Bagaimana kita bisa menggunakan pivot point dalam sistem trading? Ternyata banyak hal yg bisa kita dapatkan hanya dengan menggunakan pivot point ini. Seperti trend, menetukan level stop loss, take profit, mendeteksi level jenuh. Untuk itu mari kita coba telaah satu persatu.
Market Bakal Trending
Pada dasarnya, informasi seputar kapan terjadi trend sangat sulit didapat. Itu karena kita tidak mengetahui secara pasti kapan market bergerak. Walaupun ada indikasi dari fundamental atau pun sinyal teknikal, tetap saja tidak bisa jamin akurat.
Nah, salah satu cara supaya hal tersebut dapat diketahui adalah dengan memperhatikan garis support dan resistance yang ada pada pivot point. Garis inilah yang sebenarnya membantu signal pivot point akan berjalan kemana. Dengan cara mudah, kita dapat melihat garis-garis support dan resisten tersebut mengembang atau menyempit.
Namun, pada saat terjadi permulaan awal trending, garis support dan resisten pada hari-hari sebelumnya sudah dapat terbaca dengan semakin menyempitnya pergerakan, dan memperkecil gerak market yang tercermin pada semakin berdekatannya garis S dan R tersebut.
Market Sedang Sideway
Untuk menentukan market yang sedang sideway pun sebenarnya tidak terlalu mudah. Untuk memperhitungkan sideway yang terjadi, menunggu adalah faktor utama yang harus dipahami dalam prediksi pivot point. Pada saat terjadi trend besar, garis S dan R akan tertembus semuanya. Begitu market mampu menembus semua, biasanya di hari berikutnya harga cenderung pelan dan sideway. Walaupun masih ada juga kemungkinan akan terus melanjutkan trend sebelumnya.
Untuk mengetahui hal tersebut, cukup lihat garis support dan resisten pada pivot point dengan mengamati lebar dan sempitnya antar garis. Dalam pergerakannya, market selalu diawasi oleh garis-garis S dan R pivot point, begitu garis melebar jauh, kemungkinan market tidak jauh-jauh dari garis terdekat pivot point.
Take Profit (TP)
Dalam banyak hal, seringkali transaksi yang kita lakukan tidak bisa ditinggalkan karena suatu sebab. Ada kalanya memang ingin menghasilkan profit yang banyak, atau memang sekedar memantau pergerakan harga dengan menunggu transaksi sampai sesuai yang kita harapkan. Dalam beberapa kasus, kadang kita terganjal pada seberapa kuat market untuk bisa sampai pada TP kita. Salah satu cara menyelesaikannya adalah dengan melihat indikator pivot point dalam menentukan TP nya.
Selalu gunakan TP pada saat market akan menuju ke salah satu garis, baik garis resisten maupun garis support. Hal itu adalah untuk menjaga dari terjadinya titik reversal atau titik dimana harga akan mengalami suatu trend terbalik, dan kalau kita biarkan, dikhawatirkan bukannya profit tapi malah rugi yang didapat.
Stop Loss (SL)
Cara lain untuk mengatasai kerugian adalah dengan menggunakan stop loss. Itu juga tergantung dari sistem yang digunakan. Stop loss pada transaksi dengan menggunakan signal pivot point, cara mudahnya sama seperti pada saat kita menggunakan TP. Cukup gunakan salah satu garis pivot, untuk menjadi acuan stop loss.
Jika harga mulai menyentuh salah satu garis, di situ kita bisa menerapkan stop loss sesuai yang kita inginkan. Stop loss sebaiknya diterapkan pada market yang dinamis, jangan menggunakan point. Itupun kalau memang stop loss yang digunakan benar-benar menggunakan signal dari pivot point. Penggunakan stop loss pada pivot point ini digunakan dalam mengurangi kerugian akibat floating atau kesalahan signal.
Jenuh Buy
Dapat diketahui perdagangan akan dianggap terlalu mahal membuat pembeli tidak mau melakukan pembukaan harga kembali. Sebab keengganan pihak seller dikarenakan harga dianggap tidak layak beli akibat cenderung terlalu mahal.
Dari gambaran tersebut, kita akan tahu pergerakan harga yang terlalu mahal dikarenakan range harian pada tiap-tiap pair telah terlampaui, atau setidaknya mendekati. Bila harga-harga tersebut berada pada bidang range harian Support (S) dan Resistance (R) maksimal, dapat dilihat harga akan cenderung berhenti, atau berbalik arah.
Jenuh Sell
Pada saat perdagangan mulai dianggap terlalu murah, pihak pedagang enggan untuk menawarkan dagangannya kembali ke pasar. Akibat dari keengganan tersebut, menjadikan harga terhenti atau bertengger di wilayah range harian pair.
Penyebabnya adalah karena perdagangan dipengaruhi oleh berbagai faktor fundamental atau faktor teknikal dari setiap trader yang melakukan transaksi. Titik jenuh ini muncul karena para trader di seluruh dunia menyepakati tidak ingin melanjutkan perdagangan di hari yang sama, pada saat range pair terlampaui atau terdapat di sekitar range diatas S dan R maksimal.