140.55 (123.6% Fibo Expansion) ; 15000.00 ; 14736.47 (76.4% Fibo Expansion) ; 14617.22 (61.8% Fibo Expansion) ; 14517.85 (50% Fibo Expansion) ; 14418.48 (38.2% Fibo Expansion) ; 14286.00 ; 14095.00 ; 14000.00 ; 13770.00 ; 13572.50.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 21 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).
- Titik 1: 13572.50 (harga terendah 24 Januari 2020).
- Titik 2: 14420.00 (harga tertinggi 2 Maret 2020).
- Titik 3: 14095.00 (harga terendah 4 Maret 2020).