EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.650   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,391.14/oz   |   Silver 28.38/oz   |   Wall Street 37,918.53   |   Nasdaq 15,922.46   |   IDX 7,164.81   |   Bitcoin 70,060.61   |   Ethereum 3,505.25   |   Litecoin 98.69   |   AUD/JPY jatuh mendekati level 99.00 di tengah kehati-hatian pasar, menunggu reaksi Israel terhadap serangan Iran, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Menurut data MCX, harga emas berpotensi naik hari ini, 10 jam lalu, #Emas Teknikal   |   EUR/USD tidak menunjukkan tanda-tanda pergerkan meski dalam kondisi Oversold, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD bertahan di atas level psikologis 1.0600 di tengah sentimen bearish, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) resmi melantai di BEI hari ini. Saham MHKI turun 10% ke posisi Rp144 per saham, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Emiten gas industri PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) mencetak peningkatan laba bersih sebesar 5.53% menjadi Rp4.73 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) mencatat pendapatan sebesar Rp439.3 miliar dengan laba bersih sebesar Rp58.25 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 kehilangan 1.21% berakhir pada 5,061, sedangkan Nasdaq kehilangan 1.79% menjadi 15,885. Dow Jones Industrial Average turun 0.66% menjadi 37,735, 16 jam lalu, #Saham AS

Rasio 1:2 Tidak Selalu Bermanfaat

Penulis

Dalam teori tradisional, resiko dan profit biasanya diukur dengan rasio 1:2. Kenyataannya, belum banyak trader yang benar-benar menerapkan teori ini.

Bagaimana Anda menentukan rasio risk dan reward dalam trading? Kami yakin tidak ada trader yang bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan pasti dan jawaban yang sama. Pertanyaan itu mirip dengan menanyakan berapa banyak langkah yang Anda butuhkan untuk berjalan ke luar dari apartemen Anda di kota New York saat musim dingin.

Rasio 1:2 Tidak Selalu
Trading itu ibaratnya cuaca, kadang panas tapi juga terkadang dingin. Demikian juga halnya dengan pasar, terkadang bergerak cepat, terkadang bergerak lambat. Oleh karena itu pertanyaan tentang resiko dan imbalan selalu disesuaikan dengan keadaan terkini.

Dalam teori tradisional, resiko dan profit biasanya diukur dengan rasio 1:2. Dengan rasio ini, Anda dapat mempertaruhkan setengah dari jumlah keuntungan sehingga jika target profit 100 point maka stop lossnya adalah 50 pips. Teori ini terdengar hebat. Anda hanya perlu menang 4 kali dari 10 kali trading yang kalah. Namun, pada kenyataannya, belum banyak trader yang benar-benar menerapkan dan setia dengan penggunaan teori ini.

Pasar, dalam kenyataanya, tidak sama seperti sebuah pabrik yang memberikan keuntungan dengan mudah kepada Anda. Yang terjadi sebenarnya adalah, pada awalnya trading berjalan secara normal namun tanpa diduga pasar bergerak melawan posisi Anda. Ibaratkan seperti ini: Anda menargetkan kerugian sebanyak 100 pips dan berencana untuk mengunci profit ketika sudah mencapai 200 pips. Setelah entry, harga terus naik dan ketika profit sudah terkumpul sebanyak 199 pips, harga malah berbalik turun hingga 100 poin. Apa yang terjadi? Jelas stop loss Anda akan tersentuh, dan posisi buy yang tadinya berjalan sesuai harapan malah ditutup dengan kerugian.

Di atas kertas, Anda memang kehilangan 100 poin, tetapi dalam kenyataannya Anda kehilangan -299 poin (Stop loss 100 poin dan -199 hasil pembalikan pasar). Dengan demikian, teori rasio 1(risk) : 2(reward) sebenarnya malah melipatkan kerugian Anda.


Gunakan Trailing Stop

Inti dari permasalahan ini adalah bahwa keuntungan Anda tidak dapat diperkirakan dengan benar-benar pasti di pasar forex. Satu-satunya hal yang dapat Anda kendalikan adalah resiko. Itulah sebabnya kami selalu lebih dahulu menentukan target dan dengan tekun mengendalikan risiko menggunakan trailing stop. Mungkin hal ini tidak terlihat sangat memukau, namun percayalah penggunaan trailing stop jauh lebih mudah daripada memakai rasio 1:2.

Dengan pemakaian trailing stop, Anda akan lebih mudah mengantisipasi pergerakan harga yang tiba-tiba berubah arah secara tajam. Katakanlah Anda open buy pada pasar yang sedang uptrend, Anda bisa memposisikan trailing stop untuk bergeser naik setiap ada peningkatan harga sebanyak 10 pips. Dengan demikian, ketika harga berbalik turun secara tajam, posisi tersebut tidak akan terclose dengan kerugian total. Metode ini sangat kompatibel dengan prinsip "cut losses and let your profits run".

121406
Penulis

SFTeam merupakan hasil kerjasama beberapa personel tim Seputarforex untuk menghadirkan liputan akurat dan bermanfaat bagi pembaca. Cakupan bahasan menyeluruh hingga menjangkau fundamental, teknikal, dan berbagai aspek trading forex lainnya.


Dewi Wulansari
ehm, benar juga memang bukan hal yang mudah menepati target profit seperti itu. lalu bagaimana penjelasan tentang penggunaan trailing stop sendiri?
Hari Santoso
Ini kutipan dari artikel lain soal penggunaan trailing stop:

Untuk memperoleh profit yang optimal, kita terapkan metode trailing stop pada tiap-tiap level reward yang telah kita tetapkan.
Dalam hal ini kita tidak perlu menetapkan level exit pada level rewardnya, tetapi menset level stop loss pada tiap level rewardnya jika level ini telah terlampaui, sehingga akan tetap memperoleh profit jika arah pergerakan harga masih sesuai dengan asumsi yang kita telah prediksikan. Dengan metode ini kita harus memonitor pergerakan harga agar setting trailing stop bisa diterapkan. Cara ini tepat diterapkan pada kondisi pasar yang trending dengan kuat.

selengkapnya ada di artikel berikut.
Juwana
cara ini tepat diterapkan pada kondisi pasang yang trending dengan kuat. jadi itu artinya ketika pasar tdk trending dg kuat trailing stop jg tdk begitu bermanfaat kn? gw bayangkan klo trailing stop ini dipake sewaktu pasar sideway jadinya stop loss akan mudah kena padahal profitnya belom seberapa. sebetulnya daripada bingung mau pake rasio ato trailing stop mendingan belajar analisanya ditingkatkan supaya lebih bisa nyari posisi stop loss n take profit yg tepat. lagipula ada saatnya juga harga bergerak sgt pelan sampai hampir2 kelihatan tdk ada pergerakan. bukanya saat seperti gitu pakai trailing stop malah akan merugikan?
Hadi Tiesto
Tapi dengan trailing stop at least kita tetep akan ada profit yg dibawa walopun cepet kena sl.
Sedangkan pake rasio laba rugi kl kena sl jelas kita malah rugi.
Udah dijelasin jg kan kalo makin besar rasionya makin besar pula sbenernya rugi kita.
Kita ambil rasio 1:2, kena sl ruginya jd 2x lipat, rasio 1:3, kena sl ruginya jd 3x dst.
Alvin Sudira
bagaimanapun yang namanya rugi dalam trading itu wajar. kalau menggunakan trailing stop karena mengharap tidak ingin membawa loss, berarti cara pikir tradingnya masih belum realistis. jika dalam suatu waktu ternyata tidak ada tren harga yang benar-benar menguat di satu arah, atau harga hanya cenderung sideways dalam jangka waktu yang cukup lama, maka profit yang dikumpulkan tidak akan cukup signifikan. karena dengan trailing stop, tidak ada take profit yang diset untuk mengunci keuntungan. akan disesalkan juga jika trader melewatkan momen untuk mengunci keuntungan saat harga sudah mencapai resisten/support, atau titik jenuhnya, dan hanya menunggu harga tersentuh trailing stop yang pasti hanya akan membawa profit yang kurang maksimal. dalam kondisi ini, jelas let your profits run sudah tidak cocok dengan penggunaan trailing stop.
Dewi Wulansari
@Hari: terima kasih atas arahannya, semoga pedoman yang diberikan bisa bermanfaat
R_asrul
yah meskipun hsl dr pembalikan pasar tu ga mengurangi akun, tapi tetep sayang kalo udh sempat diraih terus ilang lagi, ini miris mengingat kasus kyk gini yg umum terjadi.
Farid Abdul
makane supaya ndak miris pake manajemen risiko...
Rendrananta
@asrul: bener itu bro, harusx penggunaan trailing stop ini ditekankan dari awal, biar yang lain nggak keburu pake rasio tanpa trailing stop untuk manajemen resikox. penjelasan awal soal trailing stop malah biasanya bikin trader baru tambah bingung tentang kegunaannya. jadi mesti ada informasi kusus soal rasio loss:profit dan penggunaanx sama trailing stop biar nyambung dan jelas
Rangga Bye
solusi nya gampang,
pas trending ambil trailing stop, pas ranging ambil risk reward ratio
dah sesuai kan sama prinsip pasar di artikel ini?

karna gag tentu maka nya gag ada 1 cara yang bisa dipake di semua kondisi
solusi nya, ya lihat dulu gimana kondisi pasar terus pake yang paling tepat
emang pergerakan harga forex itu dinamis
jadi kita juga gag bisa statis pake 1 cara aja di semua kondisi :)
Niko Ndut
hmmm apa yg disampekan disini ada betulnya juga. tapi bagusan klo ditambahkan ini cocok untuk pasar trending. pake rasio juga menguntungkan aja buat mereka yg udah tau perhitungan sma pengambilannya harus seperti apa. daripada berdebat mending disesuaikan sja, klo lebih suka masuk dipasar trending maka pake aja trailing stop. tapi klo suka masuk dipasar manapun bisa juga tuh pake saran mas @rangga bye. hh
Beben
Saya pergunakan EA Lock Profit (bep) disimpan di VPS, saya pergunakan di pair GU.. karena saya OP di HP begitu OP terbentuk SL 35pip terpasang. jika sudah profit 12pip BEP+1 terpasang. Lockprofit saya set di +30 +35 dst dg jarak dari running price 12pip. bisajuga di close manual. yg penting pengaman sudah terpasang,masing2 bisa setting dg gaya tradingnya
Abdul Hamid
Pak, koq saya jadi bingung ya, jadi kalo pakai risk:reward 1:2 kita justru rugi begitu? Terus apa untungnya orang-orang menggunakan metode ini? Terus hitungan kerugian berlipat ganda tadi, apakah margin/deposit kita langsung habis sebanyak itu jga? Bingung saya, setahu saya loss-nya cuma pergerakan dari posisi awal, betul?
Rohmat
memang di atas kertas begitu. ruginya dihitung dari posisi awal. tapi katakanlah dalam posisi buy, harga sempat naik sampai hampir menyentuh take profit, tapi sebelum sampai harga kemudian turun tajam hingga kena stop loss, maka profit yang udah sempat tercapai pas harga naik tadi juga diitung sebagai kerugian..
Sepaja
kalo tujuannya akurasi ya sah-sah saja. Tapi kalo tujuannya dapat uang ya pakai RR yang baik. Kalo pakai RR yg baik, misal 1:2 kita hanya butuh tingkat akurasi 34% untuk balik modal, lebih dari itu kita udh profit. Persoalannya sistem se ancur apa kita op dalam 100 kali op dengan RR 1:2 kena sl semua? Dalam trading bukan profi dan loss saat op. Tapi kesimpulan keseluruhan transaksi misal salama 1 bulan apakah masih profit atau tidak? Selagi memakai RR yg baik, saya rasa kena sl berulang2 tidak akan bermasalah berapa pun banyaknya. Toh kita gak di tuntut pnya akurasi yg tinggi kalo RR nya bagus. Dalam trading yg penting keamanan modal dulu baru profit. Sya pakai RR 1:3 winrate sya 40% tapi masih making money tiap bulan, dngan jaminan hampir mustahil mc.