EUR/USD 1.078   |   USD/JPY 151.350   |   GBP/USD 1.263   |   AUD/USD 0.651   |   Gold 2,233.48/oz   |   Silver 25.10/oz   |   Wall Street 39,807.37   |   Nasdaq 16,379.46   |   IDX 7,288.81   |   Bitcoin 70,744.95   |   Ethereum 3,561.29   |   Litecoin 94.22   |   Pound Sterling menghadapi tekanan di tengah kuatnya penurunan suku bunga BoE, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Menurut analis ING, EUR/USD berpotensi menuju 1.0780 atau mungkin 1.0750 di bawah Support 1.0800. , 1 hari, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik ke dekat level 0.9060 karena penghindaran risiko, amati indikator utama Swiss, 1 hari, #Forex Teknikal   |   GBP/USD menarget sisi bawah selanjutnya terletak di area 1.2600-1.2605, 1 hari, #Forex Teknikal   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 1 hari, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 1 hari, #Saham Indonesia

Redenominasi Rupiah - Sekedar Potong Nol, Apa Masalahnya? (1)

Penulis

Sejak tahun 2010, telah beredar kabar mengenai rencana redenominasi rupiah yang disusun oleh Bank Indonesia. Apa itu redenominasi rupiah? Kenapa pemerintah merencanakan redenominasi rupiah?

Sejak tahun 2010, telah beredar kabar mengenai rencana redenominasi Rupiah yang disusun oleh Bank Indonesia. Redenominasi Rupiah merujuk pada penyederhanaan nominal mata uang Rupiah dengan mengurangi tiga digit angka. Artinya, dalam redenominasi, uang Rp10,000 akan menjadi Rp10, uang Rp1000 menjadi Rp 1, dan seterusnya.

Redenominasi ini hanya akan mengubah nominal, dan tidak mengubah daya beli uang itu sendiri. Misalkan harga satu stel pakaian sekarang Rp100,000, maka setelah redenominasi, harganya adalah Rp 100. Dengan demikian, kekayaan masyarakat secara riil tidak berubah, hanya nominalnya saja yang berkurang.

redenominasi rupiah

Akan tetapi, redenominasi Rupiah adalah sebuah kebijakan yang kompleks. Bank Indonesia awalnya menjadwalkan redenominasi dimulai tahun 2014 ini, namun akhir November 2013, Kementerian Keuangan dilansir oleh Antara menyebutkan bahwa pelaksanaan redenominasi ditunda karena kondisi perekonomian dan perpolitikan nasional yang belum stabil. Pejabat kemenkeu mengatakan bahwa redenominasi kemungkinan baru bisa dilakukan pasca pemilu 2014. Singkatnya, kebijakan ini bukan tanpa risiko.

 

Yang Redenominasi Bukan Cuma Indonesia

Indonesia bukanlah negara pertama yang melakukan redenominasi mata uang. Redenominasi sudah tercatat dalam sejarah peradaban sejak abad ke-19. Negara-negara di Zona Euro juga mengalami redenominasi saat mata uang asalnya dikonversi ke Euro. Pada umumnya, ada tiga kondisi yang membuat sebuah negara melakukan redenominasi.

Yang pertama adalah karena negara tersebut meleburkan diri ke kesatuan moneter tertentu, seperti Euro di Uni Eropa. Kedua, inflasi dalam jangka panjang telah menyebabkan nominal mata uang menjadi terlalu besar, seperti di Indonesia. Kondisi ketiga adalah hiperinflasi (inflasi di atas 100%) yang mengakibatkan pemerintah terpaksa menerbitkan uang dengan nominal super besar, seperti yang terjadi di Zimbabwe.

Dalam kasus redenominasi karena hiperinflasi, redenominasi biasanya gagal karena hiperinflasi merupakan pencerminan kondisi ekonomi yang tidak stabil. Ketidakstabilan ekonomi ditambah rumitnya redenominasi membuat perekonomian makin kacau.

Inflasi

(Baca juga: Pengertian Inflasi Pada Perekonomian Dunia)

Zimbabwe berulang kali meredenominasi mata uangnya sepanjang 2008-2009, tetapi tetap gagal mengendalikan kestabilannya, sehingga akhirnya terpaksa mencampakkan Dolar Zimbabwe. Sekarang, masyarakatnya menggunakan mata uang-mata uang asing seperti Dolar AS, Euro, dan Yuan, untuk bertransaksi sehari-hari.

Inflasi tahunan yang tidak tergolong hiperinflasi tapi tergolong tinggi dan berlangsung hingga lebih dari satu dekade akan membuat nominal mata uang semakin besar. Kondisi ini bisa mendorong negara untuk meredenominasi mata uangnya. Ketika redenominasi dilakukan karena inflasi, maka kemungkinan keberhasilannya tergantung pada stabilitas ekonomi negara saat kebijakan dilangsungkan.

Argentina sudah beberapa kali meredenominasi mata uangnya, tetapi tetap gagal mengendalikan nilai tukarnya terhadap mata uang asing dan inflasi juga terus meningkat. Bahkan semakin banyak orang yang meninggalkan peso dan memilih menggunakan mata uang asing. Stabilitas ekonomi merupakan pertimbangan pertama dan utama bagi pemerintah untuk melaksanakan kebijakan semacam ini, karena implikasinya bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga dalam perdagangan internasional dan terhadap neraca pembayaran negara.

 

Kenapa Perlu Redenominasi Rupiah?

Nominal mata uang yang terlalu besar, apapun alasannya, akan merepotkan pembukuan dan transaksi bisnis. Menurut naskah akademik yang diajukan Pemerintah Indonesia ke DPR tahun lalu, jumlah digit Rupiah yang terlalu banyak membuat transaksi ekonomi menjadi kurang efisien, dan ini berpotensi menghambat akselerasi perekonomian Indonesia ke depan.

Dari perspektif ilmu ekonomi, banyaknya digit menggarisbawahi masalah inflasi dan lemahnya nilai tukar Rupiah. Apalagi, kepercayaan diri masyarakat juga dipengaruhi oleh banyaknya jumlah nol yang muncul ketika menukar uang dengan mata uang berbeda.

manfaat redenominasi rupiah
Oleh karena itu, redenominasi umumnya dilakukan untuk mencapai target ekonomi tertentu, diantaranya:

  1. Upaya untuk memulihkan stabilitas ekonomi
    Dalam kondisi hiperinflasi, pemerintah berupaya menghentikan laju inflasi dengan kebijakan ekonomi yang disertai redenominasi. Resikonya, jika kebijakan ekonominya gagal mengendalikan keadaan, maka redenominasi justru akan memperparah kondisi karena banyaknya orang yang akan dibingungkan oleh pemangkasan nominal.

    Pada dasarnya, redenominasi sebaiknya dilakukan saat kondisi ekonomi cukup stabil dan bukan untuk memperbaiki indikator ekonomi yang buruk, karena ia takkan menyelesaikan masalah. Untungnya, Pemerintah Indonesia tidak memaksudkan redenominasi untuk tujuan ini, melainkan untuk dua tujuan di bawah ini.
  2. Redenominasi memulihkan kredibilitas mata uang
    Rupiah dikenal sebagai salah satu mata uang dengan nominal paling banyak di dunia. Pecahan 100,000-an adalah pecahan terbesar setelah Vietnam yang pernah mempublikasikan 500,000 Dong dan Zimbabwe yang pernah menerbitkan sekian miliar Dolar Zimbabwe. Kadang Rupiah bahkan dicemooh karena ini. Oleh karena itu, pemerintah berkeinginan untuk memulihkan kredibilitas mata uang dengan memangkas beberapa digit angka.
  3. Menumbuhkan kepercayaan akan mata uang yang berlaku
    Ketika nilai tukar mata uang suatu negara terus melemah terhadap mata uang lain, terutama USD, maka itu membuat masyarakat enggan menggunakan mata uangnya. Ini banyak terjadi di Afrika dan Amerika Selatan. Oleh karena itu, pemerintah berusaha untuk membangkitkan kembali kepercayaan warganya terhadap mata uang mereka dengan melakukan redenominasi. Orang Indonesia misalnya, tentunya akan lebih percaya diri jika kurs Rupiah per 1 USD adalah Rp11 dibanding bila Rp11,000.

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar terkini bisa dilihat pada grafik berikut:

Demikianlah kurang-lebih latar belakang kebijakan redenominasi mata uang, khususnya Rupiah. Bahasan mengenai redenominasi ini belum selesai, dan akan dilanjutkan di bagian kedua mengenai hal-hal yang mempengaruhi sukses atau gagalnya Redenominasi Rupiah.

161102
Sudahkah Anda mengenal "Trading Forex Online"?
Pasar Forex memiliki kapitalisasi pasar terbesar saat ini, sehingga membuka peluang bagi siapa saja untuk ikut andil dan memperoleh pendapatan tambahan. Anda berpotensi mendapatkan keuntungan 500 dolar atau lebih, hanya dengan modal 10-100 dolar saja. Trading bisa dilakukan lewat PC, Laptop, maupun Android dimana saja, kapan saja. Dapatkan info selengkapnya di sini.
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.


Bung Toni
SAYA BERHARAPA PENERAPAN REDENOMINASI RUPIAH SEGERA DILAKUKAN, INI AGAR MARTABAT BANGSA DAPAT SEGERA DIPERBAIKI. KAMI SANGAT MENDUKUNG DENGAN DILAKUKANNYA REDENOMINASI RUPIAH DAN SIAP MEMBATU DALAM MELAKUKAN SOSIALISASI MANFAAT DAN PENTINGNYA REDENOMINASI RUPIAH BANGI BANGSA INDONESIA DAN EKONOMI INDONESIA
Cathy Mirableu
@bung toni: setuju banget, Pak. Jadi kita juga nggak malu-malu banget karena nol di rupiah-nya panjang banget.
Ahmad Muhdi
Jika setelah redenominasi dilaksanakan, Kemudian BI mencetak uang baru, itu sama dengan BI merampas uang yang dulu beredar.
Cathy Mirableu
@Ahmat Muhdi: Lho, tapi kan diganti yang baru, Pak, yang masih fresh dan nggak kucel :)
Abida Muttaqiena
@Ahmat Muhdi: Saya kira tidak demikian, Pak, seperti mbak Cathy bilang, itu hanya diganti, bukan soal rampas-merampas...
Dudi Bakar
Saya sangat stuju klau redenominasi Rp dilkukan,biar mata uang kt tdk trlalu rendah di bnding negara lain
Abida Muttaqiena
@Dudi: Sepakat, Pak, jadinya harga diri kita juga lebih mantap.
Fina Septiana
setuju bgt.. soalnya itu memudahkan kita dlam menghitung nilai tukar mata uang..
Franz Sanjaya Panjaitan
gak perlu gitu . korupsi dulu berantas barulah tingkatkan harga mata uang indonesia jangan hanya kurangi angka 0...
Risvan Heryanto
saya setuju dengan redenominasi yang pengen dilakukain sama pemerintah . tapi lebih baik tunggu keadaan ekonomi kita agar lebih setabil tidak seperti sekarang . sehingga hasil nya pun semakin maksimal dan meminimalisir reisiko yang yang akan terjadi jika terjadi hal diluar dugaan
Harris Aerith
Setelah pemilihan presiden, lebih baik semua sudah di persiapkan sebelum redenominasi, seperti uang sudah tersedia untuk asing yang memilikin Rupiah dan juga daerah terpencil , karna di situ yang akan menjadi truble besar, lalu apa saja programnya untuk penukaran sekala besar? jangan lupa keamanan, jangan sampe karena redenominasi ini malah menghancurkan negara seperti 98, lalu di manfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti intelegen atau para kelompok penyadap indonesia. apakah bank bank dunia siap menghadapi ini, atau di memanfaatkan untuk menghancurkan indo
Abida Muttaqiena
@Harris Aerith: Sepakat Pak. :)
Brumer Effendi
Ngomong sih enak, umurmu brp..? dulu pernah terjadi kacaunya bukan main. kalau 10.000 terjadi kenaikan 100 rupiah, Rakyat lang sung kritis karena dianggap besar, tapi kalau 1 rupiah naik 50 sen rakyat ga tau. disiini permainan pedagang, jangan lagi deh.....
Abida Muttaqiena
@Brumer: Mohon maaf, sepengetahuan kami, yang pernah di Indonesia itu sanering, bukan redenominasi. Redenominasi kan berbeda dengan sanering. Kalau redenominasi, ya Indonesia baru akan sekarang ini. Tentang risikonya, memang ada banyak kesulitan kalau mau melaksanakan redenominasi. Tetapi khusus mengenai permainan pedagang, Kementrian Perdagangan kabarnya sedang menyusun peraturan agar permainan seperti yang Bapak sebutkan itu bisa dicegah.
Brumer Effendi
Teory nya, begitu, tapi apa benar pemerintah mau mengawasi perdagangan sampai ke daerah2, dan saya belum melihat sangsi yang diberikan oleh pemerintah terhadap pedangang, seperti cabe merah sampai 80.000 per Kg, anda pejabat yang tinggal do Jakarta sih enak. coba dulu tinggal di Indonesia bag. timur. kenaikan 1 rupiah sepertinya tidak apa2..kecil. tapi sebenarnya sdh terjadi kenaikan 1000 rupiah uang lama. paling orang rame2 tarik uang dari Bank untuk ditukar Dolar atau dibeli Emas. Ruuuuussshhhhh
Brumer Effendi
Uang 1000 jadi 1 rupiah terjadi pada th 1966.
Brumer Effendi
Kalau anda calon Presiden atau timses salah satu calon.....yakinlah tidak akan dipilih oleh rakyat...terutama oleh saya, keluarga saya, suku saya tetangga saya.
Abida Muttaqiena
Wah, pak, tidak perlu seram-seram begitu...:) Kalau boleh kami mengklarifikasi beberapa hal: Pertama, redenominasi ini adalah program Bank Indonesia selaku otoritas moneter di Indonesia, bukan program salah satu partai ataupun calon presiden. Presiden dan DPR yang akan datang bisa saja membatalkan rencana redenominasi, karena memang RUU-nya belum disahkan, tetapi sejauh ini kedua capres belum menyampaikan secara eksplisit apakah mereka mendukung atau menolak redenominasi.
Abida Muttaqiena
Kedua, tahun 1966 itu yang terjadi adalah sanering. Sanering berbeda dengan redenominasi. Dalam program sanering, memang nilai uangnya berubah, setiap Rp 1000 menjadi Rp 1. Jadi misalkan cabe merah satu kilo 80.000 dengan uang lama, maka dengan uang baru realitanya jadi butuh 80.000 x 1000. Menurut Bank Indonesia, redenominasi ini berbeda dengan sanering, hanya nominal-nya saja yang berkurang, tetapi daya beli uang masih sama. Sehingga bila dengan uang lama butuh 80.000 rupiah, dengan uang baru ya hanya butuh 80 rupiah. Seharusnya demikian. Mengenai kelak penerapannya bagaimana, ya, mari kita lihat saja kelak. Toh redenominasi kan memang belum terlaksana :) semoga saja jika terlaksana, saudara-saudara di Indonesia Timur tidak terkena dampak yang buruk...
Brumer Effendi
Apa bedanya dulu juga 1000 jadi 1 rupiah, teorynya gak terjadi apa2....tapi siap2 saja semua bank akan Rush, karena uang rupiah tidak dipercaya dan rentan terhadap perubahan sekecil apapun...uang saya sih ga bnyk, tapi jelas akan saya tukar semua ke emas dan USD. dan akan diikuti oleh semua komunitas saya.......ha...ha..... Cek saja di semua Bank, berapa banyak tabungan takbergerak, deposito rupiah yg diam, mungkin jumlahnya Triliunan.....bayangkan tiba2 semua rame2 menarik uangnya pada waktu bersamaan...apa yang terjadi...gara2 ide bapak. memang cuma efek Psychologis, masak dari punya uang 500 jt jadi tinggal, 500 rb, kalau di dollar kan, nilainya tetap, demikian juga emas.
Abida Muttaqiena
Redenominasi berbeda dengan sanering tahun 1966. Kalau sanering dulu memang tujuannya untuk mengurangi jumlah uang beredar, secara teori pun memang harus ada efeknya. Sehingga sanering = nominal berubah, daya beli berubah. Sedangkan redenominasi ini bukan demikian. Misalkan dengan denominasi saat ini 1 Dollar AS = 11.500 Rupiah, maka setelah redenominasi seharusnya akan menjadi 1 Dollar AS = 11,5 Rupiah. Redenominasi = nominal berubah, sedangkan daya beli sama.
Hani Nazmi
Saya sangat mendukung redenominasi rupiah karena lebih simple dan praktis ketika menghitung uang. Terlalu banyak nol memberikan pencitraan rupiah sangat murah dimata negara lain karena saya pernah mendapatkan testimoni seperti itu dari seorang teman asal negara eropa saat dia menukarkan uang euro ke rupiah. Saya merasa sedih padahal Indonesia tidak semurah itu.
Roy
Sebaiknya bila mau redenominasi, maka nol yang dipotong jangan hanya 3 tapi 4 nol. Bila saat ini 1 USD = Rp12.000 maka sesudah dipotong 4 nol maka menjadi 1 USD = Rp1,2. Saya kira ini lebih cocok dibanding 1 USD = Rp12 karena nanggung. Thx
Saya Kurcaci
@brumer..tolong dipahami dulu dong artikelnya..jangan hanya mencela dg alasan yang tak jelas
Sikin
Saya sangat mendukung redenominasi,untuk menyederhanakan penulisan dan tentunya demi tujuan ekonomi yang lebih baik juga,untuk sosialisasi ke msyrkt bentuk uang sama hanya menghilangkan jumlah nolnya,sy yakin msyrkt indonesia cepat paham.
Timbul Simorangkir
Sangat setuju, dan berharap secepatnya.
Andy
sangat setuju dng adanya redenominasi rupiah, semoga di segerakan aja, krn saya pernah tinggal di luar negri jadi saya tau bagaimana orng-orng dari negara lain mengolok2 mata uang kita, padahal negara mereka lebih miskin dari kita. saya yakin dng adanya redenominasi bangsa indonesia akan lebih dihargai oleh negara lain..
W. Muspikar
Segera lakukan redonominasi! Nominal rupiah sekarang sangat tidak berharga. Seharusnya semua komponen mendukung, bukan menghambat rakyat untuk membangkitkan percaya dirinya terhadap mata uang negara lain. Selama tidak merugikan rakyat, apa salahnya?
Echie
Yang tidak setuju dengan Redenominasi berarti dia tidak pengen negara memiliki martabat di mata dunia. Karena jika tidak diredenominasi Indonesia akan terus berada di tingkat paling bawah untuk nilai tukarnya dibanding dengan negara2 lain. Itu bukan merampas, melainkan mengembalikan Indonesia pada masa-masa kejayaan yang telah hilang gara2 uangnya habis ditelan DPR2 yang tidak bertanggung jawab, Saya doakan kepada para koruptor agar perutnya membusuk sebelum dia MATI. Orang yang mencuri karena kelaparan diproses secara hukum yang berlaku, tapi para Koruptor yang menilap uang rakyat dengan jumlah yang tak terhitung hanya dihukum beberapa tahun, bahkan bisa jalan2 kemana2 dan menikmati hidup mewah di tahanan. APAKAH ITU YANG DINAMAKAN NEGARA HUKUM ?????? YA BENAR NEGARA HUKUM TAPI HANYA UNTUK ORANG YANG TAK MAMPU UNTUK MEMBERIKAN UANG KEPADA HUKUM, BUKAN UNTUK PARA PEJBAT YANG BUSUK.... MERDEKA !!!!!
Serin
saya juga setuju dengan redenominasi ini, kita jadi percaya diri dan gak ribet dgn banyaknya angka nol. akan lbh simple potong 3 digit.
Vivi
bagaimana indonesia bisa maju kalau masyarakatnya masih saja dengan pikiran kolot seperti ini ? apalagi masyarakat yg pasrah dengan sesuatu yg monoton tanpa perubahan. satu perubahan merubah kita semua.. kita tidak lagi ingin menjadi negara miskin.. kita sudah harus bisa mengimbangi negara tetangga yg sudah maju dan nilai uangnya tdk terlalu besar.
Azmi Jatim
Kebijakan redenominasi harus diikuti oleh kebijakan-kebijakan lain yang mendasar : 1. Uang tidak boleh diperdagangkan, bukan saja karena haram hukumnya ( bunga saja haram ), tapi kalau diperdagangkan uang akan berada pada posisi komoditi, artinya ia akan tunduk pada hukum permintaan dan penawaran, sehingga kurs pada pagi hari bisa berubah pada sore harinya, sehingga begitu cepat pergerakan kurs. Pagi hari anda punya uang 1000 USD ( 13,3 jt rupiah ) eh .. sore harinya uang anda hanya tinggal 980 USD ( 13.3 jt rupiah ), hilang 20 USD pada hal uang itu tetap dalam simpanan di bank, gak dipakai buat bayar apapun. Nah itu kalau uang diperdagangkan seperti sekarang ini. Jadi apapun yang terjadi uang itu harus dikembalikan pada fungsinya kembali, uang itu adalah alat tukar bukan komoditi. 2. Kebijakan moneter khususnya kurs harus diubah, dari liberal kapitalis ( dikaitkan pada dollar US ), menjadi kurs tetap yang dikaitkan dengan indeks harga konsumen IHK dalam sistim CBS (Current Board System), dengan sistem ini kurs gak akan bisa lari-lari lagi. 3. Yang perlu diperhatikan pemerintah selanjutnya adalah ketersediaan stok barang, apapun komoditinya,
karena itu yang akan memicu inflasi. Jadi tugas pemerintah lebih ringan dalam pengendalian kurs.
Alan.
Apa beda nya punya uang 500 rb dengan punya uang 500 USD,? saya rasa sama-sama besar nilai nya klu redenominasi berjalan.... apa di amerika ada pecahan 100.000 USD.? he..he..he sama ajalah,

Dewi
Setuju dengan redenominasi, skrg udh thn 2015. Semoga tanah air nusantara bisa maju. Amin
Bramono
Anda yang sering bertransaksi dengan mata uang asing mungkin merasa redominasi hal yang baik. Tetapi bagi kebanyakan masyarakat yang bertahun-tahun hanya bertransaksi dengan rupiah, hanya akan menambah tekanan. Terlebih lagi efek psikologis, dan kemungkinan pedagang bisa menaikkan harga karena seolah-olah harga menjadi lebih rendah.
Opang
Negara semrawut kaya begini banyak acara.
benahi dulu semua, lambat laun kan membaik
Sandy
Hahaha...lucu....Gwe punya deposito milyaran aja gak takut redenominasi ato redenominator....knp situ cm 500jt takut...Mmg kl kaya nya tanggung sih suka was2 kali ya
Nama Anda
Saya sejutu laksanakan. Yang gak setuju redenominasi dia takut di bilang jd orang miskin. Yg tadinya miliuner jadi jutawan, yang jutawan kasihan di sebut jadi ribuwan. Padahal bilai belinya sama saja ya. Mungkin yg menolak juga tidak cukup mengerti, mesti berlahan-lahan.
Syarif
Ahh bodoh Gimana yg tinggal di daerah terpencil...Klo mau redenominasi it pasti ongkosnya besar pasti pake uang negara lagi ujung2nya turun lg rupiah
Nama Anda
saya sangat meknnduug inisiatif dari Bank Indonesia. bila dibandingkan mata uang rupiah dengan mata uang negara lain sangat jauh perbedaannya .. di negara tetangga nominal uangnya kecil tapi nilai mata uangnya tinggi. Kalau di negara kita, penyebutannya berjuta-juta tapi nilai uang nya kecil Mudah-mudahan cepat terlaksana, disosialisasikan segera,selanjutnya diterapkan. LEBIH CEPAT LEBIH BAIK .. terima kasih.
Agung
500 jt jadi 500 ribu tapi kalo di belikan daya belinya setara 500 jt pada uang lama pak...masih belum paham ya..nanti dolar yang tadinya 13 000 jadi 1 dolar nilainya 13 rupiah Gitu
Nyolot aja ..mikir apa ngotot
Agus
SEBAIKNYA: jangan redenominasi.
Turunkan nilai tukar dollar ke USD 1 = Rp 10.000Kemudian ke USD 1 = Rp 5.000 Dan kemudian kembali lagi ke USD 1 = Rp 2.000 seperti zaman dahulu.
Agus
Kemudian setelah USD 1 = Rp 2,000, barulah diredenominasi. USD 1 = Rp 2.
Thank you
Agus
Kalau redenominasi tanpa persiapan yang terjadi mungkin adalah keKAGETan dan kePANIKan yang tiba2 yang ditambah dengan keKACAUan akibat pikiran orang-orang yang berbeda-beda dalam menyikapi redenominasi. Makanya bisa kemungkinan terjadi seperti di Zimbabwe dimana S1 S2 atau S3 tidak mampu lagi berbuat banyan akibat terseret arus ekonomi sebuah negara.
Agus
Mungkin caranya adalah menerbitkan Neo Rupiah bersamaan dengan menenggelamkan rupiah lama. Dengan demikian transisinya tidak secara seketika dan instan. Sambil berjalannya rupiah lama, nilai tukar rupiah di set ke USD 1 = Neo Rp 1 atau bagaimana tergantung kepada professor-professor ekonomi. Misalnya dengan cara orang2 hebat di Indonesia seperti Jokowi, atau Ahok dan lain2. Atau sebuah perusahaan super, misalnya Hypermart memegang dan bertransaksi dengan Neo Rupiah. Hanya sekedar ide saja.
Matauang
Problem nya bukan redenominasi. Tapi rakyat indonesia masi kurang ter edukasi. Risikonya bisa bikin kekacauan. Solusinya mungkin ganti mata uang baru. Dolar indonesia mungkin?
Gunawan
Saya pertama sih cuma senyum2 saja membaca komentar orang yg pro redenominasi,tetapi lama koq jadi tertawa ketika baca alasan minta redenominasi dipercepat karena "bisa menaikkan harga diri dan martabat bangsa".. Masa iya kita menaikkan martabat bangsa dengan melakukan redenominasi saja?? Koq gampang dan begitu sederhananya?? Kalo pikirannya cuma semodel pikiran "instan" kayak gitu kapan kita bisa benar2 bisa jadi negara maju?? Majunya kehidupan suatu bangsa bukan dengan cara instan begitu bro dan sis.. tetapi dengan melakukan pembangunan disegala bidang sehingga nilai export kita bisa jauh melebihi nilai impor yang senantiasa menghabiskan cadangan devisa. Dengan naiknya nilai export terhadap nilai impor maka cadangan devisa akan membuat nilai mata uang kita menguat di dunia dan otomatis akan membuat perbandingan nilai rupiah dan dolar misalnya tidak setinggi sekarang. Pemikiran instan yang bro dan sis ajukan diatas sangat berbahaya sebab perbedaan pengertian antara saneering dan redenominasi itu setipis sehelai rambut, jika kita salah menerapkan redenominasi maka redenominasi itu akan menjadi sama dengan saneering. Untuk kasus saneering mungkin jika anda termasuk golongan yg sudah berusia 60 tahun pasti sudah pernah merasakan pahitnya perubahan yg terjadi secara cepat pada mata uang rupiah dikala itu, dimana dalam hitungan hari nilai Rp.1,- terpangkas dengan dashyat dan tak bernilai sama sekali. Dan bagi anda yg berusia dibawah 50 tahun tentu tidak pernah mengalami hal tersebut sehingga anda merasa nyaman saja dengan program redenominasi. Jadi hargailah mereka yg berusia lebih tua dan pernah mengalami kepahitan hidup gara saneering dan janganlah anda sebagai generasi muda janganlah terlalu mudah "menghalalkan" cara instan seperti redenominasi itu buat menaikkan martabat bangsa. Ingat martabat bangsa bisa naik jika kita sebagai putra-putri indonesia senantiasa menjunjung kebenaran dan keberanian membela ketidak adilan dan usaha keras kita membebaskan negara kita dari para koruptor dan kemiskinan hidup bangsanya sendiri dengan kerja keras dan perjuangan bahu membahu membangun kemakmuran negara kita.. "Majulah negeriku dan majulah bangsaku"
Kodrat Jw
Mungkin ada cara sederhana, tapi mengena untuk redenominasi. 1. Pemerintah mengadakan sosialisasi soal redenominasi secara intens dengan berbagai teknisnya. 2. Pemerintah menerbitkan mata uang Rupiah Baru 3. Mata uang Rupiah Baru ini sama persis bentuk, gambar, ukuran, warna, layout dan lain-lainnya dengan mata uang yang saat ini beredar. Hanya Angkanya yang berbeda. Misal, untuk pecahan Rp. 1.000,-  di Rupiah Baru tertulis angka Rp. 1,- untuk pecahan Rp. 100.000,- di Rupiah Baru tertulis angka Rp. 100,-. 4. Kedua mata uang itu diberlakukan atau beredar di masyarakat sebagai mata uang yang sah. Keduanya berlaku secara berdampingan dan bersama. 5. Masyarakat atau  pasar diarahkan secara pelan-pelan agar beralih dan menggunakan mata uang Rupiah Baru. Seperti bila terjadi adanya pecahan uang baru. 6. Pemerintah menarik peredaran Rupiah lama secara periodik. 7. Pemerintah juga harus menerbitkan pecahan baru  dengan nominal dibawah Rp. 1,- (sen) 8. Untuk transaksi luar negeri, harus dalam bentuk kurs Rupiah Baru.Mudah-mudahan ide ini bermanfaat.
Sigit Puspito
Dalam tataran mikro: Dengan adanya kebijakan redenominasi rupiah elastisitas perekonomian akan lebih besar pada awalnya, dimana perekonomian  yang telah terjadi Hyperinflasi perekonomian pada tahap ini sangat rentan akan ketersediaan suply barang bagi konsumen yang sedikit dengan kebijakan redenominasi ini Demand dapat ditekan secara cepat dengan besarnya elastisitas perekonomian cepat pulih ke keseimbangan pasar yang stabil. Tahap selanjutnya dari kebijakan ini suply mencukupi dari pasar, inflasi akan turun dengan sendirinya sampai tahap Nol Inflasi (pen: Keseimbangan murni tanpa bergerak lagi). Rakyat Sejahtera.
Adisoewignyo W
Pengalaman adalah guru trrbaik pres Soekarno pernah mengambil kbijakan potong 4000 tpi setelh 15 thun rupiah kembli tpuruk
Frans
Dikhawatirkan dengan adanya redenominasi rupiah akan membuat harga barang malah akan menjadi naik tinggi. Misalkan penjual biasa menjual Kerupuk dengan harga Rp. 1.000,- . Seharusnya setelah di redenominasi harga kerupuk tersebut menjadi Rp. 1,- . Tapi dengan harga Rp. 1,- penjual akan merasa harga tersebut terlalu murah. maka penjual akan menaikan harganya menjadi Rp 5,- . ketika dinilaiRp. 5,- masih terlalu murah, penjual akan menaikan lagi harganya menjadi Rp. 10,-. Sehingga nilai jual kerupuk yang sebenarnya harganya Rp. 1.000,- menjadi senilai Rp. 10.000,- setelah redenominasi.Asik jadi saya sebagai penjual bisa mendapat untung besar....
Arifferi
Itu karena kurangnya sosialisasi
Sehingga banyak yang tidak paham
Sebenarnya sederhana asal semua lapisan masyarakat mengerti maksud redominasi itu
Chairul
Perlu hati hati, inflasi merajalela, cetak duit baru
Azrizalmapangera
Tolong masa 1000 disana sampai jutaan