Bicara soal teknik entri (buka posisi), sudah banyak sekali pentunjuk-petunjuk sinyal tradingnya. Namun, teknik entri saja tidak cukup bila tidak didukung oleh strategi exit. Maksudnya, setelah kita buka posisi, kita juga harus mengukur di level harga berapa akan menutup posisi. Maka dari itu, berikut adalah pedoman untuk sukses mencapai target Take Profit dengan indikator populer dan sederhana, yaitu Moving Average.
Metode-Metode Entri Dengan Indikator Moving Average
Iya dong, sebelum mendapat profit, kita harus membuka posisi dulu berdasarkan sinyal trading dari beberapa teknik indikator Moving Average berikut:
1. Teknik Crossover
Teknik ini adalah metode entri dengan Indikator Moving Average (MA) paling sederhana, dan juga terpopuler. Singkat kata, sinyal trading akan muncul ketika terdapat perpotongan antara satu garis MA dengan garis MA lain. Metode ini dapat digunakan pada pair dan timeframe manapun, tapi idealnya, sinyal trading paling akurat pada kondisi pasar trending.
Sayangnya, teknik crossover bersifat lagging karena bergantung sepenuhnya pada perpotongan garis-garis MA. Jadi, sinyal trading biasanya baru terpicu beberapa saat setelah harga sudah bergerak jauh, akibatnya Anda bisa telat buka posisi.
2. Teknik Bladerunner
Teknik ini disebut "Bladerunner" karena garis Moving Average bergerak memotong grafik bar harga menjadi dua bagian. Sinyal trading muncul saat harga bergerak menjauh dari garis EMA berperiode 20 lalu mengetes kembali batas harga. Setelah harga mengetes batas, kemungkinan besar harga akan bergerak kembali melanjutkan tren sebelumnya.]
Pada gambar chart di atas, sinyal sell muncul setelah periode konsolidasi (sideways) berlangsung cukup lama. Berikutnya, harga mulai bergerak ke bawah sebagai awal terbentuknya downtrend. Dalam kesempatan itu, trader dapat membuka posisi sell ketika batang tertinggi (High) candlestick mencoba menguji batas garis EMA 20, namun belum mampu menembusnya.
Sebaliknya, aba-aba untuk buka posisi buy muncul saat batang terendah (Low) candlestick mencoba mengetes batas garis EMA 20, tapi masih juga gagal menembusnya. Contohnya seperti chart di bawah ini:
3. Teknik Envelope
Teknik envelope dikenal juga sebagai MA Envelope sebagai salah satu indikator bawaan MT4. Sekilas MA Envelope ini terlihat seperti tampilan indikator Bollinger Bands, di mana dua garis Moving Average dipasangkan sejajar dengan satu garis MA. Contohnya seperti pada gambar di bawah ini:
Indikator MA Envelope dapat memberikan petunjuk trader untuk entry ketika harga mulai menyentuh garis MA luar (garis MA biru). Sederhananya, peluang buy atau sell muncul ketika candlestick menyentuh garis ring luar, persis seperti sinyal trading dengan Bollinger Bands.
Pedoman Mencapai Take Profit Dengan Indikator Moving Average
Nah, jika sudah paham mengenai cara menerjemahkan sinyal untuk buka posisi trading, barulah kita bahas strategi exit-nya. Sekali lagi, kita harus mengatur strategi exit agar target Take Profit dapat tercapai dengan optimal. Karena tanpa perencanaan untuk menutup posisi, sama saja kita menjebak akun sendiri seandainya harga ternyata berubah haluan tiba-tiba.
Sebelum menentukan target Take Profit, idealnya kita juga harus menentukan batas Stop Loss. Sederhananya, batas Stop Loss akan menutup posisi dengan floating minus pada level harga tertentu sebelum kerugian semakin membesar.
Berikut adalah cara praktis dalam menentukan batas Take Profit dan Stop Loss menggunakan indikator Moving Average:
1. Gunakan beragam kombinasi indikator untuk memperjelas kualitas sinyal trading
Pada dasarnya Moving Average adalah indikator lagging, jadi sinyal trading biasanya baru muncul setelah harga membentuk trend. Masalahnya, tidak ada yang tahu persis sampai kapan suatu trend akan berlangsung. Bisa saja dalam kurun waktu singkat, harga ternyata mengalami koreksi atau bahkan berbalik arah secara tajam (reversal).
Oleh karena itu, supaya sinyal trading lebih responsif dan bebas dari fake signal, gunakan satu indikator untuk filter sinyal trading sedangkan satu indikator lain untuk menjadi konfirmator. Misalnya seperti contoh berikut:
Pada contoh chart EUR/USD H4 di atas, indikator EMA 20 (teknik bladerunner) dikombinasikan dengan dua garis MA envelope sebagai batas resistensi dan support dinamis. Setelah sinyal buy terdeteksi, entri dieksekusi pada harga opening candlestick beriktunya yaitu 1.110. Berikutnya, Stop loss dipasang pada level 1.104 dan Take Profit pada 1.115.
Hasilnya, profit diraih sebesar 116 pip dengan rasio vs. reward 1:1.
2. Gunakan bantuan indikator lain untuk mengetahui kekuatan trend
Selain itu, indikator CCI dan indikator RSI juga dapat digunakan untuk mengetahui kondisi overbought dan oversold pada pasar. Kondisi jenuh beli (overbought) dan oversold (jenuh jual) dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana trend akan berlanjut.
Selama pasar dalam kondisi jenuh beli, sinyal sell akan berpeluang lebih tinggi untuk memperoleh untung daripada sinyal buy. Sebaliknya, jika pasar masih oversold, pertimbangkan untuk memprioritaskan sinyal buy daripada sinyal sell.