Analisa Time Frame artinya melakukan perbandingan pada beberapa Time Frame untuk memperoleh gambaran yang jelas dari arah pergerakan harga yang sedang terjadi. Tujuan utama analisa Time Frame adalah mengetahui arah trend yang dominan sebelum entry.
Analisa dengan memperbandingkan Time Frame trading, atau multiple time frame analysis, perlu dilakukan trader sebelum entry, terutama untuk trader pengguna teknik Scalping yang selalu bermain dengan time frame rendah. Untuk teknik Scalping yang mengutamakan kecepatan, trader forex tidak harus mengamati banyak time frame, melainkan cukup dua chart trading saja, yaitu chart referensi dan chart eksekusi.
Teknik Scalping dengan analisa Time Frame cocok digunakan untuk trading pada pasar yang volatilitasnya tinggi dengan waktu trading yang terbatas, seperti pada indeks harga saham. Pada artikel ini dicontohkan analisa Time Frame untuk Scalping pada indeks saham UK-100, dimana pada umumnya trader menggunakan Time Frame 5 menit untuk eksekusi posisi. Dalam prakteknya, cara ini juga bisa digunakan pada indeks Dow Jones (USA30), Hangseng (HKO43), Nikkei (JPN225) dan lainnya.
Chart Referensi
Time Frame untuk Scalping pada chart referensi harus lebih tinggi dari chart eksekusi. Ada aturan (tidak baku) yang menentukan bahwa chart referensi sebaiknya 6 kali Time Frame chart eksekusi. Untuk trader yang biasa menggunakan Time Frame 5 menit pada chart eksekusi, maka Time Frame chart referensi pada umumnya 30 menit atau 1 jam.
Salah satu cara yang paling mudah dalam menentukan arah trend adalah dengan menerapkan indikator Moving Average.
Untuk pasar yang volatilitasnya cenderung tinggi seperti indeks UK-100 ini, trader biasanya menggunakan exponential moving average (EMA). Dalam contoh ini kita menggunakan periode 200. Kita lihat bahwa harga sedang bergerak di bawah garis kurva indikator EMA-200, yang merupakan peluang untuk membuka posisi sell. Langkah berikutnya kita lihat arah pergerakan harga pada chart eksekusi (Time Frame 5 menit).
Chart Eksekusi
Chart eksekusi adalah pergerakan harga pada Time Frame dimana kita akan melakukan eksekusi, yaitu membuka atau menutup posisi trading (buy/sell) bila memang telah sesuai dengan keadaan yang ditunjukkan oleh chart referensi. Seperti chart referensi, untuk strategi ini pun chart eksekusi menggunakan indikator EMA dengan periode yang sama.
Peraturan dalam cara analisa Time Frame untuk Scalping ini adalah:
- Jika harga bergerak di atas garis EMA-200 pada chart referensi, dan harga pada chart eksekusi juga bergerak di atas garis EMA-200, maka trader bisa membuka posisi buy.
- Jika harga bergerak di bawah garis EMA-200 pada chart referensi, dan harga pada chart eksekusi juga bergerak di bawah garis EMA-200, maka trader bisa membuka posisi sell.
- Jika harga bergerak di bawah garis EMA-200 pada chart referensi, tetapi harga bergerak di atas garis EMA-200 pada chart eksekusi (tidak sejalan), maka trader dianjurkan untuk tidak membuka posisi, seperti pada contoh di atas. Demikian juga bila harga pada chart referensi berada di atas EMA-200, tetapi harga pada chart eksekusi bergerak di bawah garis EMA-200.
Demikian sekilas ulasan mengenai analisa Time Frame untuk Scalping. Untuk rangkuman materi yang lebih mudah Anda pahami, bisa dilihat pada infografi di bawah ini:
Cobalah mempraktekkan tipsi-tips di atas di akun demo terlebih dahulu sebelum menjalankannya dalam trading harian. Perhatikan bahwa Scalping itu berisiko tinggi, sehingga dibutuhkan kehati-hatian dan ketajaman eksekusi. Memang ada saja trader yang hanya memelototi chart 5 menit sebagai andalan Time Frame untuk Scalping, tetapi tentu reliabilitas eksekusinya relatif labil dibandingkan dengan apabila menggunakan perbandingan dua Time Frame.
Trader juga dapat menggunakan dua Time Frame dengan skala 6 banding 1 seperti dalam strategi ini sebagai acuan Time Frame untuk Scalping pada forex, dengan dipasangkan indikator lainnya. Sebagai referensi, simak juga artikel Pilihan Indikator Forex Untuk Scalping Terpopuler.