Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) bergerak sideways cenderung tertekan pada kisaran 95.70-an dalam perdagangan awal sesi Eropa hari ini (18/Februari). Selain karena notulen FOMC terbaru yang minim informasi, greenback juga lesu lantaran berkurangnya minat atas aset safe haven menjelang diskusi krusial antara pejabat AS dan Rusia. Namun, pelemahan dolar AS dan aset safe haven lain cenderung terbatas karena perkembangan krisis Ukraina berikutnya masih sukar diprediksi.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah menerima undangan untuk berjumpa dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada pekan depan, asalkan Rusia tidak menginvasi Ukraina. Kabar ini meredakan kegelisahan pasar yang menyeruak sejak munculnya berita baku hantam antara tentara pemerintah Ukraina dan pemberontak pro-Rusia di Donbass.
"Pertemuan yang terkonfirmasi antara Blinken dan Lavrov mungkin berarti kondisi pasar tetap stabil hingga akhir pekan, tetapi minat risiko kemungkinan akan tertahan sampai pertemuan itu (benar-benar) terjadi," kata Derek Halpenny, analis dari MUFG.
"Tarik-ulur dari krisis Ukraina terus mendominasi pasar forex, tetapi investor telah menjadi lebih bijaksana setelah optimisme yang muncul di tengah tanda-tanda awal de-eskalasi. Hasil akhirnya di (pasar) forex adalah mengunci mata uang-mata uang utama lebih lanjut dalam rentang perdagangan yang ketat," ungkap analis UniCredit dalam catatan untuk klien yang dikutip oleh Reuters.
Saat berita ditulis, EUR/USD masih terus berkonsolidasi pada kisaran 1.1370-an untuk hari ketiga beruntun. USD/JPY mencatat penguatan harian sampai lebih dari 0.2 persen, tetapi juga belum mampu mengimbangi penurunan yang terjadi pada hari perdagangan sebelumnya. Harga komoditas minyak mentah dan emas juga terkoreksi terbatas menyusul beredarnya kabar ini.