EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.41/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 9 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 9 jam lalu, #Saham AS

Arab Saudi Janji Kembali Pangkas Produksi, Harga Minyak Naik

Penulis

Harga minyak menguat cukup signifikan, ditopang oleh kabar positif atas rencana Arab Saudi yang akan kembali memangkas produksi pada bulan Maret.

Harga minyak menguat lebih dari 1 persen pada perdagangan hari Selasa kemarin (12/2), setelah OPEC menunjukkan pihaknya telah memangkas produksi minyak mentah secara signifikan selama bulan Januari. Penguatan harga minyak semakin solid setelah Arab Saudi mengatakan bahwa mereka berencana kembali memangkas output harian sebanyak 500 ribu bph (barel per hari).

Pada perdagangan Rabu pagi ini (13/2), kenaikan harga minyak masih berlanjut, tercermin dari pergerakan Brent yang saat ini berada di kisaran $62.93 per barel, lebih tinggi dibandingkan harga pembukaan pasar hari Selasa pada level $61.82 per barel. Kenaikan serupa juga dialami minyak WTI yang diperdagangkan pada level $53.49 per barrel.

Harga minyak naik

 

Arab Saudi Janji Kembali Pangkas Produksi

Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih, mengatakan kepada Financial Times bahwa pemerintahnya akan memangkas produksi minyak menjadi 9.8 juta bph pada bulan Maret mendatang. Sebelumnya, negara itu telah memangkas produksi menjadi 10.3 juta bph pada bulan Januari, sebagai bagian dari kesepakatan dengan OPEC. Sekedar informasi, kesepakatan tersebut dibuat guna mengerem trend penurunan harga minyak yang sudah terjadi sejak Oktober tahun lalu.

"Pasar melihat laporan OPEC yang menunjukkan penurunan produksi pada bulan Januari, dan Arab Saudi yang berencana kembali memangkas produksi, sebagai pertanda pengetatan pasokan di bulan-bulan mendatang," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.

Selain dari Arab Saudi, sinyal pengurangan pasokan minyak juga datang dari AS. Menurut perhitungan mingguan American Petroleum Institute (API) yang berakhir pada 8 Februari 2019, persediaan minyak mentah AS secara tidak terduga turun 998 ribu barel menjadi 447.2 juta barel.

 

Optimisme Perundingan AS-China Sokong Harga Minyak

Di samping kabar positif mengenai pemangkasan produksi, harga minyak juga ditunjang oleh tumbuhnya optimisme pasar terhadap terobosan dalam perundingan perdagangan AS-China. Saat ini, kedua belah pihak sedang mengadakan pertemuan di Beijing untuk menyelesaikan sengketa dagang yang sudah terjadi sejak tahun lalu.

Ekspektasi pasar terhadap prospek penyelesaian perang dagang AS-China semakin tumbuh, terutama setelah Presiden Trump mengatakan bahwa batas waktu kenaikan tarif impor China pada awal Maret mendatang bisa diundur, asalkan perundingan kedua negara sudah semakin dekat untuk mencapai kesepakatan.

287369
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.