Seputarforex - Dolar AS jatuh ke level rendah dua setengah bulan di sesi perdagangan Selasa (11/Mei) malam ini. Pasalnya, para investor masih meragukan pengaruh kenaikan data Inflasi AS terhadap outlook Dolar. Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar AS diperdagangkan di level 90.08, terendah sejak 26 Februari.
Kenaikan Inflasi AS Belum Tentu Dukung Dolar
Sejak beberapa tahun terakhir, ekspektasi terhadap kenaikan inflasi AS menjadi penopang bullish Dolar. Inflasi yang tinggi diasumsikan dapat mendorong kebijakan kenaikan suku bunga The Fed. Akan tetapi, asumsi tersebut semakin memudar saat ini. Sejumlah pejabat The Fed termasuk Ketua Jerome Powell berulang kali menegaskan bahwa kenaikan inflasi hanya akan bersifat sementara, sehingga hal itu tak akan langsung memicu kenaikan suku bunga.
Selain itu, data NFP AS yang mengecewakan pekan lalu kian menciutkan optimisme terhadap Fed Rate Hike dan justru memicu aksi jual Dolar. Kenaikan harga komoditas yang mengarah pada kenaikan inflasi juga diyakini tak akan membuat The Fed mengubah level suku bunga dan program pembelian asetnya dalam waktu dekat.
"Bahkan walaupun jika kita mendapatkan laporan yang menunjukkan hasil (inflasi) di atas ekspektasi besok, kemungkinan reli Dolar yang kuat masih sangat kecil. Sebab, sudah semakin sedikit pelaku pasar yang mengekspektasikan The Fed akan bereaksi pada data tersebut," komentar Karl Schamotta, analis dari Cambridge Global Payments. "Kita sedang harap-harap cemas pada data inflasi. Kekhawatiran ini menyebar ke seluruh pasar keuangan."
Reli Dolar Komoditas Makin Mantap Sejak USD Melemah
Salah satu penguatan mata uang rival Dolar AS yang paling mencolok tampak pada Dolar Kanada. Saat berita ini ditulis, Dolar Kanada yang merupakan mata uang komoditas diperdagangkan di 1.2093 per Dolar AS, level terkuat sejak September 2017.
"Kinerja ekonomi cukup kuat, sehingga mendukung ekspektasi bagi bank sentral Kanada untuk menaikkan (suku bunga) mendahului The Fed," kata Schamotta. "Data ketenagakerjaan (AS) Jumat kemarin membuat divergensi kebijakan suku bunga (semakin tajam), sehingga mengangkat Dolar Kanada. Namun, dampak paling besar sejauh ini lebih karena peningkatan harga-harga logam."