EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 18 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 18 jam lalu, #Saham AS

3 Universitas Dunia Yang Membuka Pusat Penelitian Blockchain

Penulis

Selain MIT, ternyata sudah ada 2 Universitas dunia lain yang memiliki lab khusus untuk mengembangkan teknologi Blockchain. Siapa sajakah mereka?

Seiring dengan berkembang pesatnya industri kripto, perhatian masyarakat kepada teknologi ini semakin meningkat. Saat ini, riset dan pendidikan mengenai Blockchain telah menjadi perhatian beberapa universitas terkemuka di dunia. Mata kuliah mengenai keuangan berbasis kripto, pengembangan Blockchain, dan hukum terkait Blockchain juga sedang dikembangkan untuk menjadi jalur studi yang serius.

Massachusetts Institute of Technology (MIT) merupakan universitas pertama (dan mungkin paling terkenal) yang memiliki laboratorium pengembangan Blockchain. Lab Inisiatif Mata Uang Digital MIT (MIT Digital Currency Initiative) telah menyatukan beberapa pengembang independen terkemuka dengan fakultas MIT, untuk memperluas pengembangan aplikasi seperti Lightning Network.

Namun selain MIT, ternyata ada pula universitas dunia lain yang membuka lab penelitian untuk teknologi Blockchain. Mereka adalah Stanford University dan University College London. Bagaimana sepak terjang universitas-universitas terkemuka ini dalam menggali potensi dan mengembangkan teknologi Blockchain? Ikuti kisahnya pada artikel di bawah ini.

Universitas Blockchain

 

 

MIT (Massachusetts Institute of Technology)

MIT merupakan universitas pelopor dalam hal penelitian dan pengembangan Blockchain. Didirikan pada tahun 2015, program MIT Digital Currency Initiative (DCI) adalah cabang dari Media Lab yang dimiliki universitas tersebut. Inisiatif pengembangan Blockchain dari MIT bekerjasama dengan pusat-pusat penelitian dan universitas lain, para veteran dalam industri teknologi, serta Programmer dan peneliti kripto. Fokusnya ada pada uji coba platform, publikasi riset, dan pengembangan Open Source pada teknologi Blockchain.

Proyek yang dipimpin oleh Neha Narula (anggota Forum Blockhain Global) dan Joi Ito (Direktur Media Lab MIT) ini telah menarik perhatian banyak pihak, baik dari dalam maupun luar instansi MIT. Selain kedua orang tersebut, ketua Komisi Perdagangan Komoditas dan Kontrak Berjangka di era pemerintahan Obama, Gary Gesler, juga ikut serta dalam proyek ini dengan Simon Johnson (Mantan Kepala IMF).

Lab Blockchain MIT

Tidak hanya tokoh-tokoh di atas, MIT juga mempekerjakan pengembang Bitcoin Core, Wladimir van der Laan dan Cory Fields, serta Tadge Dryja, rekan penulis dari Whitepaper Lightning Network.

Aplikasi Lightning Network hanyalah salah satu dari banyak kontribusi yang telah difasilitasi laboratorium untuk memperkaya jaringan Bitcoin. Aplikasi ini juga telah membantu banyak pekerjaan Wladimir van der Lann di Bitcoin Core.

Selain upaya dengan kontribusi kunci tersebut, tim pengembang Blockchain dari MIT juga menarik perhatian media, terutama untuk memberikan masukan tentang topik yang terkait dengan industri kripto. Beberapa waktu yang lalu, Gary Gensler telah membahas status keamanan token dengan New York Times, dan PBS telah mengundang Neha Narula ke NewsHour untuk fitur tentang Bitcoin.

Stanford University

Didukung Ethereum Foundation, Protocol Labs, dan Polychain Capital, Stanford University membuka Stanford Center for Blockchain Research (CBR). Pada dasarnya, pusat riset yang dipimpin oleh Dan Boneh dan David Mazieres ini merupakan puncak dari serangkaian penelitian yang telah dilakukan oleh para akademisi Stanford sejak tahun 2015. Dan Boneh menyatakan bahwa pendirian CBR bertujuan untuk mendukung ekosistem Blockchain.

Lab Blockchain Stanford

"Kami berfokus pada sejumlah area yang berbeda, dimulai dengan kriptografi. Bagi saya, ini sangat menarik karena setiap kali ada pembahasan soal proyek, banyak penelitian baru yang bisa dieksplorasi," kata Boneh dalam sebuah wawancara, "Kami juga sedang mengerjakan bahasa pemrograman untuk Smart Contract menggunakan alat verifikasi yang dapat disetujui protokol," imbuhnya.

Sesuai dengan etos Bitcoin yang merupakan akses sumber terbuka, CBR dan Stanford menawarkan fitur-fitur buatannya secara gratis, mencakup topik yang berkisar dari protokol konsensus hingga transaksi rahasia. Meskipun karya-karya penelitian ini berasal dari universitas Stanford, inspirasi dan masalah yang ingin mereka pecahkan berakar dari proyek-proyek dalam industri Blockchain. Karena itulah, mereka menerbitkan makalah sebagai solusi serta untuk menampung aspirasi dari masyarakat luas yang bisa terlibat langsung dalam industri ini.

 

Universitas College London (UCL)

Pusat Teknologi Blockchain (Center of Blockchain Technologi/CBT) Universitas College London (UCL) bersifat menyeluruh dalam pendekatan riset dan pengembangannya. Berbeda dengan MIT atau Stanford yang berfokus pada inkubasi teknis dan penelitian, UCL mereka membuat jaringan yang lebih luas.

CBT didirikan pada tahun 2015 ketika kripto masih belum terlalu populer. Dilansir dari wawancara dengan Bitcoin Magazine, pendiri dan Direktur Eksekutif CBT, Paolo Tasca, menyatakan bahwa saat itu belum ada yang benar-benar menyadari potensi tersembunyi Blockchain. Filosofi penelitian pusat ini dibangun di atas tiga disiplin ilmu, yaitu sains dan teknologi, keuangan dan bisnis, serta hukum dan Undang-Undang.

Lab Blockchain University College London

"Dengan mencakup begitu banyak bidang, CBT adalah pusat teknologi Blockchain terbesar di dunia. Karena melibatkan lebih dari seratus rekan peneliti dalam beberapa proyek penelitian," menurut Tasca.

Saat ini, CBT memiliki 60 pelamar yang dipertimbangkan untuk masuk ke dalam tim cendekiawan dan peneliti. Kandidat-kandidat itu berasal dari jurusan matematika, ilmu komputer, ekonomi, ilmu pengetahuan, statistik, hukum, psikologi, dan masih banyak lagi.

Pendekatan interdisipliner yang ekstensif telah melahirkan beraneka ragam penelitian. Di salah satu halaman sumber daya CBT contohnya, terdapat sebuah artikel yang membahas masalah serangan jaringan dan kegagalan ekosistem ekonomi yang saling bergantung, dan sebenarnya dapat dipecahkan dengan teknologi Blockchain.

Selama dua tahun terakhir, UCL CBT telah menjadi proyek percontohan untuk memverifikasi data-data akademis penting melalui Blockchain dan studi tentang evolusi ekonomi kripto. Seperti Stanford, CBT juga mengadakan seminar dan acara yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Selain itu, laboratorium Blockchain pusat di universitas ini juga menawarkan keahliannya dengan cara memberikan layanan konsultasi kepada pihak swasta maupun pemerintah.

 

Setelah banyak laboratorium pengembangan Blockchain di universitas terkemuka beroperasi, para profesor yang ambil bagian dalam pengembangannya dapat mengaplikasikan apa yang telah diajarkan di kelas pada kehidupan sehari-hari. Dengan menggabungkan pendidikan dan inovasi, upaya riset pengembangan ini diharapkan bisa menunjukkan potensi besar dari industri kripto.

284737
Penulis

Seorang trader sejak 2012 yang mempunyai hobi menulis. Suka membahas serunya persaingan ekonomi antar negara dengan sebuah tulisan. Aktivitas trading menggunakan Price Action dan rumor fundamental saja. Karena trading itu memang simpel.