Untuk banyak orang, berinvestasi menjadi hal yang kurang menggairahkan. Contohnya, deposito hanya menawarkan bunga paling 5.5% saja per tahun, dan itu pun masih harus dipotong pajak 20% dari yang diterima. Kalaupun mau investasi sendiri, banyak yang merasa diri sangat awam dan masih belum mumpuni. Lalu muncullah pertanyaan, "Mengapa harus berinvestasi?" atau "Investasi itu ribet, saya mau yang simpel saja". Padahal, disadari atau tidak, investasi itu dilakukan semua orang, hanya saja bentuknya berbeda-beda.
Para pembaca yang budiman, seperti yang kita ketahui, semua manusia akan menua (saya yakin banyak yang berencana untuk hidup sampai tua). Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan juga akan meningkat. Manusia membentuk suatu siklus ekonomi yang paralel dengan kehidupannya. Ketika memasuki fase tertentu dalam siklus tersebut, barulah terasa manfaat investasi yang tak tergantikan.
Seorang ekonom Rusia yang bernama Nikolai Kondratieff menandai siklus ekonomi dalam perjalanan kehidupan manusia sebagai pergantian musim dalam setahun. Berikut penjabarannya:
1. Fase Musim Semi
Ketika lahir hingga remaja, manusia masih akan bergantung pada orang tuanya. Lalu bekerja dan menikah, muncullah kebutuhan rumah tangga seperti membeli rumah dan isi rumah serta rencana-rencana lainnya seperti liburan keluarga. Fase ini dinamakan dengan fase musim semi (spring). Menurut Kondratieff, fase ini mewakili masa-masa indah di saat awal kehidupan, ketika manusia sedang berada dalam masa produktif aktif, memiliki visi ke depan, bahkan berencana untuk membuat bisnis dan melakukan tindakan amal.
2. Fase Musim Panas
Lalu masuk ke fase berikutnya, yakni ketika anak-anak yang dipunyai mulai besar dan sudah mulai masuk sekolah, adik-adiknya perlu popok, istri sudah semakin bergaya, kebutuhan meningkat, begitupun dengan karir yang semakin mapan. Pola konsumsi pun naik seiring dengan meningkatnya pendapatan. Asalnya hanya perlu sedan kecil, kini keluarga semakin besar sehingga perlu ganti ke mobil keluarga yang lebih luas. Ini bisa dikatakan sebagai fase musim panas (summer).
3. Fase Musim Gugur
Menjelang tengah baya, karir sudah hampir di puncak, anak-anak sudah menjelang dewasa, kebutuhan pun semakin besar. Dahulu anak cukup dibelikan mainan, kini minta kendaraan juga. Kebutuhan memuncak ketika anak kuliah, padahal tubuh tak lagi prima seperti dua puluh tahun lalu, mulai suka sakit-sakitan dan uang yang dikumpulkan banyak dipakai berobat juga. Saat itu biasanya tubuh sudah mulai minta istirahat dan berlibur.
Rumah pun sepertinya sudah harus ganti ke yang lebih luas untuk menampung barang. Seluruh perabotan juga mesti diganti karena sudah waktunya. Inilah fase musim gugur (autumn). Di masa inilah tingkat konsumsi keluarga mencapai puncaknya, beberapa yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan keluarganya melakukan pinjaman untuk membeli barang-barang konsumsi. Oleh karena itu, kredit macet sering terjadi pada orang-orang di fase ini.
4. Fase Musim Dingin
Lalu masuk ke fase berikutnya, anak-anak sudah lulus kuliah dan mencari pekerjaan. Beberapa langsung menikah dan membutuhkan dana dari orang tua yang tidak sedikit. Di fase ini, beberapa sudah siap untuk pensiun. Pengeluaran makanan diganti dengan konsumsi obat-obatan. Hutang-hutang sudah mulai lunas semua, tapi beberapa yang masih berhutang mengalami kesulitan di masa ini, karena tubuh sudah tidak seprima dahulu untuk mencari uang tambahan.
Lalu saat pensiun tiba, pendapatan tidak sebanyak dahulu, tapi kebutuhan terus membesar karena beberapa anak-anak masih belum mandiri alias masih mengandalkan orang tua walau sudah menikah. Inilah fase musim dingin (winter), fase yang cukup menyedihkan apabila tabungan Anda tidak cukup kuat di masa ini.
Mengapa Anda perlu memiliki tabungan untuk hari tua? Karena pada saat Winter, energi kita terbatas, tubuh tak lagi prima, pensiun tak sebesar gaji saat masih produktif. Belum lagi, kondisi kesehatan mulai menurun, sementara terkadang anak masih minta bantuan untuk cicil mobil atau keperluan lain. Dengan kata lain, perbandingan antara penghasilan dan kebutuhan akan bertolak belakang di fase musim dingin. Berikut grafiknya:
Saat usia menua, justru kebutuhan semakin besar dan penghasilan mengecil. Di saat inilah Anda akan bersyukur apabila sejak dua puluh tahun lalu memiliki investasi.
Semua Orang Melakukan Investasi
"Tapi saya sudah menabung, untuk apalagi berinvestasi?"
Rata-rata bunga tabungan adalah 1-3% per tahun, sedangkan inflasi 5-7% per tahun. Artinya, Anda masih kehilangan uang sebesar 2% setiap tahunnya karena kenaikan harga bahan-bahan pokok di sekitar Anda. Satu-satunya cara untuk mempertahankan nilai yang paling mudah adalah dengan membeli emas. Namun, emas hanya sekedar mengamankan nilai yang ada, bukan untuk meningkatkan.
(Baca juga: 8 Tempat Jual Beli Emas Terbaik Dan Terpercaya)
Sadar atau tidak, dengan menabung di bank (dan mengharapkan bunga) atau membeli emas (dengan harapan nilainya akan terus naik), kita semua sedang melakukan investasi. Lalu mengapa Anda bilang investasi itu sulit? Buktinya, Anda sendiri melakukannya, hanya saja dengan pertumbuhan nilai yang lambat. Apabila ingin lebih merasakan hasil investasi lebih dini, maka Anda bisa melakukan investasi di sektor dengan pertumbuhan yang lebih cepat dan bisa memberi imbal hasil lebih tinggi.
Investasi Bisa Dilakukan Dengan Mudah Dan Murah
Investasi memang terkadang sedikit ribet. Jika salah, investasi yang dibuat malah merugikan. Namun kelebihannya, investasi bisa dipelajari secara gratis maupun berbayar. Investasi itu baik adanya, karena bisa menyelamatkan masa tua dari ancaman kemiskinan.
Bisa dikatakan, investasi bukan lagi pilihan, melainkan sebuah kebutuhan. Salah satu investor nomor satu dunia, Warren Buffet, pernah mengatakan: "If you don't find a way to make money while you sleep, you will work until you die".
Kita mendengar ada Satpam yang sukses berinvestasi saham, itu karena sumber informasi sekarang sudah tersedia dimana-mana. Dan untuk memulainya sekarang tidak lagi sulit karena deposit awal sudah semakin terjangkau.
Investasi saham contohnya, bisa dimulai dari Rp100,000 saja. Dengan memiliki saham, Anda bisa memiliki seporsi kepemilikan di perusahaan-perusahaan ternama tanpa harus memulai bisnis seperti itu dari nol. Memang awalnya terasa sulit, belum lagi instrumennya banyak. Ada forex, saham, emas, CFD, dll. Namun, berinvestasi waktu untuk mempelajarinya sungguh sangat dianjurkan.
Mark Twain pernah bilang,"Twenty years from now, you will more disappointed by the things you didn't do than by the ones you did do".