EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.790   |   GBP/USD 1.235   |   AUD/USD 0.646   |   Gold 2,305.51/oz   |   Silver 26.94/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,120.97   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 2 jam lalu, #Saham Indonesia

Ulasan Saham 01 September: Investor Cermati Suku Bunga FED Dan Data Inflasi

Penulis

Indonesia tercatat mengalami deflasi bulan Agustus, sementara investor menunggu sinyal The Fed. IHSG masih dibayangi oleh tekanan pelemahan pasar saham global, dan data makro belum bisa menjawab kerisauan investor sejauh ini.

IHSG Dalam Catatan

Ulasan Saham 01 September: Investor Cermati Suku

IHSG diperdagangkan di bawah MA20, setelah berhasil menguat +0.4% kemarin. Jika IHSG ditutup dibawah 5,362 pada sore nanti, maka otomatis IHSG berada dalam fase bearish di awal pekan bulan September. Kekuatan volume beli masih belum bisa membalikan arah pasar menjadi positif. RSI 47% masih konsolidasi, dengan garis MA50 disekitar MA20 dan MA50. IHSG akan mengisi celah di antara garis tersebut.

Jika tembus 5,362, maka potensi untuk masuk ke level 5,200-am akan terbuka lebar. Saat ini di pasar domestik juga mulai terlihat investor asing melakukan jual bersih, dan masih berlangsung dalam kisaran masih di bawah Rp 1 triliun.

 

Economy Update

Aktivitas manufaktur di Cina mengalami rebound ke level terkuat dalam kurun waktu hampir dua tahun di Agustus lalu karena adanya peningkatan produksi dan permintaan. Indeks manajer pembelian (PMI) Agustus berada di angka 50.4, atau di atas standar angka 50 yang menunjukkan adanya ekspansi. Biro Statistik Nasional (NBS) menyatakan angka ini merupakan tertinggi sejak Oktober 2014.

Data dari ADP dan Moody's Analytics menunjukkan perusahaan swasta di Amerika Serikat menambah tenaga kerja hampir sejalan dengan perkiraan para ekonom meski terjadi pelambatan di sektor manufaktur dan konstruksi. Jumlah tenaga kerja bertambah sebanyak 177,000, sementara ekonom yang disurvei Wall Street sebelumnya memperkirakan sebanyak 175,000. Untuk bulan Juli penambahan jumlah tenaga kerja direvisi menjadi 194,000 dari rilis sebelumnya 179,000.

Equity Comment

Ulasan Saham 01 September: Investor Cermati Suku

Indonesia tercatat mengalami deflasi -0.02% di bulan Agustus, sedangkan untuk aktual tahunan inflasi Indonesia tercatat sebesar 2.79%. Secara rerata inflasi Indonesia mengalami penurunan dari bulan ke bulan. Hal ini membuat posisi rill interest rate semakin melebar. Suku bunga turun? Saya pikir belum waktunya suku bunga untuk turun meskipun inflasi tercatat cukup rendah tahun ini. Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) tidak nyaman dengan level BI rate yang rendah dimana The Fed bersiap untuk menaikkan suku bunga medio November-Desember.

Penurunan inflasi disebabkan oleh harga bahan makanan yang turun, dimana tercatat inflasi bahan makanan sekitar 5.14% di bulan ini dari sebelumnya 6.81% di bulan sebelumnya. angka minus menunjukkan sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia belum pulih dilihat dari konstribusi konsumsi masyarakat-nya.

Pemerintah menyiapkan tiga strategi jika target penerimaan negara dari program pengampunan pajak atau tax amnesty tidak tercapai. Pertama, pemerintah melebarkan defisit menjadi 2.5%. Dalam APBNP 2016, defisit ditargetkan sebesar 2.35% dari PDB, nantinya diperlebar menjadi 2.5% PDB. Kedua, pemotongan anggaran lebih besar lagi. Ketiga, mengubah manajemen arus kas dengan memperpanjang proyek infrastruktur menjadi dari satu tahun jadi multiyears.

Beberapa saham dimana valuasi PER saat ini berada pada posisi relative rendah dari sisi historikal PER-nya selama 3 tahun terakhir, yakni: SCMA, TELE, LPPF, BTPN, WIIM, JSMR, MNCN.

Arsip Analisa By : Aditya Putra
271615
Penulis

Aditya Putra telah aktif di dunia saham selama lebih dari 6 tahun dan hingga saat ini masih menjadi seorang Equity Analyst di perusahaan sekuritas. Aditya menyukai Value Investing, selalu berhasrat menemukan Hidden Gems di saham-saham Small Caps Indonesia, dan terus mengamati saham-saham yang salah harga.